Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menghadapi Perubahan dan Tantangan Baru
Setelah empat tahun pernikahan dan kehidupan keluarga yang penuh warna, Ariana dan Alfatra merasa bahwa mereka telah melewati banyak ujian yang menguatkan hubungan mereka. Namun, hidup tidak pernah berhenti memberikan tantangan, dan mereka segera menyadari bahwa fase berikutnya dalam kehidupan mereka akan membawa perubahan besar, baik dalam keluarga mereka maupun dalam cara mereka menjalani kehidupan.
Ariana, yang telah berhasil menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, tiba-tiba mendapatkan tawaran besar di luar negeri. Perusahaan tempatnya bekerja menawarkan kesempatan untuk mengelola proyek internasional yang sangat prestisius. Tawaran ini datang dengan gaji yang sangat menggiurkan dan peluang besar untuk karirnya, tetapi juga membawa konsekuensi besar. Ariana akan ditugaskan di luar negeri selama setahun, dengan kemungkinan perpanjangan.
"Sungguh, Ari, ini kesempatan besar untukmu," kata Alfatra dengan wajah penuh harapan ketika mendengar tawaran tersebut. "Tapi, aku tahu ini bukan keputusan yang mudah. Kita harus memikirkan Kirana, rumah, dan segala hal."
Ariana terdiam, merenung. Di satu sisi, ini adalah impian yang telah lama ia inginkan. Namun, di sisi lain, pergi jauh dari keluarga, terutama Kirana yang masih sangat muda, membuat hatinya berat. "Aku tidak tahu apakah aku bisa melakukannya, Alfa. Aku takut meninggalkan kalian."
Akhirnya, setelah diskusi panjang, mereka memutuskan bahwa Ariana akan menerima tawaran tersebut, tetapi dengan komitmen bahwa ia akan pulang setiap tiga bulan sekali dan menjaga komunikasi yang intens. Keputusan ini tidak mudah, tetapi mereka merasa ini adalah peluang yang harus diambil, baik untuk karir Ariana maupun untuk masa depan keluarga mereka.
Kepergian Ariana ke luar negeri untuk bekerja sementara menimbulkan perubahan besar dalam kehidupan keluarga mereka. Alfatra, yang sebelumnya lebih fokus pada pekerjaannya dan peran sebagai suami, kini harus mengambil peran lebih besar dalam mengasuh Kirana. Ini adalah transisi besar, karena ia harus menyesuaikan diri dengan rutinitas sehari-hari yang penuh dengan kegiatan rumah tangga, mengurus Kirana, dan menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan peran barunya sebagai orang tua tunggal sementara.
"Rasanya aneh, Alfa, tanpa kamu di sini setiap hari," kata Ariana suatu malam saat mereka berbicara melalui video call. "Aku merasa seperti ada yang hilang."
Alfatra tersenyum, meski matanya tampak lelah. "Aku juga merasa begitu, Ari. Tapi kita akan melewati ini. Aku mulai mengerti betapa banyak yang kamu lakukan setiap hari untuk keluarga kita."
Tantangan baru ini memaksa Alfatra untuk lebih terlibat dalam kehidupan Kirana. Mereka membuat rutinitas baru, dengan Alfatra mengantarkan Kirana ke sekolah, mempersiapkan makan malam, dan meluangkan waktu untuk bermain bersama. Meskipun begitu, ada saat-saat ketika ia merasa cemas apakah dia bisa menangani semuanya tanpa bantuan pasangan.
Perbedaan jarak dan waktu mulai menguji hubungan mereka. Meskipun teknologi memungkinkan mereka untuk tetap terhubung, rasanya tidak sama dengan keberadaan fisik satu sama lain. Mereka mulai merasakan kerinduan yang mendalam, dan meskipun mereka berusaha keras menjaga komunikasi, ada saat-saat ketika perasaan kesepian muncul.
"Ari, aku merindukanmu begitu banyak. Kirana juga," kata Alfatra suatu malam dalam percakapan telepon. "Aku merasa seperti kami hidup di dua dunia yang berbeda."
Ariana menarik napas panjang. "Aku juga, Alfa. Setiap hari aku merasa seperti harus memilih antara kamu, Kirana, dan pekerjaan. Rasanya sangat sulit."
Percakapan tersebut menjadi titik balik bagi mereka. Mereka menyadari bahwa meskipun mereka memiliki impian masing-masing, hubungan mereka harus tetap menjadi prioritas utama. Mereka sepakat untuk berusaha lebih keras menjaga ikatan emosional mereka dengan tetap mengatur waktu berkualitas bersama, meskipun jarak memisahkan mereka.
Setelah beberapa bulan berpisah, Ariana akhirnya kembali ke rumah untuk liburan panjang. Kedatangannya disambut dengan pelukan hangat dari Alfatra dan Kirana. Perasaan bahagia itu terasa luar biasa, namun setelah beberapa hari, mereka menyadari bahwa meskipun mereka telah berada bersama, tantangan baru datang. Ariana merasa canggung beradaptasi kembali dengan kehidupan rumah tangga, dan Alfatra merasa sedikit kesulitan dengan perubahan ritme yang terjadi selama ia tinggal sendirian bersama Kirana.
"Aku merindukan kalian, tapi rasanya seperti kita berdua sudah terbiasa dengan kehidupan kita masing-masing," kata Ariana setelah beberapa hari tinggal bersama mereka.
Alfatra mengangguk, kemudian berkata, "Aku tahu. Kita butuh waktu untuk menemukan keseimbangan lagi. Tapi kita akan mencari jalan bersama."
Mereka memutuskan untuk menjalani kembali rutinitas bersama, sambil memastikan bahwa mereka tidak mengabaikan kebutuhan pribadi satu sama lain. Ariana juga mulai menyadari bahwa meskipun karirnya penting, keseimbangan antara pekerjaan dan keluarga adalah hal yang lebih berharga.
Dengan kembali ke rutinitas mereka, Ariana dan Alfatra mulai merencanakan masa depan mereka bersama. Meskipun tantangan tidak pernah berhenti datang, mereka merasa lebih siap untuk menghadapinya. Mereka memahami bahwa cinta mereka adalah dasar dari semua keputusan yang mereka ambil, dan meskipun ada ketegangan, mereka selalu berhasil menemukan jalan kembali satu sama lain.
"Mungkin hidup kita tidak selalu sempurna, tapi kita punya satu sama lain," kata Ariana suatu malam setelah makan malam bersama Alfatra dan Kirana.
Alfatra tersenyum dan memeluknya. "Kita selalu bisa melewati ini, Ari. Karena kita bersama."
Dan dengan itu, mereka terus melangkah maju, siap menghadapi segala perubahan dan tantangan yang akan datang, tetap bersama sebagai keluarga yang kuat, penuh harapan, dan penuh cinta.