Perasaan Bisma yang begitu besar kepada Karenina seketika berubah menjadi benci saat Karenina tiba-tiba meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Akankan Bisma dan Karenina bisa bersatu kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25 Memulai Dari Awal
Bisma duduk di samping Nina sembari menggenggam tangan Nina. Venna pulang terlebih dahulu untuk membawa baju ganti, sedangkan Nino terpaksa harus kembali bekerja karena pekerjaan dia sedang banyak. Perlahan Nina mulai menggerakkan tubuhnya dan memegang kepalanya yang terasa masih sedikit pusing.
"Ishhh...kepalaku pusing sekali," gumam Nina.
Perlahan Nina membuka matanya dan berapa terkejutnya dia saat melihat Bisma berada di sana. "Syukurlah kamu sudah bangun," ucap Bisma dengan senyumannya.
"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Nina.
"Kenapa kamu menyembunyikan semua ini dariku? kenapa kamu tidak jujur saja dari dulu, mungkin keadaannya tidak seperti ini," ucap Bisma dengan mata berkaca-kaca.
"Sudahlah Bisma, lebih baik kamu lupakan saja aku dan anggap tidak pernah terjadi apa-apa diantara kita," ucap Nina dengan memalingkan wajahnya.
"Nina, kenapa kamu bicara seperti itu? aku menerima kamu apa adanya, aku akan menemani kamu sampai kapanpun," ucap Bisma.
"Aku tidak akan bisa menemani kamu selamanya Bisma, umurku tidak akan lama lagi kamu ngerti gak sih?" bentak Nina dengan deraian air matanya.
Bisma langsung memeluk Nina. "Jangan bicara seperti itu Nina, justru aku akan menemani hari-harimu dan aku akan menemanimu sampai kapanpun," ucap Bisma dengan deraian air mata.
"Aku tidak akan bisa membahagiakan kamu Bisma, seharusnya kamu ngerti itu. Menikahlah dengan wanita lain, wanita yang bisa menemani kamu dan membahagiakan kamu," lirih Nina.
"Tidak ada wanita yang bisa membahagiakan aku kecuali kamu, Nina. Jadi aku mohon, berilah aku kesempatan untuk bisa membahagiakanmu di sisa umurmu," ucap Bisma.
Bisma melepaskan pelukannya, dan menatap Nina. Keduanya menangis dalam diam, sama-sama merasakan kesakitan yang luar biasa. "Kita mulai semuanya dari awal, aku janji akan membahagiakan kamu. Dan aku juga janji akan membuat hari-hari kamu penuh dengan kebahagiaan sampai-sampai kamu akan lupa dengan kesedihanmu," ucap Bisma.
"Tapi bagaimana dengan Nadira?" tanya Nina.
"Jangan pikirkan dia, biar dia jadi urusan aku," sahut Bisma.
Nina tidak bisa berkata apa-apa lagi, dia memang masih sangat mencintai Bisma hanya saja dia dulu meninggalkan Bisma karena penyakit yang dideritanya. Dia ingin melihat Bisma bahagia dengan wanita yang nantinya akan menemani dia. Tapi, pada kenyataannya cinta keduanya sangat besar.
Hari itu Bisma menemani Nina di rumah sakit, bahkan hubungan keduanya sudah mulai membaik. Mereka tertawa bersama, membuat keduanya sangat bahagia. "Aku rindu sama tawa kamu, Nina," ucap Bisma sembari mengelus pipi Nina.
Nina tersenyum, tiba-tiba ponsel Bisma berdering tertera nama Nadira di sana. "Ada apa dia nelepon aku?" gumam Bisma.
"Siapa?" tanya Nina.
"Nadira," sahut Bisma.
"Angkat saja, lebih baik sekarang kamu selesaikan urusan kamu dengan Nadira karena aku tidak mau dianggap sebagai perusak hubungan kamu dan Nadira," ucap Nina.
"Tapi----"
"Kembali lagi jika kamu sudah menyelesaikan urusan kamu dengan Nadira karena bagaimana pun Nadira adalah tunangan kamu dan aku tidak mau menghancurkan kebahagiaan wanita lain demi kebahagiaan diriku sendiri," jelas Nina.
"Baiklah, aku akan selesaikan urusan aku dengan Nadira dan aku akan kembali lagi ke sini," ucap Nina.
Nina menganggukkan kepalanya dan tersenyum, sedangkan Bisma segera pergi meninggalkan ruangan rawat Nina. Bisma mengajak Nadira untuk bertemu di sebuah restoran dan itu membuat Nadira sangat bahagia. Nadira tidak tahu jika tujuannya mengajak bertemu untuk mengakhiri hubungan mereka.
