SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10
********
Beberapa hari berlalu...
Di apartemennya, Saffiya tengah sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti ujian semesternya.
Sementara Meyra sibuk didapur menyiapkan makan malam untuk mereka, ia adalah gadis yang pandai memasak.
Semenjak duduk dibangku SMA, Meyra sering mengikuti kursus memasak untuk mempermantap hobinya itu.
Sehingga semenjak tinggal bersama Saffiya, Meyra yang mengurus semua urusan dapur.
Kini setelah duduk dibangku kuliah, Meyra bercita-cita ingin membuka sebuah restoran dengan menu ciptaanya sendiri.
Setelah selesai, ia mulai menata semuanya diatas meja makan, semuanya terlihat sangat lejat yang membuat Meyra puas dengan hasilnya kerja kerasnya selama beberapa saat di dapur.
" Sa! yuk makan! " panggil Meyra setelah semuanya siap.
Namun orang yang di panggilnya masih sibuk dengan lebtopnya didalam kamar.
" Beb ayo makan! " panggil Meyra lagi yang masuk kedalam kamarnya memanggil gadis itu.
" Iya bentar, kamu makan aja dulu. aku masih harus selesaiin ini dulu. " jawab Saffiya yang enggan beranjak dari tempat duduknya.
" Makan dulu, ntar lanjutinya. " ajak Meyra sambil menarik tangan gadis itu keluar menuju meja makan.
Ia pun duduk dimeja makan dengan Meyra yang mulai mengambilkan makanan untuknya.
" Nih cobain masakan aku. " ucap Meyra.
" Kamu yang masak semua ini? " tanya Saffiya kaget, karena melihat banyak sekali makanya di meja makan.
" Iya lah, terus siapa lagi. buruan cobain. " jawab Meyra yang merasa bangga dengan hasilnya.
Saffiya pun mulai mencicipi semua masakan Meyra satu persatu.
" Gimana? enak nggak? " tanya Meyra penasaran.
" Lumayan, aku suka. " jawab Saffiya.
" Benarkah? " tanya Meyra tidak menyangka.
" Kamu biasa masak sendiri? " tanya Saffiya penasaran.
" Iya, dulu aku sering kursus memasak saat masih SMA. " jawab Meyra yang juga mulai menikmati makanya.
" Oh ya, kok aku nggak tau. " ucap Saffiya kaget.
" Iya, karena aku kursus diam-diam. sebenarnya aku pengen buka restoran dengan menu aku sendiri, cuma papa nggak setuju karena dia pengen aku ikut kerja meneruskan bisnisnya. " jawab Meyra yang sudah berkeinginan lama.
" Bagus dong, aku doain secepatnya terwujud. " ucap Saffiya yang ikut senang mendengar mimpi sahabatnya itu.
" Aminn... aku pasti akan berusaha. " jawab Meyra semangat.
Keduanya pun menikmati makan malam itu, sambil mengobrol hal hal yang menyenangkan.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali Saffiya sudah bersiap siap untuk berangkat kekampus, hari ini adalah hari pertama ujian semesternya.
Ia sengaja datang pagi-pagi sekali, agar bisa belajar sebentar sebelum ujianya dimulai.
Saffiya duduk dikursi paling belakang dan mulai membuka catatanya, terlihat mahasiswa yang lain juga sudah mulai berdatangan.
Sejam kemudian, semua mahasiswa sudah hadir dikelas. terlihat semuanya tegang karena hari pertama ini adalah mata kuliah Rayan.
Tidak berselang lama, Rayan pun masuk dan mulai membagikan soal-soal ujian, semuanya pun mulai mengerjakanya dengan serius.
Begitupun dengan Saffiya, gadis itu terlihat sangat tenang, walaupun sudah mempersiapkan diri jauh-jauh hari.
Rayan mengawasi semua peserta ujian dengan berjalan keliling di setiap jalur kursi mahasiswa.
Karena dikenal sangat teliti dan tegas, pria itu tidak akan memberikan ampun kepada siapa pun yang berbuat curang.
Dua jam berlalu, waktu ujian pun habis. Semuanya mengumpulkan kertas jawaban mereka dimeja depan.
Rayan sengaja tidak mengumpul soal ujianya, agar mahasiswanya bisa mengecek kembali jawaban mereka atau mempelajarinya.
Saffiya terlihat yakin dengan jawabanya, ia pun maju kedepan mengumpulkan kertas jawabanya.
Rayan memperhatikan tangan gadis itu, karena terlihat sebuah plester yang masih terpasang di bekas infus.
Setelah selesai Saffiya pun keluar, namun tiba-tiba Rayan memanggilnya.
" Saffiya! " panggil Rayan.
" Iya pak. " jawab Saffiya yang langsung menoleh.
" Tolong bawa semua kertas jawaban ini keruangan saya. " pinta Rayan yang sudah berjalan lebih dulu.
" Hah? aku nggak salah dengar? " batin Saffiya kaget mendengar perintah pria dingin itu.
Dengan cepat ia segera membawa kertas jawaban itu, dan mengikuti Rayan dari belakang sambil tersenyum senang.
