kehadirannya tak pernah di harapkan. kelahirannya di anggap kesalahan besar dan bencana.
ia lahir karena sebuah kesalahan.
Dia...
seorang anak haram dari seorang pengusaha terkenal.
Ryicki Mahendra Setiawan Ananta.
dia lahir dari rahim seorang wanita malam yang sengaja di jadikan jebakan untuk menghancurkan nama baik sang pengusaha.
mampukah ia menjalani kehidupannya dengan baik,
setelah hal buruk juga perlakuan buruk tanpa keadilan kerap kali ia terima dalam setiap jengkal langkahnya.
dalam setiap hembusan nafasnya,
hanya hinaan yang ia terima.
dialah gadis cantik berwajah dingin...
Maurelia Agastya prameswari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 14 " aku minta maaf....
Maulana berdiri dengan wajah pias menatap seraut wajah datar dan tanpa ekspresi di hadapannya.
Seseorang yang berdiri tegak di hadapannya dan kini sedang menatapnya dengan tajam.
Tak lama, seseorang yang tak lain adalah Maura itu menghela nafas.
Berawal dari niatnya yang ingin tahu karena sikap Maulana yang sangat mencurigakan menurutnya, gadis itu diam diam mengikuti Maulana.
Dan akhirnya....
Semua terjawab.
" kau mendengar semuanya ?! " tanya Lana kemudian sambil menatap Maura.
Maura diam tak menjawab, namun tatapan matanya terasa tajam dan menusuk kepada sosok di hadapannya itu.
" maafkan aku " desis Maulana penuh sesal sambil menundukkan kepalanya dalam dalam di hadapan Maura.
Rasanya ia tak punya muka berhadapan dengan gadis itu.
Tapi apa boleh buat....
ia tak ingin terus larut dalam rasa bersalah,
Bertemu setelah sekian lama sejak peristiwa itu. Membuat seorang Maulana merasa, inilah saatnya ia harus meminta maaf.
" jadi.....kau orangnya waktu itu ?! " terdengar suara Maura lirih.
Bayang bayang kejadian waktu itu mencekam jiwanya.
Maura memang tak bisa melihat siapa seseorang yang memaksanya minum karena matanya yang di tutup saat itu.
Ruangan itu juga cukup gelap, ia datang keruangan itu karena katanya dia di minta mengambil sesuatu di gudang itu waktu itu.
Namun ketika ia datang dan mencoba mencari saklar, seseorang telah lebih dulu menahan tubuhnya dan berhasil membuatnya tak berdaya.
Lagi pula...
Ia hanya seorang siswa baru, jadi ia tak begitu banyak mengenal siswa siswa lainnya di sekolahnya waktu itu.
" iya....itu aku,
aku pasrah jika kau masih ingin meminta keadilan padaku " jawab Lana pasrah masih dengan menunduk.
" aku bersedia di penjara, jika itu bisa menjadi jalanku menebus kesalahanku padamu " lanjut Lana lagi.
Maura menarik nafas dalam dalam dan kemudian menghembuskannya dengan berat.
" sudahlah...lupakan " jawab Maura sambil mengibaskan tangannya di hadapannya.
Memangnya hal apalagi yang bisa membuatnya sakit hati kini bahkan trauma.
Tidak ada...
Selain perlakuan tak adil seorang Ricky Ananta kepadanya.
Apalagi ia sadar saat itu ia sudah berhasil menghajar Maulana hingga membuat pemuda itu menginap di rumah sakit dengan memakai seragam pasien.
Maulana mendelik menatap Maura seakan tak percaya mendengar jawaban gadis itu.
" apa maksudmu ?! Kau memaafkanku ?! " cecar Maulana kepada Maura sembari mengikuti Maura yang sudah melangkah lebih dulu.
" ya...anggaplah seperti itu "
" kenapa kau mudah memaafkanku ?! "
" kau hanya alat yang di pakai seseorang yang membenciku untuk menghancurkanku.
Dan bodohnya kau jika kau masih mau tunduk kepadanya atas nama cinta " oceh Maura receh.
Maulana tersipu,
Pemuda itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" jadi...bisa kita berteman ?! " tanya Maulana yang sontak membuat Maura menghentikan langkahnya dan menatap pemuda itu.
" berteman ?! " cicit Maura,
Satu kata yang aneh menurut Maura, selama ini ia merasa tak punya itu.
Kemana mana ia hanya sendiri.
" ya....berteman,
Bisakah kau menerimaku sebagai temanmu ?! " kata Maulana dengan tatapan mata penuh permohonan kepada Maura.
" apa itu berteman...?! Aku tidak tahu..." jawab Maura ketus sambil melipat kedua tangannya di depan dada sambil membuang pandangannya ke tempat lain.
