Laras ialah cewek primadona di kampusnya. Parasnya yang cantik bak cewek bule dan wajah imutnya membuat ia banyak disukai kaum adam. Suatu hari Laras diajak sang kakak bernama Fito ke kantor tempat kakaknya bekerja. Laras tidak sengaja tertidur di ruangan kerja Fito. Saat yang bersamaan ada pemeriksaan ruangan karyawan oleh CEO. Ketika CEO masuk ke ruangan Fito betapa terkejutnya ia melihat ada seorang cewek yang disembunyikan karyawannya di dalam ruangan kerja. Bagaimanakah nasib Fito akankah ia dipecat oleh sang CEO? Atau bisakah Laras membantu sang kakak untuk meluruskan kesalahpahaman tentang keberadaannya di ruangan sang kakak? Mari simak ceritanya agar tidak penasaran!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mai story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masalah Yang Seri (US)
Ibunda Bryan berkunjung ke rumah Bryan . Mereka terkejut ternyata Bryan tidak ada dirumah.
"Apa Bryan ada di rumah?" "tanya Camelia pada Yuta.
"Maaf nyonya besar, tuan muda Bryan saat ini sedang berada di Jakarta "jawab Yuta.
"Memangnya tuan muda tidak memberitahukannya kepada nyonya besar? "tanya Yuta balik.
"Mungkin Bryan lupa?"
"Tapi biasanya pak Sandy yang selalu mengabari saya. Apa mungkin karena pekerjaan yang Bryan berikan terlalu banyak pak Sandy jadi lupa memberitahu saya? "jawab Camelia.
"Mungkin saja nyonya besar! "kata Yuta.
"Ya sudah, sudah saya masuk dulu ya! "kata Camelia.
"Iya nyonya besar "kata Yuta.
Selama di dalam pesawat Rangga merasa penasaran tentang apa yang dilakukan oleh Bryan kepada Laras. Dimana biasanya Bryan selalu memaksa untuk mendapatkannya terhadap sesuatu yang ia suka.
"Kok gue jadi mikirin gimana nasibnya sama cewek yang lagi diincar Bryan ya?"
"Gue khawatir kalau Bryan bakalan maksa cewek itu buat terima dia. Yang ada nanti tuh cewek bukan terima cintanya Bryan tapi malah takut sama Bryan"
"Walaupun gue belum tau siapa tuh cewek, tapi feeling gue ngerasa bahwa dia pantas buat Bryan. Semoga loe berhasil dapetin dia, Bryan"
Fito tidak henti-hentinya tertawa mendengar cerita curhatan Laras pada Lana, istrinya selama di pesawat. Ya jika tidak ada kendala seperti cuaca dan kendala lainnya maka sekitar setengah jam lagi mereka akan tiba di Surabaya.
"Aku percaya bahwa Laras adalah anak yang baik. Tapi entah kenapa dia selalu terjebak pada kondisi dan suasana yang tidak baik. Tapi memang terkadang Laras banyak juga salahnya "kata Fito.
"Ya mas, nanti barang-barangnya aku yang ada sama Laras tolong diambil. Kasihan Laras. Kayaknya bagasinya kepenuhan karena barang-barangnya aku "kata Lana.
"Siap sayang! "kata Fito.
Laras merasa nyaman di dalam tidurnya. Layaknya dipeluk oleh seseorang. Dengan keadaan setengah sadar Laras membuka kedua matanya dan betapa terkejutnya ia saat melihat Bryan yang kini sedang memeluknya.
"Apa, jadi yang duduk disebelah gue adalah cowok yang pernah ketemu gue di pantai?"
"Perasaan tadi dia dingin banget sama gue?
"Tapi sekarang kok bisa gini?"
"Gimana cara lepasin pelukannya ya?"
"Erat banget lagi. Berasa pake lem"
"Apa gue pura-pura tidur lagi aja kali ya?"
"Tapi sumpah ini beneran malu banget gue. Mau taruh dimana muka gue kalau tiba-tiba dia bangun dan"
"aaaaaaaaa"
"Gue nggak bisa bayangin itu terjadi!"
"Aduh, gimana ya?"
"Ayo otak berpikir berpikir kasih gue ide dong!"
"Udah ah, gue nggak punya pilihan lain. Mendingan gue pura-pura tidur aja"
"Lagian masih lama juga, bodoh amat dia mau marah atau nggak "kata Laras dalam hati.
"Kuk... Kuk... Kuk.... (Bunyi suara perut Laras)
"Aduh ini perut bener-bener nggak bisa dikondisikan apa ya?"
"Kenapa loe harus lapar di saat yang tidak tepat? "kata Laras sambil memegangi perutnya.
