Roxana, sudah 8 kali dia mati dan ini adalah kehidupannya yang ke-9.
Setiap hidupnya dia pasti merasuki tubuh seorang wanita dengan berbagai posisi dan karakter. Tapi nahasnya setiap usianya mencapai 25 tahun pasti dia mati.
Pada kehidupannya kali ini pun sama, tapi kali ini dia hidup di tubuh seorang ibu yang sangat ditakuti. Bukan karena wajahnya tapi perangai dan sikapnya.
Akankan ia lagi-lagi harus mati saat usianya mencapai 25 tahun?
Atau dia akan menggunakan semua kemampuan yang pernah ia miliki untuk bisa bertahan hidup lama kali ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reyarui, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istri Duke Utara 17
" Jadi, bagaimana dengan monster di Orden? Aku merasa ada sesuatu yang lain di sana?"
Roxane saat ini berada di ruang kerja Leoric. Ia menanyakan perihal monster yang sempat membuatnya hilang arah dan seperti ditarik ke tempat dimana monster itu berada.
Leoric diam sesaat sambil mengusap-usap dagunya dengan tangan. Ekspresi wajahnya terlihat bahwa ada sesuatu yang janggal.
" Aku melakukan penelusuran hingga ke dalam hutan di kedua setelah kamu kembali ke kastel. Tapi tidak menemukan lagi monster itu. Hanya tertinggal jejaknya saja. Untuk memastikannya aku juga melakukan penelusuran lebih lanjut di hari selanjutnya, namun hingga hari terakhir tetap tidak mendapatkan apapun. Roxane, apa yang waktu itu kamu rasakan sebenarnya."
Penjelasan Leoric membuat Roxane tertarik. Ia belum pernah menghadapi monster sebelumnya, maka dari itu ini menjadi hal yang baru untuknya. Hanya saja memang aneh, ia seperti bisa berkomunikasi dengan monster itu.
" Entahlah Leo, aku juga tidak tahu. Tapi yang aku rasakan adalah ia seperti memanggilku untuk datang. Ia seperti menarik ku untuk mendekat. Padahal di kehidupan sebelum-sebelumnya aku tidak pernah berhadapan dengan monster jenis apapun."
" Baiklah, tidak perlu dipikirkan. Kita bisa mencari tahu pelan-pelan."
Tok! Tok! Tok!
" Paduka, ini saya Melanie. Ada yang harus saya sampaikan kepada Paduka."
Leoric dan Roxane saling pandang. Dari tatapan mereka menjelaskan bahwa keduanya sama-sama malas untuk berhadapan dengan wanita itu. Apalagi Melanie berkali-kali membuat masalah.
Tapi pada akhirnya Leoric membiarkan Melanie masuk. Bagaimanapun status Melanie adalah selirnya. Maka dari itu setidaknya Leoric harus tetap memperlakukan Melanie dengan sewajarnya.
" Terimakasih Paduka. Sebenarnya saya ingin menyampaikan ini saat makan tadi. Tapi agaknya Paduka sedang tidak ingin diganggu. Ini paduka, ayah saya Marquis Osgar Ethelwyn mengirimkan surat kepada Paduka dan juga ada surat dari Kaisar Rowan."
Degh!
Mendengar nama Kaisar Rowan, Leoric mempunyai dugaan jika ini pasti bukan sesuatu yang lumrah. Kaisar itu, entah apa yang sedang direncanakan. Jika surat tersebut hanya sekedar basa-basi, maka Leoric tidak akan memberi tanggapan apapun.
Namun selain itu, Leoric menjadi yakin bahwa Marquis Ethelwyn adalah kaki tangan Kaisar. Dan bisa dipastikan bajwa Melanie adalah mata-mata yang ditempatkan disini.
Leoric melirik ke arah Roxane. Sebenarnya kekhawatiran terbesarnya adalah kepada sang istri. Mungkin saja saat ini pihak kaisar sudah mengetahui perubahan Roxane. Dan ia harus mulai lebih hati-hati dalam menjaga istri dan putrinya.
" Heh, aku heran. Mengapa Kaisar menitipkan surat padamu. Memangnya dia tidak punya ajudan untuk langsung memberikannya padaku. Haaah, agaknya dia sudah tidak menganggap keberadaan Grand Duke Carrington penting lagi. Dia terlalu meremehkan orang rupanya."
" Ya?"
Melanie terkejut bukan main. Bukan ini reaksi yang ia inginkan. Leorric menampilkan ekspresi tidak suka dan dingin. Itu memang khasnya, tapi Melanie tidak menyangka bahwa Leoric akan memberikan tanggapan itu untuk surat dari Kaisar.
Siapa yang tidak tahu mengenai Kaisar Rowan Von Sebastian. Kaisar itu memiliki watak buruk dan bisa melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Namun keberadaan Carrington membuatnya sedikit terbatasi. Bisa dibilang hubungan Kaisar dan Grand Duke memanglah tidak baik.
Melani pada akhirnya diam. Padahal ia ingin sekali mendapat pujian tapi ternyata tidak begitu.
