Queena remaja berusia 18 tahun yang masih duduk di bangku SMA, Ia di buang oleh keluarga nya karna dianggap membawa sial setelah kematian kedua orang tuanya....Namun tiba tiba setelah 11 tahun di telantarkan, tiba tiba keluarga nya memaksa dia menikah karna alasan wasiat dari alm.Orang tua nya....
Vincent pria dewasa berusia 26 tahun, yang memiliki trauma pada kegelapan, tapi dia juga tak bisa tidur nyenyak dengan lampu terang. dia hanya bisa mengandalkan obat tidur setiap hari
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 4
Sesampai nya di rumah sakit, Vincent segera pergi karna ada urusan pekerjaan. Flora pun tak sempat untu berterimakasih pada nya.
Tak lama, Queena siuman, ia merasa sangat pusing. Pandangan nya kabur, ia terus mengucek mata nya hingga kini penglihatan nya mulai jelas.
Terlihat flora yang ada di sampingnya dengan memasang raut wajah yang sangat cemas. Ia terus memandang queena.
"Queen....apa kamu baik baik aja?" tanya flora menggenggam tangan mungil queena.
"aku ngga kenapa kenapa kok, kakak jangan khawatir gitu dong" kata queena yang berusaha menyembunyikan rasa sakit nya karna tak ingin menambah ke cemasan flora.
"Ayo temui dokter" kata flora yang langsung menyiapkan kursi roda untuk adik nya.
"Kenapa harus pake kursi roda? Aku baik baik aja kok kak"
"Tidak ada bantahan, ayo cepet naek" kata flora yang langsung membantu queena duduk di kursi roda.
Mereka pun kini sudah berada di ruangan dokter
"Itu hanya kelelahan saja, Sebaiknya untuk beberapa hari kedepan kamu harus banyak beristirahat" kata dokter.
"Apa kamu mengerjakan sesuatu yang membuat kamu sangat kelelahan?" tanya dokter.
"Tidak....aku hanya sekolah, mungkin karna kadang aku mengikuti ekstrakulikuler" kata queena berbohong.
"Tapi kamu gak ikut ekstrakulikuler apapun dek" kata flora mengingat bahwa adik nya selalu pulang tepat waktu
"Mungkin kakak salah ingat, udahlah kak. dokter bilang aku hanya kelelahan aja. Beberapa hari kedepan juga akan membaik"
"Baiklah, jaga kesehatan mu ya. saya akan meresepkan obat dan vitamin untuk mu" kata dokter itu.
"Baik dok terimakasih" kata flora.
...****************...
Vincent kini sudah kembali ke hotel usai menemui klien nya. Ia terus memikirkan keadaan queena. Tepat saat Vincent akan masuk ke dalam hotel, queena dan flora keluar dari lift.
Melihat Vincent yang berdiri di depan pintu, flora langsung menghampiri nya sembari menggandeng queena.
"itu kan om om nyebelin, ko ada di sini" batin queena.
"Pak Vincent, terimakasih sudah membantu ku membawa queena ke rumah sakit." ucap flora sedikit membungkuk hormat pada Vincent.
"Apa!?"...betapa terkejut nya queena saat mengetahui ternyata 'pak Vincent' adalah boss kakak nya dan orang yang menolong nya saat pingsan.
"Ada apa? kenapa mata mu seperti mau keluar?" tanya Vincent mengangkat sebelah alis nya.
"t...tidak... Terimakasih pak, karna sudah menyelamat kan ku." kata queena.
"Apa kalian saling kenal?" tanya flora saat melihat mereka saling bertatapan.
"Tidak!"
"tidak!" ucap keduanya dengan kompak.
"Baiklah, sekali lagi saya ucapkan terimakasih pak Vincent, saya akan kembali ke kamar agar adik saya bisa beristirahat" kata flora sopan dan diangguki oleh Vincent.
Vincent terus memandangi punggung queena yang semakin menjauh, tak ingin larut dalam pikirannnya, Vincent pun segera masuk ke dalam kamar nya.
Saat ia akan bersiap untuk mandi, tiba tiba pintu nya di ketuk. Vincent pun kembali memakai pakaian nya dan membuka kan pintu.
"Alexa baru sampai disini pak" kata Willy menunjuk Alexa yang berdiri di samping nya.