Saat itu,
tanpa sengaja, matanya kembali bertemu dengan tatapan mata seseorang yang terarah kepadanya di dalam ruangan sana.
Seseorang itu duduk di bangku paling depan di ruangan itu.
Yang ternyata ruangan itu adalah ruang perpustakaan kampus.
berhadapan dengan dua orang lain yang saat ini juga tengah menatap kepadanya.
Namun bukan kedua orang itu yang menarik perhatian Maura.
Tapi seseorang yang duduk sendirian,
Sejenak mata Maura saling menatap dengan mata seseorang itu.
Desiran aneh tiba tiba Maura rasakan.
Ia ingat....
Pemilik mata itu adalah seseorang yang selalu berama Clara.
" shiit...." Maura mengumpat di dalam hati sebelum akhirnya ia membuang pandangannya ke tempat lain dan melanjutkan langkahnya meninggalkan tempat itu.
Tentu saja dengan Maulana yang masih mengikutinya di belakangnya.
" jika kita berteman, kau jadi punya orang lain yang bisa mendengar kau bercerita Maura...." terdengar Maulana masih meyakinkan Maura untuk mau menerimanya menjadi temannya.
" aku tak punya cerita untuk ku ceritakan kepada orang lain " jawab Maura sambil terus melangkah.
" kau juga akan punya seseorang yang membelamu jika kau terlibat masalah nanti..." Lana masih membujuk.
" cihh...aku tidak butuh pembelaan dari orang lain, aku bisa membela diriku sendiri " sanggah Maura masih keras kepala.
" kau keras kepala sekali..." omel Maulana pada akhirnya.
" kau baru tahu ?! Asal kau tahu....
Aku bukan Claramu yang manja itu. Dan andai aku tidak sedang dalam terikat janji, aku pastikan gadis kecintaanmu itu sudah aku buat babak belur.....
Dia kira aku tak tahu dia dalang di balik semua masalah yang menderaku selama ini di sini " cibir Maura sebelum meninggalkan Maulana.
Maulana mencebik.
" tapi aku tetap mentasbihkan hari ini sebagai hari kita berteman,
selamat hari jadi pertemanan sobat..." kata Maulana lagi sambil berlari mengejar Maura.
" narsis...." cibir Maura
" biarin...."
Ketika Maura di buat ribet dengan urusannya bersama Maulana.
Di dalam perpustakaan,
Seorang pemuda tampan nampak tak bisa lagi berkonsentrasi.
Tulisan di buku yang ada di hadapannya seakan tak terbaca oleh matanya.
Sorot mata tajam seseorang di luar sana tadi meninggalkan reaksi aneh di hatinya.
beberapa kali ia bertemu tatap dengan gadis bersorot mata tajam itu.
Beberapa kali pula ia merasakan desiran aneh di hatinya karena gadis itu.
Tak jarang jantungnya terasa berdetak lebih cepat ketika mata keduanya bertemu.
Tanpa sadar....
Matanya selalu mencari keberadaan sosok pemilik mata tajam dengan raut wajah datar tanpa ekspresi itu.
Dan sekarang....
Ia di buat semakin bingung dengan dirinya sendiri.
Kenapa hatinya terasa begitu nyeri ketika ia melihat gadis itu bersama pria lain.
" siapa gadis itu ?! " tanya pemuda kepada dua temannya yang ada di hadapannya.
" anak ekonomi, mahasiswa baru...ikut program akselerasi sepertinya " terang Devan yang seolah langsung paham siapa yang di maksud temannya itu.
Devan cukup tahu dan mendengar kabar tentang mahasiswa baru di fakultas ekonomi itu.
" bukan itu maksudku....apa mereka berdua pacaran ?! "
Dua orang yang duduk di depan pemuda itu karena saat ini mereka memang sedang duduk berhadapan menatap pemuda itu lekat lekat.
Baru kali ini seorang Akhtar Jaber Abbas Ashab menanyakan tentang orang lain.
" dia sepertinya selalu bermasalah dengan Clara " lanjut pemuda itu yang tak lain adalah Akhtar.
Kedua temannya manggut manggut.
Akhtar sejenak kembali terdiam.
Kembali bayang bayang gadis itu yang nampak tengah melangkah dan akrab bersama pria lain tadi mengganggu pikirannya.
serrraaaangngng....🔫🔫🗡️🗡️💣💣
btw, majikanmu masih hidup jadi perjuangin... kalau perlu minta tolong sama kakek nenek Maura. mereka kayaknya udah mulai sayang sama Maura.
biar Ricky nyesel udah nyia-nyiain anak kandung sendiri demi anak orang.
anak yang kata-katain anak pelacur malah anak gadis baik-baik. justru yang dianggap istri yang baik malah seorang wanita murhn