Datang ke Jakarta sebagai saudara tiri baru yang dikenal sebagai ketua OSIS sekolah.
Ini kisah Venera yang mempunyai saudara kembar bernama Venela.
Venera menikmati kehidupan di sekolah nya sebagai murid pindahan, sekaligus ingin membantu percintaan segitiga dari saudara tirinya di sekolah.
Apakah peran Venera sebagai pemain latar akan berubah menjadi sebuah kebencian atau jadi pemenang dihati Aldi? mengingat saudara kembarnya sekarang sudah menjadi pacar dari saudara tirinya.
Ikuti kisahnya Venera.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03. Makan malam bersama.
"Tunggu sebentar" Kata Venera yang masih mempertahankan wajah terbelalak nya.
"Mo-mommy apa saudara tiri yang dimaksud papah, manusia ini?" Tunjuk Venera ke arah Rezaldi. Bu Anita mengangguk dengan wajah datar.
Rezaldi menatap dingin ke arah wajah Venera, membuatnya kicep dalam hitungan detik.
Membuang wajah adalah reaksi yang tepat untuk gadis itu.
"Venera antar mommy ke supermarket dulu yu" Ajak Bu Anita, Venera menoleh langsung mengangguk— berasa terselamatkan oleh ibunya. Kalau tidak, entah reaksi apa lagi yang akan Venera perlihatkan untuk Rezaldi.
"Saya ikut mah" Kata Rezaldi.
Deg.
Venera kali ini berani bicara "Gak ngapain lu ikut?, lu jaga kakek dirumah" Protes Venera.
"Mah tidak masalah kan kalau Aldi ikut?"
Bu Anita menggeleng "Tidak masalah, kamu juga kan sekarang sudah jadi anak mamah"
"Kalau gitu, Era yang jaga kakek dirumah ya mom" Kata Verena berusaha menghindar dari Aldi.
"Aldi, sebentar lagi mobil pengangkut barang mau sampai, tenaga kakek ga cukup kuat untuk angkat-angkat"
Venera bernapas lega setelah kakek nya mencegah Aldi yang akan ikut bersamanya.
Rezaldi mengangguk dan menurut keinginan kakeknya.
"Maaf kek" Kata Rezaldi.
**
Venera bersama Ibunya sudah sampai di dalam supermarket yang ada di Jakarta Selatan. mereka memilah dan memilih bahan masakan yang akan di racik dirumahnya nanti.
Kebetulan Venera sedang ada di supermarket, yang isinya cukup komplit —Dia memborong cemilan ringan yang dia sukai disana.
Nantinya cemilan itu akan Venera santap, sambil menonton drakor kesayangan nya di laptop.
"Mom" Panggil Venera ke Bu Anita.
Bu Anita menoleh "Iya sayang"
"Sekalian bayarin juga yang era bawa ya" Kata era menunjukan berbagai macam makanan ringan yang sudah dimasukan ke keranjang yang dia bawa diam-diam.
Bu Anita menggeleng kepala dengan senyum, karena belanjaan dirinya lebih sedikit dari belanjaan venera yang keranjang belanjaan nya hampir penuh.
"Yaudah iya" Kata Bu Anita.
"Asik" Jawab senang Venera, sambil mengecup pipi sang ibu.
Setelahnya ibu dan anak itu pergi ke kasir untuk pembayaran.
**
Kembali kerumah.
Sehabis Venera membantu ibunya memasak, dia segera mungkin menata piring ke atas meja makan yang sudah ada Rezaldi dan Pak Rais.
"Era itu minumnya ketinggalan, tolong bawain nak, ibu masih sibuk nyuci wajan" Pinta Bu Anita.
Venera menoleh ke ibu nya dan mulai melangkahkan kaki, hanya saja...
"Tunggu" Cegah Rezaldi, bangkit dari tempat duduk, berlari kecil untuk mengambil teko kaca bening yang sudah di isi air putih oleh Bu Anita.
"Era biarin aja Aldi yang ambil, kamu duduk dulu nak" Titah Pak Rais. Venera mengangguk senyum dan duduk disamping Pak Rais.
"Kursi itu untuk ibu kamu, kamu duduk disamping Aldi" Kata Pak Rais.
Venera kembali mengembangkan senyum pasrah dan menuruti keinginan kakek nya, menyeret bangku dan duduk manis menatap jendela yang di luarnya terlihat pemandangan malam —lampu-lampu rumah yang bersinar.
Ibunya telah kembali bersama Rezaldi, yang sedikit membantunya untuk menaruh peralatan masak yang habis dibersihkan.
Venera masih mempertahankan lamunan nya menatap jendela dengan telapak tangan yang sedang memegang dagu, sampai kepalanya sudah keatas kebawah karena ngantuk.
"Venera kamu ngantuk?" Kata Bu Anita.