Sesampainya diruangan Rayan, Saffiya langsung meletakan semua kertas jawaban itu diatas meja kerjanya dan bergegas untuk segera keluar.
" Tunggu! " ucap Rayan yang menahanya.
" Iya pak? apa ada lagi yang perlu saya bantu? " tanya Saffiya.
Terlihat Rayan membuka laci meja kerjanya dan mengambil sesuatu dari dalam sana.
" Ini! " ucap Rayan yang memberikan kantong kertas kecil berwarna putih kepada gadis itu.
" Apa ini? " tanya Saffiya menerimanya.
" Obat kamu. " jawab Rayan.
" Hah? " Saffiya langsung merasa bingung dengan maksud Rayan memberinya sekantong obat.
" Kemarin saya lupa memberikanya, itu resep obat dari klinik yang harus kamu minum. karena kamu pergi tanpa pamit kepada dokter disana, jadi mereka menghubungi saya untuk mengambil semua resep obatnya. " jelas Rayan.
" Ooh.. terima kasih pak. " jawab Saffiya kemudian ingin keluar.
" Pola makanya dijaga, jangan sering mengkonsumsi makanan instan. " pesan Rayan lagi.
" Iya, saya permisi pak. terima kasih. " jawab Saffiya malu.
Dengan cepat gadis itu segera keluar dari ruangan Rayan, karena merasa sangat malu dengan kejadian diklinik itu.
Ia pergi tanpa pamit kepada dokter disana dan malah merepotkan Rayan untuk menebus semua obat obatnya.
***
1 bulan kemudian seluruh ujian semester pun selesai, semua mahasiswa terlihat sangat lega karena telah melewati hari-hari yang menegangkan itu.
Begitu pun dengan Saffiya, ia terlihat lega karena sudah menyelesaikan kewajibanya.
" Akhirnya bisa tidur nyenyak juga. " gumam Saffiya yang langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang.
" Selamat ya, kamu telah bekerja keras. " ucap Meyra yang juga ikutan senang.
" Thank you. " jawab Saffiya tertawa.
" Jalan-jalan yuk. " ajak Meyra tiba tiba.
" Ntar aja ah, aku masih pengen tidur dulu. " jawab Saffiya yang terlihat sudah sangat mengantuk.
" Oke deh, nanti kalau kamu udah puas tidur, kita keluar main. " jawab Meyra yang keluar dan menutup pintu kamar gadis itu.
Seminggu lamanya Saffiya memulihkan tenaganya, dan selama itu juga ia tidak keluar dari apartementnya.
Saffiya menggunakan waktu liburnya itu untuk lebih banyak tidur, karena selama ujian ia memang jarang sekali tidur teratur.
" Sa! kita keluar main yuk. " ajak Meyra yang bosan karena selama seminggu ini ia hanya jalan-jalan sendiri saja.
" Memangnya kamu mau kemana? " tanya Saffiya yang masih berbaring sambil menutup tubuhnya dengan selimut.
" Makan kek, atau kemall, kemana gitu, aku bosan di rumah mulu. " jawab Meyra.
" Ya udah, bentar aku mandi dulu. " jawab Saffiya yang bangkit dari tidurnya kemudian masuk kedalam kamar mandi.
Meyra pun kembali kekamarnya untuk bersiap siap.
Hari ini mereka memutuskan untu pergi kesalah satu taman hiburan untuk bersenang-senang.
Meyra terlihat sangat senang, karena akhirnya bisa jalan-jalan juga.
Sesampainya ditaman hiburan, mereka langsung bersenang senang.
Saffiya juga sangat menikmati waktu liburnya itu, ia terlihat sangat senang ketika mencoba semua wahana yang ada.
Setelah puas bermain, keduanya pun mencari makanan yang dijual dikedai kedai kecil yang terjejer rapi ditempat tersebut.
" Kita duduk disana. " ajak Meyra setelah mereka memesan beberapa makanan dan minuman.
Hari ini cuaca cukup panas, sehingga sangat cocok menikmati minuman dingin diluar seperti ini.
" Kita kemana lagi? " tanya Meyra yang masih belum puas.
" Kamu nggak capek? " tanya Saffiya kaget. sebab ia sudah kecapean karena bermain tadi.
" Belum, aku masih pengen main. " jawab meyra yang masih bersemangat.
" Terserah kamu mau kemana, aku ikut aja. " jawab Saffiya pasrah.
Mereka pun segera menghabiskan semua makanan yang mereka pesan, dan lanjut pergi menuju ketempat selanjutnya.
Satu jam kemudian kemudian, mereka berhenti disalah satu mall terbesar, Karena Meyra ingin mengajak Saffiya menonton.
" Sa! buruan turun, kita udah sampai. " ajak Meyra yang sudah tidak sabar.
Keduanya pun segera masuk kedalam dan langsung menuju bioskop.
Selama film berlangsung, Saffiya memilih untuk tidur saja, karena tidak menyukai gendre film yang Meyra pilih.
Namun sahabatnya itu terlihat sangat menikmati film, dengan sesekali terlawa geli karena alur cerita dari film yang ia tonton.