Sraak
Leoric membuka surat tersebut dan membacanya secara seksama. Ekspresi wajahnya yang awalnya datar kini berubah mengeras.
Braak!
Tangan Leoric menggebrak meja dengan kuat bahkan membuat meja itu sedikit retak.
Roxane mengerutkan kedua alisnya. Ia penasaran apa isi surat dari Kaisar Rowan sehingga Leoric bereaksi seperti itu.
" Ada apa Leo?" tanya Roxane. Leoric lalu memberikan surat itu kepada Roxane. Dan setelah membacanya Roxane pun ikut menunjukkan wajah geramnya.
" Brengsek! Benar-benar manusia brengsek. Bagaimana bisa dia punya ide seperti itu? Tidak, aku tidak akan membiarkannya!" pekik Roxane keras.
" Aku juga tidak akan memberikan putriku pada keluarga kerajaan. Sialan, dia ternyata ingin membelengguku dengan melalui putri kita," sahut Leoric tak kalah kesalnya.
Isi dari surat Kaisar Rowan adalah perintah untuk Lilian menjadi tunangan Putra Mahkota Carlo Von Sebastian. Hal tersebut tentu saja menegaskan bahwa Lilian akan jadi Putri Mahkota.
Leoric tidak akan menyetujui hal tersebut. Istana bukan hal yang mudah ditinggali anak sekecil Lilian. Jika pertunangan ini dilakukan maka Lilian kecil harus diserahkan ke istana untuk mulai mendapatkan pendidikan sebagai Putri Mahkota Kekaisaran Aterna.
Hal itu lah yang membuat Leoric dan Roxane geram. Jelas sekali tujuan Kaisar Rowan untuk mengekang Leoric melalui putri mereka.
" Kau keluarlah!" Leoric memerintahkan Melanie untuk segera keluar dari ruang kerjanya.
" Tapi Paduka, Anda belum membaca surat dari ayah saya."
" Bukannya kau tahu bahwa aku tidak suka bicara dua kali?"
Sraak
Cekleek
Melanie tidak lagi berani bicara. Ia langsung bangkit dari duduknya dan melenggang pergi meninggalkan ruangan Leoric. Tentu saja wanita itu kesal. Ia sungguh tidak suka Leoric berduaan dengan Roxane. Apalagi setelah mendengar bagaimana mesranya mereka bercumbu di dalam kamar Lilian tadi bagi.
Sedangkan di dalam ruang kerja, Leoric memanggil Oland. Ia memberikan surat yang dikirim Kaisar kepada ajudannya itu untuk dibaca. Dan ternyata ekspresi Oland pun sama, ia tampak kesal dengan permintaan yang lebih seperti perintah untuk mentunangkan Lilian dan Carlo.
" Itu akan dilaksanakan di festival pendirian negara? Dia benar-benar ingin menjadikan Carrington dibawah kakinya," ucap Oland dengan geram.
" Ya, itulah yang dia maksud. Sialan, pria itu sama sekali tidak pernah berubah. Rencananya memang sempurna. Lili, ia akan menahan Lili dan mengendalikan ku," sahut Leoric.
" Jadi, apa yang harus kita lakukan Paduka?"
" Leo, aku tidak ingin Lili pergi ke istana."
Roxane terlihat begitu khawatir. Lagi pula, ibu mana yang tidak khawatir mendengar putrinya akan pergi jauh darinya ke tempat dimana para hewan buas berada. Terlebih Lilian masih sangat kecil. Tapi meskipun sudah besar pun Roxane tidak akan sudi melepas Lilian ke istana yang penuh orang-orang busuk itu.
Lilian akan tampak seperti mangsa yang empuk bagi mereka. Sungguh Roxane tidak bisa membayangkan hal tersebut. Putri kecilnya menerima pendidikan Putri Mahkota? Itu sungguh menakutkan karena Roxane tahu hal itu sungguh berat dan juga melelahkan. Tubuh kecil Lilian tidak akan mampu menerimanya, terlebih usia Lilian baru 4 tahun.
" Apa ini, apa ini yang akan menyebabkan kematianku di usia 25 tahun. Setelah ku hitung, festival pendirian negara bertepatan dengan hari ulang tahunku. Tidak, aku tidak masalah jika harus mati. Tapi, aku tidak bisa membiarkan Lilian masuk ke istana yang menjijikkan. Dimana tempat para orang licik berada."
Roxane berbicara dalam hati tangannya sedikit gemetaran. Bukan takut dengan kematiannya, tapi ia takut terjadi apa-apa dengan putrinya.
Tap!
" Jangan khawatir, aku tidak akan menyerahkan Lili meskipun itu berarti aku akan melawan kaisar. Percaya saja padaku."
Rasa hangat menjalar ke hati Roxane saat Leoric mengatakan hal tersebut sambil menggenggam tangannya. Ia merasa senang karena di kehidupan kali ini, ada orang yang berdiri di sampingnya.
" Ya, aku percaya padamu Leo."
TBC
.