Venera langsung melek ketika ibunya sudah berada di meja makan "Eh engga kok mom"
Sehabis Venera bicara, tangan nya langsung mengulur untuk mengambil centong nasi tepat di tengah meja —berbarengan dengan Rezaldi. Sampai tidak sengaja pergelangan tangan mereka bersentuhan.
Venera berdecak "Gue dulu yang ambil" Kata Venera menoleh kearah Rezaldi yang tangan kirinya sedang memegang pisau kecil sehabis memotong rendang sapi.
"Sorry, lu duluan deh yang ngambil" Kata venera mengalah dengan senyuman.
"Cantik-cantik ketus banget" Gumam Rezaldi.
"Cih" Venera berdecih sebal.
Pak Rais yang ada di depannya sampai menggeleng kepala, mengetahui kalau Venera dan Rezaldi tidak akur.
"Venera" Sahut Pak Rais.
"Iya kek kenapa?" Jawab Venera.
"Gimana hari pertama kamu disekolah tadi?"
"Lancar kek, cuma..." Kata Venera menggantung kata.
Menoleh ke arah Rezaldi, yang sedang mengangkat perlengkapan makan nya —Kali ini pisau di tangan kiri dengan garpu di tangan kanan, sambil melotot tajam ke arah Venera.
Venera membuang wajah karena takut padanya. Mengingat Venera saat disekolah menendang selangkangan Rezaldi hingga membuatnya mengerang kesakitan.
"Haha, Venera rupanya malu dengan Rezaldi ya?, kakek kira kalian tidak akur, syukurlah kalau kalian baik-baik saja" Kata Pak Rais.
"Kakek, Eca bukan malu, sadar dong.. please!" Batin Venera sembari gelagat panik.
"Nanti kalau kamu nakal di sekolah, urusan nya dengan Rezaldi. Karena dia ketua OSIS di sekolah yang bantu guru sekolah untuk menertibkan murid yang bermasalah."
Venera menghela nafas panjang, tanpa pikir panjang dia mengambil piring dan dua cidukan nasi bersama lauk. Setelahnya dia mulai melangkah pergi dari tempat makan.
"Eh mau kemana kamu Ra?" Tanya Bu Anita.
"Era mau makan di kamar mom, sekalian mau lanjut nonton film" Kata Venera melenggang pergi dari ruang makan keluarga.
"Eh makan disini, pamali kalau makan di kamar" Omel Pak Rais. Namun tak didengar gadis itu.
Bu Anita menahan "Biar aja ayah, gadis itu waktu di Bandung emang sudah kebiasaan makan di dalam kamar"
"Hm, kamu harusnya di beri nasehat dong untuk anak kamu Nita, kalau yang tidak boleh dilakukan jangan dilakukan" Omel Pak Rais untuk Bu Anita.
"Mah, Kek biar Aldi bujuk ya" Tukas Rezaldi bangkit dari tempat duduk.
Pak Rais mempersilahkan Aldi membujuk gadis itu, niatnya beliau ingin makan bersama keluarga baru.
Kenyataan nya tak sesuai apa yang diharapkan. Kedua cucu nya malah mangkir dari meja makan dan mereka kali ini sedang ribut di atas sana.
"Ganggu aja duh!!" Ketus Era ketika mendengar ketukan pintu bersama suara bujukan dari Rezaldi.
"Buka dulu pintunya era" Kata Rezaldi.
Ceklek!
"Ngapain sih ke kamar anak gadis? Ga sopan banget" Protes Venera.
"Kalau mau makan di ruang makan, bukan di kamar, pamali loh" Kata Rezaldi.
Venera sengit, tiba-tiba memberi piring ke Aldi dengan isi makanan yang masih utuh.
"Lu yang makan kalau gitu, gue gak jadi makan"
BRUK!!
Venera membanting pintu kamar nya.
Rezaldi menggeleng kepala, menaruh makanan itu di lantai depan pintu Venera.
"Makan lu gue taruh di depan pintu, lu makan dah di kamar, untuk kali ini saja." Kata Rezaldi sambil balik badan, kembali ke ruang makan keluarga.
"Gimana? Kamu berhasil bujuk Venera makan disini?" Kata Pak Rais
Rezaldi menggeleng kepala "Keras kepala" Katanya singkat.
"Kamu kalau berhadapan dengan Verena harus banyak sabar ya Aldi, sifat Venera emang seperti itu" Kata Bu Anita.
"Aman Bu, jangan dipikirin ya —Aldi juga sudah terlatih menghadapi cewek yang attitude nya buruk di sekolah" Kata Aldi.
"Venera baik kok, tidak seperti yang ada dipikiran kamu nak" Kata Bu Anita membela.
Rezaldi mengangguk, lalu menikmati makan bersama Ibu sambungnya.
membawa 1mawar dan iklan biar tmbh semangat
membawa 1 iklan biar tmbh semangat
mampir yuk ke tempat aku. bebas yg mana aja 🙏🏿😘😁
salam dari
"aku dan teman kamarku"