Sore menjelang, Meyra akhirnya mengajaknya pulang karena sudah merasa capek.
Sebelum kembali keapartement mereka, Saffiya mampir sebentar disalah satu caffe untuk membeli minuman.
Begitu sampai disana, ia melihat Rayan yang sedang duduk bersama seorang gadis.
Keduanya terlihat sangat akrab, bahkan sesekali Rayan mengelus kepala gadis itu.
Melihat itu, Saffiya langsung pergi karena tidak ingin melihat kemesraan mereka berdua.
Ada rasa kecewa dihatinya, ia pun bingung entah mengapa rasa itu muncul tiba tiba, ketika melihat pria dingin itu bersama wanita lain.
" Loh kok cepat amat. " tanya Meyra bingung karena sedang menunggu di parkiran.
" Minumanya habis. " jawab Saffiya yang langsung melajukan motornya.
Sesampainya di apartement, ia langsung masuk kedalam kamarnya tanpa sepatah kata pun.
" Kenapa tuh anak? aneh banget? " gumam Meyra bingung.
Karena penasaran Meyra menghampiri kamarnya.
" Sa! kamu kenapa? " tanya Meyra sambil mengetuk pintu kamar gadis itu.
" Aku nggak apa-apa, pengen istirahat aja. " jawab Saffiya.
" Beneran? " tanya Meyra memastikan lagi.
" Iya. " jawab Saffiya singkat.
Meyra pun masuk kedalam kamarnya untuk membersihkan tubuhnya sebelum beristirahat.
Larut malam sekita pukul 9, Saffiya tengah berdiri didepan pintu apartementnya, ia penasaran dengan wanita yang bersama Rayan tadi sore.
Saffiya tengah menunggu Rayan membawa wanita itu keapartementnya.
Setelah beberapa menit menunggu, Rayan pun datang. dan benar saja ia bersama dengan wanita yang Saffiya lihat tadi sore.
" Siapa sih cewek itu? " gumam Saffiya kesal, sambil mengintip mereka dibalik lubang kecil yang ada pintu apartemenya.
Keduanya pun masuk kedalam unit apartemen Rayan, hal itu membuat Saffiya semakin kesal. karena berfikir yang tidak-tidak, jika pria dan wanita sedang berduan apalagi ditempat sepi seperti ini.
Ia bolak-balik di depan pintu, memikirkan cara untuk mengetahui siapa wanita itu.
" Kamu ngapain disitu? nunggin paket? " tanya Meyra yang keluar dari kamarnya.
" Sssstttttt...... " ucap Saffiya langsung menutup mulut Meyra.
" Ihhh.. kenapa sih? " tanya Meyra bingung.
Namun Saffiya tidak menjawabnya, ia terus mengintip dari lubang kecil yang ada di pintu.
" Kamu liat apa sih Sa? " tanya Meyra penasaran dan ikut melihat apa yang diliat gadis itu.
" Nggak ada siapa-siapa. " ucap Meyra bingung, karena memang tidak melihat keduanya.
saffiya terlihat sangat kesal.
" Heh! kamu kenapa sih? " tanya Meyra semakin penasaran.
" Sebenarnya aku lagi ngelihatin pak Rayan." jawab Saffiya jujur.
" Hah! Rayan? Rayan siapa? " tanya Meyra yang masih belum mengetahui dosen tampan itu, tinggal di sebelah unit mereka.
" Itu, dosen yang kemarin pas kamu ikut kelasnya. " jawab Saffiya.
" Hah, beneran? dimana? " tanya Meyra yang langsung membuka pintu melihat apa benar ada Rayan diluar.
" Ehhh... ngapain pintunya dibuka? nanti ketauan kalau kita sedang ngintipin mereka. " ucap Saffiya kaget, kemudian langsung menutup pintu.
" Kamu yang bener? tapi kok nggak ada diluar? " tanya Meyra bingung.
" Dia udah masuk, Rayan tinggal diunit sebelah. " jawab Saffiya.
" Haaaaaaahhhhh....." Seketika Meyra kaget mendengarnya.
" Aku juga kaget, pas pertama kali pindah kesini. ternyata pak Rayan tinggal disamping unit aku. " jelas Saffiya.
" Terus kalian saling sapa nggak? " tanya Meyra penasaran.
" Boro-boro kenal baik, pas aku tegur saja dia super cuek. mana sifatnya dingin. udah kaya manusia salju tau nggak. " jawab Saffiya yang berjalan menuju dapur.
Meyra langsung faham dengan maksud dari perkataan sahabatnya itu.
" Kamu demen ya sama manusia es itu? " tanya Meyra menggodanya.
" Mana ada, siap juga yang naksir sama dia. bisa-bisa aku mati beku kalau dekat sama manusia es itu. " jawab Saffiya langsung mengelak.
" Yaellahh.. Sa! Sa! " ucap Meyra menyindir.
Ia pun tersenyum karena yakin dengan dugaanya itu, jikalau Saffiya memang memiliki perasaan spesia pada Rayan.
###NEXT###
Salam Hangat Dari Penuliss.....