NovelToon NovelToon
Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Antasena Pendekar Tanpa Tanding

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Spiritual / Perperangan / Ilmu Kanuragan / Kultivasi Modern / Penyelamat
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: kelana syair( BE)

Pengembaraan seorang pendekar muda yang mencari para pembunuh kedua orang tuanya.Ia berkelana dari satu tempat ketempat lain.Dalam perjalanannya itu ia menemui berbagai masalah hingga membuat dirinya menjadi sasaran pembunuhan dari suatu perguruan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kelana syair( BE), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bertarung di hutan 2

Baron memeriksa di pohon yang tumbang itu untuk memastikan kalau anak muda yang diburunya itu ada di sana.Namun setelah dia memeriksa di sana tidak menemukan ada Antasena yang dicarinya. Tentu saja hal itu langsung membuat darah naik seketika.

"Sungguh menjengkelkan sekali kemana perginya bocah sialan itu, awas saja kalau ketemu akan ku tebas batang lehernya, "ucap Baron dengan raut wajah kesal.

Baron kemudian mengedarkan pandangannya ke segala penjuru tempat itu lalu pandangannya itu berhenti pada sebuah pohon besar yang di bawahnya dipenuhi semak semak.

"Apa mungkin bocah sialan itu ada di sana, " gumam Baron, tanpa pikir panjang lagi ia langsung menuju ke arah pohon besar itu.

Antasena yang melihat  seseorang menuju kearahnya segera menyiapkan busur panahnya.

"Baguslah mendekatlah kau kemari ," gumam Antasena sambil mengambil ancang-ancang untuk membidik Baron dari balik semak semak.

Baron yang menganggap Antasena tidak mempunyai keahlian apa apa terus melangkah maju tanpa sikap waspada menuju ke pohon besar itu.

Ketika jaraknya kira kira tinggal tiga meter tiba-tiba weees...!!! sebuah anak panah meluncur deras ke arah dan kress...!!!!

Aaaaah....!!! Baron berteriak begitu keras ketika anak panah yang Antasena lepaskan mendarat tepat di dadanya yang sebelah kanan. Darah pun langsung mengucur membasahi bajunya.

Teriakan Baron membuat Praja dan Sani tersentak dan bergegas menuju ketempat Baron.

"Apa terjadi dengan mu Baron, " teriak Praja yang jarak lumayan jauh dari Baron.Namun teriakan Praja itu tidak mendapatkan sahutan dari Baron yang sedang merasakan kesakitan.

Aaah...!! Teriak  Baron setelah mencabut anak panah yang mengenai badannya itu.

"Bocah bangsat ayo tunjukkan dirimu jangan hanya bersembunyi saja, " teriak Baron, dengan begitu marahnya.

Hiaaat....!!!! Tiba-tiba Antasena muncul dari semak semak yang ada di depan Baron sambil menyiapkan anak panahnya.

Kemunculan Antasena yang sangat tiba-tiba itu membuat Baron terperangah dan tidak bisa berbuat apa-apa karena merasa sakit di bagian dadanya.

"Kau harus mati  orang jahat !" teriak Antasena langsung melepaskan anak panahnya.Weees... slaap.. kress...!!! Anak panah itu tepat menancap di kepala Baron tanpa bisa dihindarinya.

Aaah....!! bruuuk..! Baron pun langsung roboh seketika.

Setelah berhasil membunuh Baron, Antasena segera berkelebat pergi.Walaupun Antasena belum pernah mengalami pertarungan,tapi dalam bidang berburu dan menggunakan panah dia sudah mahir karena hampir setiap hari dia menggunakan senjata itu untuk membunuh hewan buruannya.

Bagi Antasena hutan adalah tempat bermainnya dari kecil sampai dia besar, jadi tidak heran jika di dalam hutan itu Antasena mampu mengendalikan keadaan.

Praja dan Sani sangat terkejut begitu melihat Baron telah tewas dengan kepala tertembus anak panah.

"Kurang ajar, ternyata anak itu berhasil membunuh Baron .Sani kita harus cepat menemukan anak itu, "ucap Praja, dengan tangan terkepal karena saking marahnya.

