Dipersatukan karena sebuah perjodohan, membuat Zidan tidak benar-benar bisa menjalani pernikahan seperti semestinya. Terlebih lagi, wanita yang menjadi istrinya pun sangat menutup diri dan tidak menganggapnya sebagai suami.
Hingga suatu hari, di saat sudah sangat merasa kesepian dan menyerah dengan pernikahannya, Zidan pergi ke sebuah tempat hiburan malam. Di sanalah dirinya bertemu dengan wanita cantik bernama Chika Fadwa Atmaja dan menghabiskan malam bersama.
Tanpa disangka, ternyata mereka adalah dua orang yang sama-sama kesepian. Karena kesamaan itu, terjadilah kesepakatan untuk menjalin sebuah hubungan yang saling menguntungkan.
***
" Mulai detik ini, kamu adalah milikku dan hanya aku yang boleh menyentuh tubuh indahmu " ~ Zidan Biantara Mahardika.
***
IG : gadis_taurus15
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gadis Taurus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6. Aku Benci Kalian! ~ Chika
Begitu tiba di unit apartemennya, Chika langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan menutup wajahnya dengan sebuah bantal. Walaupun kini sudah tidak berada di dekat Zidan, tetapi rasa malu itu masih sangat terasa. Mungkin dia tidak akan berani menatap wajah kekasihnya itu lagi nanti.
Untuk pertama kalinya dia mencium seorang pria lebih dulu dan parahnya itu adalah orang yang menyentuhnya. Tidak pernah dekat dengan seorang pria secara khusus, tiba-tiba langsung di luar batas seperti itu dan merupakan suami dari seseorang.
Sebenarnya ada rasa penyesalan dan bersalah pada kedua orang tuanya, tetapi semua itu menghilang setelah mengingat yang mereka lakukan padanya. Andai saja tidak merasa kehilangan kasih sayang dan kesepian, maka dia juga tidak akan pernah pergi ke tempat itu untuk mencari hiburan. Lagipula semuanya juga telah terjadi dan tidak ada yang perlu disesalinya lagi.
Saat ini, Chika hanya perlu menjalani hidupnya dengan melakukan hal-hal yang membuatnya bahagia. Sudah cukup wanita merasa kesepian dan kecewa karena kedua orang tuanya tidak memiliki banyak waktu bersamanya. Dia sudah mencoba mengerti, tetapi mereka semakin tidak peduli dan melupakan semua hal penting tentang dirinya.
Drrt, drrt, drrt.
Tiba-tiba ponsel milik Chika berbunyi dan ada sebuah panggilan telepon yang masuk. Wanita itu pun segera menyingkirkan bantal dari atas wajahnya dan melihat siapa yang melakukan panggilan telepon itu.
" Mama? " gumam Chika melihat nama sang ibu yang tertera di layar ponselnya.
Dengan cepat Chika langsung bangkit dari posisi tidurnya dan mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Jujur saja, dia cukup malas untuk menjawab panggilan telepon itu dan berbicara dengan ibunya. Apalagi selama tidak hari terakhir, ayah atau ibunya itu tidak menghubunginya sama sekali dan menanyakan keadaannya.
" Aku kira mereka sudah tidak peduli atau lupa padaku? " ucap Chika tersenyum miris.
Seandainya bisa memilih, lebih baik dia memiliki orang tua yang miskin tetapi selalu ada untuknya. Tidak perlu setiap saat, setidaknya di saat dia sangat butuh dan hari-hari penting baginya. Sayangnya, dia malah memiliki orang tua kaya raya yang super sibuk, hingga tidak mengingat hari ulang tahunnya dan tidak datang di hari kelulusannya.
Mengingat hal itu, hatinya kembali sakit dan merasa benci dengan kedua orang tuanya. Hanya saja, dia masih sadar diri tentang keberadaannya dan semua yang dimilikinya itu adalah karena mereka.
.
.
.
" Halo.. " ucap Chika setelah panggilan telepon itu tersambung.
Sebisa mungkin wanita itu bersikap biasa saja dan tidak menunjukkan rasa kecewanya. Tentunya semua itu akan percuma, karena orang tuanya hanya memintanya untuk mengerti tanpa mau mengerti perasaannya.
" Halo, Sayang.. " sahut sang ibu dari ujung sana, yaitu Mama Fira.
" Chika, maafkan Mama ya.. Mama benar-benar sangat sibuk menemani Papa kamu yang sedang melakukan perjalanan bisnis ke Amerika. Ini saja Mama menyempatkan waktu untuk menelpon kamu saat di perjalanan menuju bandara " ucap Mama Fira yang sepertinya merasa bersalah.
