Bercerita tentang seorang anak laki laki sederhana yang bernama Eric yang di tinggal kedua orang tuanya dari kecil, dan kini ia sudah beranjak SMA, dia tidak tau tentang percintaan, mampukah Eric mendapatkan cinta wanita idaman sekolah itu dan mendapatkan cinta pertamanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kazumifx, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apakah aku pantas menjadi miliknya
Waktu sudah menunjukkan jam istirahat, semua murid membereskan bukunya, menyimpan nya di tas dan bergegas untuk istirahat.
Di luar kelas nampak Alvino yang sudah menunggu Bella untuk makan siang bersama, Bella pun menghampiri nya dan mereka berjalan menuju kantin.
Saat mereka sedang berjalan, Bella dan Alvino menjadi pusat perhatian murid murid lain.
"mau deketin Alvino eh ada yang lebih cantik, jadi insecure deh."ucap salah satu siswi
"Bella kan incaran cowok cowok, Alvino incaran cewek cewek, cocok ga sih mereka sekarang bertemu gitu." ucap salah satu siswi lagi.
"iya sih, saingan kita kayak bidadari jangan harap bisa menang."
Pada saat Alvino dan Bella berjalan di koridor sekolah, Eric yang baru keluar kelas melihat mereka berdua dari belakang dengan muka yang sedikit tidak rela.
"bidadari ya? Benar juga, dia cantik seperti bidadari sedangkan aku? Aku siapa? Ada apa denganku?." gumam Eric dalam hati.
Eric yang tidak pernah berpengalaman soal cinta dia tidak tau yang dia rasakan di dada nya, terasa sesak dan tidak enak ketika melihat Bella bersama pria lain. Tapi di balik itu, ia juga sadar kasta perbedaan mereka.
"mending ke atap sekolah aja ah." ucap Eric
Di kantin, Bella dan Alvino terlihat menikmati makanan mereka. Alvino terus saja mencari topik pembicaraan sedangkan Bella mengangguk dan berkata"iya"
"oh iya, kapan kapan mau ga kita jalan jalan
Di hari libur?." ajak Alvino.
"emm, aku ga di bolehin keluar rumah sama orang tua aku." ucap Bella
"eh, segitunya ya, emang siapa nama orang tua kamu?.
"ada apa yang orang tuaku?"
"siapa tau aku kenal, soal nya ayahku adalah orang ke 3 terkaya di kota ini, jadi otomatis pasti punya banyak kenalan." ucap Alvino
"oh." ucap Bella dengan simple
"jadi siapa nama orang tua kamu?. Tanya Alvino
"Robert Sebastian, Hana citra lestari."
Seketika Alvino langsung tercengang ketika mendengar nama itu, dia di beri tahu orang tuanya orang yang lebih kaya dari ayah nya. Dan nama yang di sebutkan Bella adalah orang yang saat ini berada di puncak yaitu nomer 1.
"bagus ya nama orang tua kamu."
"hmm"
"hari Minggu aku kerumah kamu deh, nanti bisa aku izin sama orang tua kamu, siapa tau di izinin kak?. ucap Alvino.
Tidak sulit untuk menemukan kediaman orang terkaya nomer 1 itu, karena keberadaan nya mudah di ketahui di sosial media.
"terserah sih, asal ga ngerasain aja aku mah." ucap Bella
"ga bakal hahaha." ucap Alvino
Di atap sekolah, Eric yang berpikir keras kenapa dada nya begitu sesak, sambil memegang dada nya dan mengusapnya.
"gue kenapa ya ga ngerti asli." ucap Eric sambil mengelus dada nya.
"dari pada mikirin yang ga penting, mending nyari tau alamat di kertas peninggalan nenek." ucap Eric sambil mengambil kertas di saku celananya.
Dia terus mengamati kertas itu, alamat yang cukup jauh dan harus menggunakan kereta untuk sampai di alamat tersebut, dia memutuskan untuk pergi ke alamat itu ketika ia memiliki libur panjang sekolah.
"pergi sendiri atau ajak Ari ya."
Eric terus saja melamun di atap sekolah sehingga ia tidak sadar kalo dari tadi jam masuk pelajaran selanjutnya telah di mulai, tetapi ia tidak sadar dan terus melamun di atas sekolah.
"oke anak anak, hari ini pelajaran sejarah ibu akan menerangkan beberapa materi untuk kalian." ucap guru perempuan di depan
"itu kursi siapa yang kosong?. Tunjuk guru ke arah kursi kosong di dekat jendela.