"Akan aku kuliti anak itu jika ketemu nanti ayo Praja kita berpencar dan dapatkan bocah sialan itu, " ucap Sani langsung berkelebat pergi mengitari tempat itu.

Sani dan Praja meningkatkan kewaspadaannya setelah melihat Baron tewas mereka berdua tidak lagi berani lagi meremehkan Antasena.

Antasena yang bersembunyi di atas pohon yang daunnya rimbun tidak dapat ditemukan dengan mudah oleh mereka sebaliknya dia dapat mengintai pergerakan dua orang itu dengan sangat mudah.Bahkan kali ini bisa dikatakan bergantian Praja dan Sani yang menjadi target buruannya.

"Bagaimana dengan keadaan ibu sekarang melawan kedua orang itu apakah dia sekarang masih baik baik saja, " ucap Antasena dalam hati, merasa khawatir dengan keselamatannya.

Antasena kemudian turun dari pohon dan berjalan mengendap endap menuju ke pohon lainnya untuk menyembunyikan dirinya. Ia memperhatikan Praja dan Sani yang berjarak dua puluh meter darinya.Dua orang itu terpisah cukup jauh membuat Antasena berani untuk mendekati salah satunya.

Kali ini yang menjadi targetnya adalah Sani yang berada tepat di depannya.Ia mengendap endap mendekati Sani yang sedang mencari  dirinya di semak semak.

"Anak sialan ayo tunjukkan dirimu dan hadapi aku, saat ini aku yakin pasti Ibumu sudah mampus di tangan kakang Jaran Kempong." teriak Sani, berusaha memancing Antasena keluar dari persembunyiannya.

"Bangsat, kalau sampai Ibu ku terbunuh, aku juga tidak akan membiarkan kalian keluar dari sini hidup hidup," Batin Antasena , langsung tersulut emosinya.

Antasena terus mendekati Sani dengan gerakan senyap tanpa mengeluarkan suara sedikitpun,membuat Sani tidak menyadari dirinya sedang dalam  pantauannya.Jarak Antasena dan Sani pun kurang lebih tinggal sepuluh meter.

"Kau harus terima hadiah dari ku, " ucap Antasena, segera menyiapkan anak panahnya dan mengambil ancang-ancang.

Setelah dirasa tepat sasaran Antasena pun melepaskan anak panahnya wesss...!

Namun Sani yang sudah waspada dari tadi langsung menangkap adanya getaran serangan yang datang ke arahnya.

Traang...!!! Anak panah itu berhasil ditangkis oleh Sani dengan pedangnya.

"Rupanya kau di sana bocah tengik,ayo cepat keluar,mau sampai kapan kamu bersembunyi dari ku." ucap Sani sambil menoleh ke arah kanannya.

Hiaaat... wess... duar...!! Sani melepaskan serangannya ke arah semak semak yang ada di sebelah kanannya itu.

Wuss... slaap... duaaar....!!!

Bersamaan dengan ledakan itu Antasena muncul dengan melompat setingginya dua meter, sambil melepaskan anak panahnya.

"Terimalah ini hiaaat...! weeees...!!!

Sani terbelalak melihat serangan kejutan itu, secepat mungkin ia segera membuang dirinya ke samping untuk menghindari anak panah itu.

Tapi sayangnya anak panah itu jauh lebih cepat dari gerakannya sehingga anak panah yang dilepaskan Antasena tadi berhasil mengenai kaki kirinya.

Aaaaaah...! "Praja dia ada di sini..!! " teriak Sani.

1
xio zhou
lanjutkan min
xio zhou
lanjutkan
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Gempa bumi 🌏
ria
lanjutkan
Endri ALLIKA
lanjutkan Bosque 🙏🙏
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Yeaaah
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
Zainal Arifin
lanjutkan
Redy Ryan Little
Bagus
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Muantebz
ria
lanjutkan
ria
lanjutkan maju terus
ria
maju
ria
semangat
ria
lanjutkan
ria
mantap
ria
maju terus
ria
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!