Sama sekali Chika tidak tersentuh dengan permintaan maaf dari ibunya itu, karena hal seperti ini sudah sering terjadi. Memang kedua orangtuanya tuanya akan meminta maaf, tetapi akan terus mengulanginya hingga membuatnya merasa jengah.
" Tidak apa-apa.. Lagipula aku sudah sangat terbiasa tidak dipedulikan oleh Papa dan Mama " jawab Chika dengan sinis.
Chika tidak akan menuntut atau memohon-mohon lagi untuk waktu dan kasih sayang pada kedua orang tuanya. Mungkin karena sudah lelah dan keduanya juga tidak akan pernah berubah, terus saja lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan putri mereka sendiri.
" Bukan seperti itu, Sayang.. Papa dan Mama benar-benar sangat sibuk, tolong kamu sedikit mengerti ya.. " ucap Mama Fira pada Chika.
Mendengar itu, Chika merasa semakin hari orang tuanya itu semakin egois saja. Dia sudah benar-benar muak dengan semuanya dan mungkin lebih baik mereka tidak perlu lagi peduli pada dirinya.
" Sedikit mengerti, Ma? Selama ini aku kurang mengerti seperti apa lagi, hah? " tanya Chika dengan suara tinggi.
" Seharusnya sebelum Mama minta aku untuk mengerti, tolong bercermin dan sadar diri. Sudahkah Mama mengerti perasaanku? Apa Mama peduli dengan yang aku rasakan saat kalian abaikan? Papa dan Mama terus saja lebih mementingkan pekerjaan daripada aku, bahkan kalian melupakan hari-hari penting dalam hidupku. Kalian hampir tidak pernah ada di saat aku sedang benar-benar membutuhkan sosok orang tua. Kalian sangat egois! " lanjut Chika meluapkan semua setelah selama ini hanya diam dan menerima.
Kesabaran yang dimiliki oleh Chika benar-benar sudah habis dan tidak bisa diam lagi. Dia berhak untuk mengutarakan semua yang dirasakannya dan meminta kedua orang tuanya untuk mengerti dirinya.
" Chika, Mama_ " Mama Fira tidak dapat melanjutkan ucapannya karena dipotong oleh sang putri.
" Cukup! Aku sudah tidak mau mendengar apapun lagi. Aku benci kalian, sangat-sangat benci! " potong Chika dengan cepat.
Tanpa menunggu tanggapan dan memperdulikan sang ibu lagi, Chika langsung mengakhiri panggilan telepon itu secara sepihak. Dia sudah lelah dan tidak ingin semakin kecewa dengan semua yang akan ibunya itu katakan.
Brugh.
Chika kembali menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur dan menangis sejadi-jadinya. Hanya sedikit waktu dan pengertian dari kedua orang tuanya yang wanita itu harapkan, tapi sayang sekali tidak pernah dia dapatkan.
Sungguh, dia tidak tahu harus melakukan apa lagi untuk membuat kedua orang tuanya sadar dan lebih mementingkan anak-anaknya. Bahkan untuk mencoba bicara dengan serius pun, seperti mereka tidak akan memiliki waktu.
" Kenapa aku memiliki orang tua sejahat ini? Aku sudah menjadi anak yang baik dan mencoba untuk membanggakan mereka, tapi mereka tetap tidak peduli padaku " ucap Chika dalam tangisnya.
" Aku benci Papa! Aku benci Mama! Aku benci kalian.. " lanjut Chika sangat pilu.
Bukan keinginannya untuk membenci kedua orang tuanya, tetapi mereka sendiri-lah membuat dirinya memiliki kebencian itu. Jadi, bukan salahnya juga jika saat ini dia telah memutuskan jalan hidupnya sendiri dan mencari kebahagiaannya.
***
Selesai untuk hari ini ya..😁 Sampai jumpa lagi besok dengan Zidan dan Chika🥰 Terima kasih juga untuk kalian yang sudah mampir dan membaca karya baru saya ini🙏 Tetap setia sampai tamat ya❤️
***
Mohon bantuan vote, like dan komentarnya ya 😊 Terima kasih 😊🙏 Tetap dukung saya ya 😘
Tolong follow akun NT saya " Gadis Taurus " ya 😘
akoh udh mmpir lg d crtamu..
udh ksh hdiah jg.....d tnggu up'ny y...
Smngtttt.......