Nikah Dadakan

...~Happy Reading~...

Malam semakin larut, namun suasana kamar Mikha dan Calvin tetap terasa hangat meski sepi. Lampu redup menyinari ruangan, membuat bayangan lembut terpantul di dinding. Mikha duduk bersandar pada kepala ranjang dengan selimut yang menyelimuti tubuhnya. Namun matanya yang mulai berat tak kunjung terpejam. Ia memandang Calvin yang duduk di sofa, sibuk dengan laptopnya.

"Kakak," panggil Mikha dengan suara pelan, mencoba menarik perhatian Calvin.

"Hmm?" sahut Calvin tanpa menoleh, tangannya masih sibuk mengetik.

"Kakak gak ngantuk apa?"

Calvin menoleh sedikit, matanya hanya menatap sekilas sebelum kembali ke layar. "Kamu ngantuk?"

Mikha mengangguk sambil menghela napas. "Tidur, yuk."

"Tidurlah duluan," balas Calvin singkat.

Mikha mendengus kecil. "Kakak," panggilnya lagi.

Calvin menghentikan tangannya, kali ini menoleh penuh. "Ada apa, Mikha?"

"Sini deh, kenapa kakak di sofa sih? Enggak pegal apa duduk terus?" Gadis itu memasang wajah memelas, membuat Calvin menarik napas nya panjang.

"Kakak masih kerja," jawab Calvin, mencoba menahan senyumnya.

"Kerja mulu, Tidur sini kek," rengek Mikha, matanya memancarkan keinginan yang sulit ditolak.

"Sebentar lagi, Mikha. Kakak lagi buat laporan buat meeting besok pagi." Calvin menenangkan, meski nadanya masih terdengar setengah serius.

Namun Mikha tidak menyerah. "Kakak," panggilnya lagi, kali ini lebih manja.

Calvin mengusap wajahnya dengan frustrasi ringan. "Astaghfirullah, Mikha. Kenapa sih kamu?"

Mikha menatap Calvin dengan ekspresi kesal namun menggemaskan. "Mikha kan mau tidur di sini karena mau nemenin kakak. Tapi malah kakak asik kerja terus. Mikha berasa kayak setan yang ditemenin guling!"

‘Sabar!’ gumam Calvin dalam hati yang sudah mulai kehabisan kesabaran. Ia akhirnya menyerah, menutup laptopnya dengan satu gerakan cepat lalu bangkit dari sofa.

"Ya sudah, ya sudah. Kakak tidur sekarang," ucapnya sambil berjalan menuju tempat tidur.

"Nah, gitu dong," ujar Mikha senang. Senyumnya lebar melihat Calvin akhirnya mendekat.

Calvin merebahkan tubuhnya di sebelah Mikha. Keduanya diam sejenak, menatap langit-langit kamar yang hening.

"Kakak," panggil Mikha lagi.

"Hmm?" sahut Calvin, suaranya terdengar lebih lembut.

"Tangan kakak pegel gak?" tanya Mikha tiba-tiba.

"Kenapa tanya itu?" kata Calvin yang malah balik bertanya, kini dahi laki laki itu berkerut menatap istrinya dengan wajah bingung.

"Gapapa, Mikha nanya aja," jawab Mikha dengan polos.

"Enggak,’’ jawab Calvin singkat.

Mikha tersenyum kecil. "Oke!" Dan tanpa peringatan, Mikha meraih tangan Calvin, meluruskannya, lalu merebahkan kepalanya di atas lengan Calvin.

Calvin menatapnya bingung. "Apa yang kamu lakukan?"

Mikha tersenyum lebar. "Kemarin kan, waktu di hotel, kakak peluk Mikha kayak gini. Rasanya nyaman banget. Mikha mau dipeluk lagi."

Deg!

Kata-kata Mikha membuat jantung Calvin berdebar kencang. Ia terdiam sejenak, menatap wajah Mikha yang kini begitu dekat. Mikha mendongak, matanya bertemu dengan mata Calvin. Keduanya saling menatap, terjebak dalam keheningan yang terasa begitu dalam dan intim.

Calvin menelan ludah. "Mikha..."

‘’Hehehe … ‘’ gadis itu hanya menyengir kuda membuat Calvin tak bisa menolak nya.

Calvin menghela napas panjang. Ia menarik Mikha lebih dekat, memeluknya dengan kedua lengannya. "Kamu itu memang selalu tahu caranya bikin kakak gak bisa nolak."

Mikha tersenyum puas, menenggelamkan wajahnya di dada Calvin. "Kita udah sah ini, jadi gapapa kan? Halal!’’

Calvin tersenyum tipis, membelai rambut Mikha dengan lembut. "Iya, gak apa-apa. Tidur yang nyenyak, ya." Dan malam itu, dalam pelukan Calvin, Mikha akhirnya tertidur dengan tenang.

'Semoga malam ini gak ada cosplay jadi pemain bola lagi,' gumam Calvin dalam hati sebelum akhirnya ia ikut memejamkan mata untuk memasuki alam mimpi.

...~To be continue…....