"pfff, si manusia aneh itu kemana jir haha.
"tau tuh, si anak sulit di tebak pfff." bisik siswa lain.
Bella mendengar bisikan 2 siswa itu menjelek jelekan Eric seketika terdiam.
"ternyata benar ya, dia di cap aneh oleh orang orang." gumam nya sambil menunduk.
Ketika ada murid yang melanggar peraturan sekolah, Alvino dan yang lainnya akan menghukum murid tersebut, karena guru memberikan tugas kepada Alvino untuk menangani kenakalan murid yang tidak terlalu buruk, seperti bolos dan lain lain.
Beberapa jam kemudian, jam pelajaran sejarah selesai dan Eric bolos 1 pelajaran itu.
"lahhhh udah berapa jam aku diem disini." ucap Eric yang berdiri langsung berlari menuju kelas.
Di tengah perjalanan ia menuju kelas, Alvino dan teman temannya memberhentikan Eric
"kamu Eric kan, ikut aku ke ruang OSIS." ucap Alvino
"haaa?
Setelah sampai di ruang OSIS, Eric duduk di kursi dan Alvino juga duduk dan memulai pembicaraan.
"aku mendengar kau bolos di pelajaran sejarah, kemana kau?" ucap Alvino
"saya ketiduran kak."
"dimana? tanya Alvino dengan tegas
"anu, di atap sekolah kak, maaf kak saya kurang tidur." ucap Eric sambil menggaruk kepala belakang nya.
"Doorr, jangan main main, kamu disini baru kelas 11 jangan belagu, belajar di siplin, jika kau tau besok sekolah, seharusnya kau tidur lebih awal, dasar anak nakal." ucap Alvino dengan tegas sambil menepakan tangan nya ke meja.
"maaf kak, lagi pula saya tidur malam bukan karena hal nongkrong atau apa apa, tapi saja kerja dari sore sampai jam 1 malam." ucap Eric
"alasan, mana ada anak sekolah kerja begitu? Saya ga bodoh,kamu tidak bisa berbohong." ucap Alvino dengan tegas
"saya ga bohong kak."
"masih berani berbohong?" ucap Alvino
"jika benar kau kerja, bagaimana dengan orang tuamu?"tanya Alvin.
Eric hanya terdiam dan tidak mengeluarkan sepatah kata apapun.
"lihat, kau hanya diam, itu berarti kau berbohong karena kau tidak bisa menjawab, kan? Ucap Alvino
"katakan yang sebenarnya." ucap Alvino lagi.
"saya kerja kak." ucap Eric
"cih, hukuman mu mau ku tambah karena kau berbohong?" ucap Alvino
"saya beneran kerja kak."
"plak, susah sekali menasehati orang bodoh sepertimu." ucap Alvino yang menampar Eric
"jika bell pulang berbunyi, kau jangan pulang dulu, hukuman mu adalah berlari memutari lapangan 10 kali, dan membersihkan toilet." ucap Alvino
"tapi kak, aku bisa telat kerja."
"bebal sekali dirimu, turuti saja jika tidak aku akan melaporkan ini kepada wali kelasmu." ancam Alvino dengan nada tegas
Dikolidor sekolah, Bella yang mundar mandir mencari keberadaan Eric yang entah ada dimana, lalu ia bertanya kepada salah satu temen kelas nya kebetulan ada di koridor itu
"sudah tau Eric dimana? tanya Bella
"tadi di ajak sama kak Alvin, kek nya ke ruang OSIS deh." ucap teman sekelasnya itu
Bella langsung berlari menuju ruang OSIS dengan cepat.
Setelah sampai di ruang OSIS, Bella masuk tanpa izin dan melihat Eric yang sedang duduk sambil menunduk. Bella langsung menarik tangan Eric untuk pergi dari ruang OSIS tersebut.
"loh Bella, ada apa kesini? tanya Alvino
"gapapa" ucap Bella sambil menarik tangan Eric
"tunggu, mau di bawa kemana dia, aku belum selesai menasehati nya." ucap Alvino
"itu tugas saya, jadi biar saya yang menasehati dia." ucap Bella
"dia siapa kamu?" tanya Alvino
"kamu ga perlu tau" ucap Bella langsung membawa Eric keluar dari ruangan tersebut.
"hei bel, bukankah itu tidak sopan?" ucap Eric
"diam, ikut aku."