"Maaf pak Vincent, saya terjebak macet. Tadi saat saya akan naik taksi bersama dengan flora, dia menolak nya. Dan meninggalkan saya begitu saja" ucap Alexa dengan nada manja nya.
"Jika kau salah, tak perlu menyalahkan orang lain. Cukup akui kesalahan mu!" kata Vincent dengan wajah datar menatap ke depan tanpa menoleh ke arah Alexa.
"Pergi lah dengan flora, temui klien. Bereskan pekerjaan kalian! Sekarang! Aku tak ingin mengulur waktu" kata Vincent dengan tegas.
"b...baik pak" kata Alexa yang menahan tangis nya, ia mengepalkan tangan nya. Jika bukan karna flora dia tak akan di marahi seperti ini oleh pria pujaan nya.
Willy dengan sigap langsung menunjukkan kamar flora pada Alexa. Setelah memberitahu Alexa, kini Willy pun masuk ke dalam kamar Vincent.
*TINGGGGGG
Alexa membunyikan bell pintu kamar flora, tak lama flora pun keluar.
*PLAKKKKKK
Betapa terkejut nya flora, merasakan pipi nya yang terasa panas hingga tertoleh ke samping, tak mau kalah. Flora langsung mendekati wanita licik itu dan memegang dagu nya.
"Apa kau sudah gila!!" bentak flora sembari melepas cengkraman nya dengan kasar.
"Kau yang sudah gila! Apa kau tahu, aku di marahi pak Vincent karna mu dan adik sialan mu itu!" ucap flora memegangi dagu nya yang terasa sakit karna cengkraman flora tadi.
"Jika bukan karna kau yang mencari gara gara dengan kami, adikku tak akan melakukan itu. Mengerti?" kata flora dengan tenang.
"Tunggu lah di bawah, aku akan mengambil berkas. Jika kau tak ingin di pecat oleh pak Vincent" kata flora yang langsung masuk ke dalam kamar dan menutup pintu dengan kasar di hadapan Alexa.
Alexa mengeraskan rahang karna marah, ia mendengus kesal namun tak bisa melakukan apa pun. Ia juga takut kehilangan pekerjaan nya, jadi dia berjalan masuk ke lift dan menunggu flora di bawah.
"Ada apa kak?" tanya queena yang mendengar keributan.
"Gak ada apa apa sayang, kakak mau ngurus pekerjaan dulu.....kamu tunggu disini ya" kata flora mengusap kepala sang adik.
"Jangan lupa beli cemilan kesukaan aku kak" kata queena tersenyum.
"iya iya, kakak pergi dulu"
Melihat kakak nya yang sudah pergi, queena pun turun dari ranjang. Ia membuka pintu, berjalan menyusuri lorong.
Saat queena berdiri tepat di pintu Vincent, queena berhenti sejenak. tanpa di duga duga, Vincent membuka pintu.
"Ada apa?" tanya Vincent singkat.
"A....aku hanya sedang berjalan jalan" kata queena dengan wajah nya yang menyebalkan.
Namun saat mengingat bahwa dia adalah boss kakak nya, ekspresi nya segera berubah menjadi ramah dan tersenyum.
"Makasih ya om udah nolongin aku" kata queena tersenyum dengan sangat manis
Tiba tiba jantung Vincent berdebar sangat kencang saat melihat gadis yang menyebalkan itu tersenyum manis padanya.
"Ternyata jika dia tersenyum seperti ini, sangat manis" batin Vincent.
"Jika tak ada yang ingin di katakan lagi, kau boleh pergi" kata Vincent yang masih saja menggunakan bahasa baku pada queena.
"Oke deh om" kata queena yang berbalik ingin meninggalkan Vincent.
"Tunggu.....satu lagi, jangan panggil aku om"
"Terus aku harus panggil apa dong? Sayang?"
"Berhenti bicara santai pada ku. Kita tak begitu akrab untuk bicara santai seperti itu" kata Vincent dengan wajah datar nya.
"Aduh om, makanya kalo pengen akrab kenalan dulu dong" kata queena, sifat menyebalkan nya keluar lagi.
"Dasar Bocah jaman sekarang, tak memiliki sopan santun pada pria yang lebih dewasa" gumam Vincent yang masih terdengar jelas di telinga queena.
"Om....jangan marah marah terus, nanti om cepet tua loh" kata queena yang langsung berlari masuk ke dalam kamar setelah mengatakan itu
aku tungguuuu
lanjut...