Dia adalah seorang agen intelejen yang di tugaskan di negara yang bertikai.
Di saat perang terkadang dia bertugas sebagai paramedis dan membantu yang terluka.
Hanya saja dalam misi terakhir dia di jebak dan terbunuh, tapi dia tidak ke akhirat.
Dia malah masuk ke dunia kuno, ke tubuh calon Jendral wanita yang di abaikan.
Dia di angkat menjadi jenderal wanita karena ayahnya mendiang Jendral, sehingga gelar harus di wariskan kepada keturunannya.
Tapi, sepupunya menginginkan jabatan itu, sehingga dia berusaha membunuhnya ketika perjalanan menuju ke perbatasan.
"Wanita yang lemah, dan tidak tahu apa-apa tidak cocok menjadi jendral!" Sepupunya menuntut kepada Kaisar.
Melihat jasa-jasa mendiang ayahnya, Kaisar menjadi serba salah.
"Biarkan dia menjadi pengawal pribadi pangeran ke tiga Yang Mulia." Permaisuri mengajukan permintaan.
Pangeran ke-tiga yang cacat, dia adalah panglima perang, hanya saja ketika perang di perbatasan dia mengalami musibah yang hampir merenggut nyawanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Harefa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 8
Karena merasa tidak tega dia menahan terobosan pada dirinya dan keluar. Dengan satu kibasan dia memasukkan satu orang prajurit.
Karena dia belum begitu mahir untuk melakukan sekaligus. Memakan waktu beberapa menit, barulah semua para prajurit itu sudah berada di dalam ruang dimensi semuanya.
Dengan tergesa-gesa dia langsung duduk dengan gaya lotus, karena dia sudah tidak kuat menahannya lagi.
Dengan tidak memakan waktu lama, dia sudah menerobos.
Boom
Boom
Boom
Bukan hanya satu, melainkan dia menerobos sampai tiga tingkat ke level 5. Yang awalnya dia hanya level 2, sehingga dia sangat di sepelekan sepupunya.
Dia memakan waktu lama sampai bisa ke level dua tersebut. Sedangkan sepupunya sudah ada di level 6
Karena Kaisar tahu bahwa dia masih di level dasar, makanya dia di beri tantangan.
Kaisar sebenarnya sudah menduga bahwa dia tidak mungkin akan kembali. Karena perbatasan bukan tempat bermain-main. Melainkan perang.
Dia terlebih dahulu sadar, barulah Sengthai selesai menerobos.
"Nona, maaf tidak membantu anda memasukkan mereka."
"Tidak apa-apa, sementara ini kamu di dalam sini untuk merawat mereka. Berikan mereka minum, agar cepat sembuh. Saya harus keluar dan kembali ke istana untuk melaporkan apa yang telah terjadi." Yenrou menyarankan lebih baik saat ini Sengthai berada di dalam ruang dimensi dahulu.
Kuda-kuda para prajurit masih ada di sekitar itu sebagian. Sedangkan yang lainnya ada yang mati dan ada yang kabur.
Kuda yang masih ada dia masukkan juga ke dalam ruang dimensi, hanya satu yang dia sisakan untuk dia pakai sampai ke ibu kota.
Sebelum dia naiki, di memberi kuda tersebut minum dari mata air yang berada di dalam ruang dimensi. Karena dia yakin kuda ini juga haus sudah dua hari tidak minum. Hanya memakan rumputan liar di sekitaran hutan ini.
Dengan cepat kuda itu langsung terlihat segar dan menjadi sedikit liar.
Yenrou yang terbiasa dengan kuda, tidak merasa kuatir. Dia mengelus kepala kuda itu. Ketika sudah tenang, dia menaikinya.
Dengan kecepatan penuh, dia menuntun kuda tersebut menuju istana Kekaisaran. Walaupun begitu jarak antara hutan terlarang dan istana Kekaisaran cukup jauh. Dengan kecepatan penuh seperti ini bisa di tempuh selama 3 hari.
Sedangkan dengan gerobak, bisa mencapai 10 hari.
Sedangkan untuk menuju ke perbatasan, jika dari ibu kota sampai kesana dengan berkuda bisa di tempuh selama sebulan. Sedangkan menggunakan gerobak bisa sampai tiga bulan.
Di hari yang ke tiga, Yenrou telah sampai di gerbang Istana Kekaisaran. Ketika di tempat yang sepi, dia masuk ke dalam ruang dimensi.
"Bagaimana keadaan kalian?" Yenrou langsung bertanya kepada prajurit yang telah sadarkan diri.
"Ketua...! Kami baik-baik saja ketua.. tapi, kami berada di mana ini? Dan kemana teman-teman kami yang lainnya?" Mereka sedikit bingung dan mulai berkumpul ke arah Yenrou.
"Apa kalian tidak ingat apa yang terjadi terakhir kalinya sebelum kalian tidak sadarkan diri?" Dia sedikit kuatir, apakah mereka ini amnesia?
"Ya, kami ingat.. saat itu kita di kepung sekumpulan bandit di hutan terlarang. Dan anda seperti nya di kepung beberapa orang ketua... Tapi ini... anda selamat.. "
Mereka mengitari Yenrou dan memperhatikan tubuhnya apakah ada yang terluka.
"Ya, ya.. aku selamat dan kalian juga selamat. Hanya saja ada beberapa di antara prajurit yang meninggal, dan saya telah menguburkan mereka di hutan terlarang."
Mereka terlihat sedih mengenang teman-teman mereka yang telah gugur.
"Saat ini, saya akan memasuki istana. Dan. aku ingin salah satu dari kalian untuk ikut bersamaku, memberikan kesaksian atas apa yang terjadi kepada kita." Yenrou menjelaskan apa yang akan mereka hadapi.
"Bagaimana luka-luka kami bisa sembuh ketua? Dan ini tempat apa?"