"Kalau perut minta makan, jangan dibiarin. Nanti bisa buat kamu sakit loh, kalau dia udah ngambek! "kata Bryan yang ternyata hanya pura-pura tertidur.
"Ma.. Maaf kak, aku nggak sadar kalau tidurnya udah bikin kakak nggak nyaman "kata Laras sambil melepas pelukannya pada Bryan.
"It's okey, selama pelukan aku bisa buat kamu nyaman"kata Bryan.
"Hah?"
"Maksudnya kak? "tanya Laras.
"Nih ada sedikit cemilan buat penunda lapar "Kat Bryan sambil memberikan snack pada Laras.
"Buat aku kak? "tanya Laras.
Bryan menganggukkan kepalanya.
"Nggak usah kak, nanti aja... "
Belum sempat Laras menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Bryan menempel jari telunjuknya pada bibir Laras.
"Sssttt makan aja, okey! "kata Bryan.
"Em, makasih kak "kata Laras dengan malu-malu.
Bryan hanya menganggukkan kepalanya. Meskipun bersikap seolah biasa-biasa saja tetapi ketahuilah bahwa di dalam hati Bryan saat ini merasa bahagia. Layaknya seperti bunga yang bermekaran yang menyebarkan aroma manis dan menggoda.
"Ehem, kamu ada agenda apa ke Surabaya?"
"Liburan bareng suami kah.... "kata Bryan.
Bryan belum menyelesaikan pembicaraan namun tiba-tiba Laras tersedak.
"huek... huek... "Laras batuk.
"Kamu kenapa, makannya pelan-pelan"
"Minum dulu! "kata Bryan sambil memberikan air minum pada Laras.
"Pertanyaan kakak itu yang kenapa?"
"Aku belum nikah, tau!"
"Orang baru tamat SMA juga. Lagian kalau aku buru-buru nikah bisa digorok sama kakakku "jawab Laras.
Bryan tersenyum mendengar jawaban Laras.
"Emangnya ada ya kakak sekejam itu?"
"Kelihatannya kamu nggak akur sama kakak kamu? "tanya Bryan.
"Ya begitulah namanya juga kakak-adik! "jawab Laras.
"Oh ya kalau kamu belum menikah, lalu foto yang waktu di rumah sakit itu berarti bukan foto anak kamu? "tanya Bryan.
"Bukan. Itu foto keponakan aku yang baru aja launching berapa bulan "jawab Laras.
"Kalau kakak ke Jakarta ngapain, mau ketemu pacarnya kah? "tanya Laras balik.
"Pacar?"
"Aku nggak punya pacar! "jawab Bryan.
Laras hanya menganggukkan kepala sebagai jawaban.
"Sebenarnya aku mau cari istri, tapi malah nggak sengaja ketemu sama kamu waktu di pantai "lanjut Bryan.
"Hah?"
"Hem, itu mungkin cuma kebetulan kali kak! "kata Laras sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Oh justru aku mau tanya kenapa justru karena peristiwa kebetulan itu, kamu justru selalu berputar-putar di pikiran aku "kata Bryan.
Laras langsung merasakan sesak di dadanya bukan karena sakit. Tetapi karena efek dari pernyataan Bryan tadi.
"Wah, gawat nih kok gue jadi kepikiran sama yang dibilang sama Celia ya?"
"Apa jangan-jangan ditubuh gue ada susuknya ya, sampe setiap cowok yang gue temui selalu kepikiran sama gue? "kata Laras dalam hati.
"Kenapa kamu diam!"
"Atau jangan-jangan kamu menggunakan meminta bantuan dukun buat pelet saya? "tanya Bryan.
"Nggak kok, aku aja nggak pernah ke dukun!"
"Gimana ceritanya mau pelet kakak cuma karena pengen dicintai sama kakak? "jawab Laras.
"Cinta, aku nggak bilang cinta sama kamu. Aku cuma bilang setelah kejadian itu kamu selalu ada di pikiran aku. Bukan cinta loh ya!"
"Kamu harus tau, gara-gara terus berada di pikiran saya. Kamu sudah berhasil membuat saya meminta bantuan dukun gadungan untuk menghilangkan kamu dari pikiran saya. Dan perlu kamu tahu m-banking saya hampir kebobolan gara-gara dukun gadungan itu "kata Bryan.
"Tapi aku beneran nggak tau kak, sumpah! "kata Laras.
"Apa buktinya kalau nggak pake dukun untuk memelet saya?"
"Kalau kamu nggak ada bukti, kita bisa selesaikan ini di kantor polisi! "kata Bryan.
"Ini beneran kasus yang nggak masuk akal, nggak mungkin juga aku masuk penjara hanya karena ini! "kata Laras.
"Bisa aja, masuk akal atau nggak untuk zaman sekarang bisa loh masuk penjara. Mau coba? "tanya Bryan.