Bisma tiba terlebih dahulu, dan tidak lama kemudian Nadira datang dan langsung memeluk Bisma dari belakang. "Ada apa sayang, tumben kamu ngajak aku makan siang di restoran," ucap Nadira dengan manjanya.
Bisma melepaskan tangan Nadira. "Jangan seperti ini, duduklah," ketus Bisma.
Nadira pun duduk di hadapan Bisma dengan wajah yang berseri-seri. "Ada yang mau aku ucapkan kepadamu, Nadira," ucap Bisma.
"Apa?" tanya Nadira dengan wajah yang masih berseri-seri.
"Mari kita akhiri hubungan kita, aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini karena aku tidak cinta kepadamu," tegas Bisma.
Seketika senyuman itu luntur dan berubah menjadi raut wajah yang terlihat sangat marah. "Kenapa? apa semua ini gara-gara wanita itu?" bentak Nadira.
"Tidak, jangan salahkan Nina. Ini semua salah aku yang tidak bisa melupakan Nina dan terlalu cinta kepadanya," sahut Bisma.
Nadira bangkit dari duduknya dan menatap tajam ke arah Bisma. "Kamu sudah berani cari gara-gara kepadaku dan itu artinya kamu sudah siap menanggung semuanya!" geram Nadira.
Nadira mengambil gelas yang berisi air putih itu lalu menyiramkannya kepada wajah Bisma, setelah itu dia pergi meninggalkan Bisma dengan emosi yang memuncak. Sedangkan Bisma hanya bisa terdiam, dia memang harus siap menanggung konsekwensinya. "Maafkan Bisma, Mom," batin Bisma.
Tidak lama kemudian Rani menghubungi Bisma dan Bisma tahu apa yang sudah terjadi. Bisma pun dengan cepat pergi dari restoran itu dan pulang menuju rumahnya. Sesampainya di rumah, benar saja keluarga Nadira sudah mengambil alih semua aset yang dimiliki Rani dan juga Bisma.
"Mommy."
"Semuanya sudah diambil, Bisma," lirih Mommy Rani.
"Maafkan Bisma, Mom. Bisma yang sudah membuat semuanya hancur, Bisma tidak bisa menjalani hubungan dengan Nadira tanpa cinta sedikit pun," sesal Bisma.
"Tidak apa-apa Nak, Mommy tahu jika kamu tidak akan pernah bisa menjalani semua ini makanya Mommy memang sudah menyiapkan semuanya dari awal," sahut Mommy Rani.
"Hah, maksud Mommy apa?" tanya Bisma kaget.
"Kebahagiaan kamu lebih penting dibandingkan harta ini, harta hanya titipan tidak akan dibawa mati," sahut Mommy Rani dengan senyumannya.
Bisma sampai melongo dengan jawaban Mommynya, dia tidak menyangka jika Mommynya akan sekuat itu. Tapi itu membuat Bisma sangat bahagia, biarlah semua hartanya habis yang penting Mommynya selalu ada di sampingnya untuk mendukungnya. Bisma dan Rani pun membereskan barang-barang milik mereka dan bersiap-siap untuk pindah.
"Ya, Allah Mommy tidak menyangka jika Nina selama ini mengidap penyakit yang sangat parah." Rani merasa sangat terkejut dengan cerita Bisma.
"Iya, Mom. Pokoknya mulai sekarang Bisma akan memulai semuanya dari awal, Bisma ingin membuat Nina bahagia di sisa hidupnya," ucap Bisma.
Rani mengusap pundak Bisma dengan lembut. "Apa pun yang kamu lakukan, Mommy pasti akan mendukungmu. Nanti, kamu antar Mommy untuk menemui Nina, ya," ucap Mommy Rani.
"Iya, Mom. Sekarang kita beres-beres dulu, Bisma sudah membeli rumah di dekat rumah Nina, kebetulan satu bulan yang lalu ada rumah yang mau dijual dan Bisma segera membelinya karena untuk berjaga-jaga dan sekarang benar 'kan kita membutuhkan rumah itu," sahut Bisma.
"Baiklah."
Bisma dan Rani pun dengan semangat melanjutkan beres-beres, kejadian itu tidak membuat mereka sedih justru Bisma dan Rani merasa sangat lega karena sekarang mereka bisa bebas dari tekanan keluarga Nadira.
*
*
*
Guys, maaf ya akhir-akhir ini Othor jarang up soalnya Othor lagi sibuk menyiapkan acara khitanan anak Othor. Mulai minggu depan Insya Allah Othor akan rajin up lagi, untuk sekarang Othor minta maaf karena sedang sibuk🙏🙏🙏