di mana ia tidak pernah menyangka bahwa hidup nya akan mengalami perubahan yang sangat besar,
Di awali dengan hancurnya sebuah karir yang ia bangun selama ini hingga di campakkan oleh tunangannya begitu saja tanpa suatu alasan yang jelas,
Alea, merupakan seorang wanita karir berusia 25 tahun dan hidup sebatang kara, tanpa sanak saudara, tinggal dan di besarkan di panti asuhan dan tak pernah ada yang mencari ataupun mengadopsi nya sebagai anak angkat membuat Alea sudah terbiasa menganggap dirinya sebagai yatim piatu dan hanya menganggap orang-orang di panti asuhan sebagai keluarga nya
Klik untuk 👉🏻 (lanjutkan membaca)🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
POV Alea
Sejujurnya aku bingung dengan situasi saat ini, di sisi satu aku tidak tega melihat kak Nira yang memohon padaku, tapi di sisi lain bagai mana aku bisa menggantikan peran nya di keluarga Sanjaya,
aku tau ini hanya sementara, tapi rasa nya sangat sulit bagiku untuk melakukan nya
Aku menatap mata kak Nira dengan seksama, seketika aku menyadari ada sebuah harapan besar yang tersirat di sana, kak Nira benar! ketika pasangan lelaki dan perempuan yang sudah mengikatkan janji suci, tentunya mereka mengharapkan hadirnya sang buah hati yang di impikan, dan dia sebagai wanita normal yang sudah menikah, tentu saja ia sangat menginginkannya
Aku pun mengambil keputusan dengan segala mempertimbangkan yang matang dan akhirnya aku menyetujui kesepakatan itu
"Baiklah, demi kakak aku akan melakukan apapun" kataku dengan mantap
"Benarkah?! Lea terimakasih" kata Kak Nira dengan tatapan mata yang memancarkan kebahagiaan, dia memelukku dengan erat dan aku bisa merasakan kehangatannya
"Tapi kak...". Aku memiliki satu pertanyaan yang sejak tadi mengganjal di pikiran ku, dan spontan kak Nira melepaskan pelukannya saat mendengar kata 'tapi' dariku
"Tapi apa Lea?!" tanya nya dengan ekspresi yang tidak sering beberapa saat yang lalu
"Kak... Kakak dan Daniel adalah sepasang suami istri, sudah seharusnya kalian berdua tidur di tempat tidur yang sama bukan?, tapi aku...?!"
Aku menghentikan ucapanku dan ragu untuk melanjutkan nya, namun sepertinya kak Nira faham dengan maksud ku
"Hemm... Sebenarnya...! Aku tau kamu mungkin tidak akan percaya dengan apa yang ku katakan, tapi kenyataannya, selama empat tahun aku dan mas Daniel menikah, kami tidak pernah berbagi ranjang apalagi sekedar menghabiskan malam bersama!" jelas kak Nira dengan tatapan mata yang terlihat sayup
"Maksud kakak?!" aku bertanya dengan maksud untuk memastikan agar aku tidak salah mengartikan cerita dari kak Nira
"Maksud ku, selama ini aku dan mas Daniel tidur di kamar yang terpisah, jadi kamu tidak perlu khawatir, tugas mu hanya perlu memerankan posisiku sebagai istri Daniel dan nyonya Sanjaya di rumah itu, dan selebihnya terserah padamu saja"
Setelah mendengarkan penjelasan kak Nira, aku pun mengerti, dan perasaan takut dan tak percaya diriku sebelum nya kini justru berubah menjadi perasaan tidak sabar ingin segera masuk ke keluarga itu, aku ingin tau kehidupan seperti apa yang di jalani oleh kakak ku di rumah itu, aku juga ingin tau alasannya mengapa kakak tidak pernah di sentuh oleh suaminya
Aku benar-benar tidak sabar lagi ingin melihat seperti apa sebenarnya Daniel memperlakukan kakak ku,
...----------------...
sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, sore hari ini adalah hari pertama aku pulang ke kediaman keluarga Sanjaya sebagai Yunira istri dari Daniel Sanjaya
sementara kak Nira masih berada di rumahku, rencananya pagi besok dia akan berangkat ke luar negeri untuk berobat selama beberapa hari
untuk pertama kalinya memasuki sebuah rumah mewah yang begitu asing bagiku, dengan pakaian serta dandanan layaknya seorang Yunira, aku berusaha untuk tetap bersikap senatural mungkin
Kulihat suasana rumah itu sangat sepi seperti tak ada penghuni, ku pikir orang-orang nya masih sibuk dengan pekerjaan masing-masing, aku pun merasa lega dan melanjutkan langkah ku menuju kamar kak Nira dengan santai namun tiba-tiba
"Eh Nira, kamu udah pulang"
Aku kaget ketika melihat seorang wanita paruh baya yang menyapaku, aku sempat terdiam sejenak, mencoba mengingat siapa kak Nira sudah menjelaskan padaku dengan sedetail mungkin tentang siapa saja yang tinggal di rumah ini dan apa yang bisa ku lakukan, dia... Dan beruntung saja akhirnya aku pun bisa mengingatnya, dia adalah Ibu Nami, seorang asisten rumah tangga yang sudah di anggap seperti ibu sendiri oleh Daniel dan Adiknya
Aku menatapnya dengan seksama "Keliatan nya Bu Nami ini orangnya baik juga" gumamku dalam hati
"Nira, kamu gak papa kan?!" tanya Bi Nami yang mengagetkan ku
"A- ah gak papa kok Bu, aku gak papa" jawabku tergagap
"Bu Nami aku mau ke kamar dulu nya, mau mandi soalnya udah gerah!" kataku sambil berlalu begitu saja dari hadapan bi Nami
saat aku berada di kamar kak Nira, untuk beberapa saat aku begitu takjub ketika melihat sebuah kamar yang berukuran sangat besar dan banyak lagi barang-barang dan aksesoris mahal di dalamnya
"Oh my good, kak Nira kamu benar-benar beruntung sekali, bahkan untuk ukuran kamarku saja tidak ada bandingannya dengan luasnya kamar mu, aku rasa kamu benar-benar sangat di manjakan di rumah ini" gumam ku sendiri
beberapa saat kemudian setelah mandi, akupun memutuskan untuk pergi ke dapur, barang kali ada yang bisa ku kerjakan di sana karna sebenarnya aku memang tipe orang yang gak enak kalo cuma duduk dan diam saja, lagi pula ku pikir itu tidak masalah, karna sebelumnya kak Nira juga sudah bilang padaku kalau aku hanya perlu menjalankan tugas saja dan selebihnya terserah padaku sendiri
Saat di dapur, ku lihat bi Nami sedang sibuk dengan pekerjaan nya, aku merasa kasian ketika melihat dia yang seperti nya sangat kerepotan, akupun datang menghampiri nya
"Bu Nami lagi apa?!" tanya ku
"eh Nira,.. Biasa, ibu lagi masak buat nanti makan malam" kata bi Nami sambil tersenyum ramah
"Aku bantuin ya Bu" kataku lagi
"Hah?!". bi Nami menunjukkan ekspresi terkejut
Jujur aku merasa terkejut saat melihat ekspresi bi Nami, Aku tidak tau apa ada yang salah dengan kata yang ku ucapkan barusan, ekspresi bi Nami seolah tak percaya ketika mendengar nya, aku tiba-tiba menjadi takut dan gugup, akankah penyamaran ku yang baru saja di malai hari ini akan terbongkar dengan begitu cepat!, ah tidak, semoga itu tidak akan pernah terjadi
"Kenapa Bu, apa aku mengucapkan kata-kata yang tidak seharusnya?!" tanya ku dengan perasaan gugup
"Oh.. gak kok Ra, ibu cuma bingung aja tadi, gak biasa ya kamu mau bantuin ibu masak!"
"A-hah! Gak biasa nya, maksud ibu gimana?!" tanya ku
"Kamu ini gimana sih, bukannya kamu lebih tau soal itu, selama empat tahun kamu menikah dengan Daniel, jangankan bantuin ibu masak, pegang pisau dapur aja kamu gak pernah!"
"Hah! A- masa sih Bu?!"
"Ya ampun Nira, masa ibu bohong sih, kamu gak lagi sakit kan?!" tanya Bi Nami
Aku tiba-tiba tersadar, bisa-bisa nya baru beberapa jam aku di rumah keluarga Sanjaya, tapi aku malah hampir saja melupakan siapa aku di rumah ini,
.
.
.
BERSAMBUNG
maaf jika saya lacang, thor
ini kan keluargany daniel... spt tahu keluarga aditya malah sebalikny...
bukti, masak cuman dpt photo yg backgroundny hotel aja sdh memutuskn pertunangan tanpa menerima penjelada alea