Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Galih mengelap kaca mobil sambil bersiul, ia sangat menikmati pekerjaan baru ini. Disaat mengelap kaca spion Galih melihat Renata berdiri dibelakangnya dengan kedua tangan bersedekap didada. Sangat membingungkan bagi Galih karena untuk apa Renata menatapnya seperti itu.
"Oke, tunduk hormat lalu ucapkan selamat pagi.." Gumam Galih didalam hati, bagaimanapun Galih adalah sosok konglomerat sudah pasti tidak berpengalaman bekerja seperti ini.
Langsung Galih berbalik badan, ia menunduk hormat kepada Renata. "Selamat pagi, Nyonya.." ucap Galih, ia menunduk hormat dengan senyuman simpul yang selalu ada diwajahnya.
Sementara itu Renata terus memperhatikan Galih dari atas sampai bawah. "Kau supir pribadi Rere?" Tanya Renata, melihat dari cara Galih menunduk hormat dan postur tubuh seperti mencerminkan jika pria itu tidak berasal dari keluarga sembarangan.
"Iya, Nyonya. Hari ini merupakan hari pertama saya bekerja, maaf kalau penyambutan saya kurang baik." Jawab Galih yang kembali menunduk hormat, ia merasa kalau Renata sebenarnya sangat teliti.
Disaat Renata ingin bertanya lagi Rere sudah muncul, seketika pandangan mata Galih langsung jatuh sempurna kepada Rere Anita. Wanita itu memakai dress berwarna peach, terlihat sangat manis dimata Galih.
"Dia cantik sekali.." pujian Galih hanya bisa dikatakan didalam hati saja.
Sementara itu Rere sadar jika sangat diperhatikan oleh Galih sekarang, ntah mengapa ia menjadi salah tingkah sendiri. Rere memegang tangan Renata, ia tersenyum kepada sang Nenek yang juga sama tersenyum padanya.
"Dia supir yang aku katakan tadi, Nek.." Rere memperkenalkan Galih, ia tersenyum manis pada Galih yang masih menatap kearahnya.
Kedua tangan Renata langsung bersedekap didada memperhatikan cara Galih menatap Rere. Dan juga Rere sendiri yang terlihat salah tingkah disamping Galih, tidak pernah Renata melihat Rere seperti ini sebelumnya.
"Galih, antar saya dan Nenek menuju Perusahaan.." perintah Rere diangguki mantap oleh Galih.
Galih membuka pintu mobil lalu mempersilahkan agar kedua wanita itu masuk. Renata sudah masuk lebih dahulu, disaat Rere ingin masuk malah tanpa sengaja kepalanya terbentur atasan pintu mobil.
"Awwwwwww!" Lirih Rere, rasanya lumayan sakit juga.
Tangan Galih spontan memegang kepala Rere, ia terlihat panik karena kepala Rere terbentur tadi. "Maaf, aku tidak memperhatikan tadi.." Galih terus mengelus pucuk kepala Rere bermaksud menghilangkan rasa sakit yang ada
Tapi malah menjadi perhatian Renata dari dalam mobil, ia terkejut dengan itu. Rere tersadar, ia melotot seolah memberi kode kepada Galih yang langsung menurunkan tangannya.
"Maafkan kelancangan saya, Nona.." Galih menunduk hormat sebagai bentuk rasa bersalah.
Timbul senyuman di wajah Renata, sangat tipis karena tidak ingin diketahui oleh Rere. Cucu satu-satunya yang Renata miliki itu perlahan duduk di sampingnya. Renata mencoba untuk pura-pura tidak tahu, memasang wajah datar seperti biasanya.
"Suamimu tidak berangkat bersama dengan kita?" Tanya Renata disaat Galih sudah masuk kedalam bangku pengemudi.
Rere menjawab dengan gelengan kepala saja. "Aku lagi kesal dengan Saka, Nek. Percuma aku mengatakan alasan apa yang membuat aku kesal.. Toh Nenek juga tidak akan percaya padaku." Ujar Rere, ia langsung menyandarkan kepalanya pada jendela mobil.
Terdengar helaan napas dari Renata, wanita itu melirik kearah Rere yang langsung sedih jika sudah membahas Saka. "Nenek hanya tidak suka ada perceraian dikeluarga Anita, Re. Tidak pernah keturunan kita melakukan itu, jadi.. Jangan kau ciptakan hal buruk tersebut dikeluarga baik kita." Jelas Renata, ia mengatakan semua kata-kata itu dengan sangat serius.
"Setiap rumah tangga pasti ada masalahnya masing-masing, sekarang semuanya itu ada di orang yang menjalani. Dari pada merusak lebih baik memperbaiki bukan?" Renata menatap Rere yang juga sama menatapnya.
Terlihat jelas ketidakberdayaan dimata indah Rere, ia tersenyum getir kepada sang Nenek. "Bagaimana kalau aku mengatakan tidak ingin memperbaiki masalah ini, Nek?"
"Maka kau tidak cucuku lagi, Rere. Nenek paling tidak suka dengan orang yang lari dari masalahnya, kau tahu itu." Sungguh cepat Renata menjawab pertanyaan singkat Rere.
Tidak ada perkataan apapun yang keluar dari Rere, hanya ada keheningan saja. Susah payah Rere menahan air matanya, ia tidak mau terlihat rapuh dihadapan kekejaman sang Nenek. Tanpa diketahui oleh Rere yang sebenarnya Galih terus memperhatikan dirinya dari kaca spion.
"Pantas wajah cantik itu tidak pernah tersenyum lebar semenjak pertama kali aku melihatnya.. ternyata sedang memendam kesalahan yang tida dilakukan diri sendiri.." Gumam Galih di dalam hati.
Sangat sakit hati Galih melihat Rere tidak berdaya seperti itu, padahal ia sangat bisa untuk menyingkirkan segala rasa sesak dan sakit yang Rere alami.
"Tenang saja, Rere. Aku tidak akan pernah membiarkan dirimu merasakan luka lagi, tidak akan aku biarkan hal seperti itu lagi terjadi!"
•
Ditengah perjalanan menuju pusat Kota..
"Berhenti di Toku Kue.." Ucap Renata, ia tidak mengatakan apapun lagi setelah itu. Mobil sedan mewah itu berhenti tepat di Toko Kue, langsung Renata turun dari mobil seorang diri tanpa ditemani oleh Rere.
Sepertinya Rere tidak sadar kalau mobil berhenti, Galih melihat dari kaca spion jika wanita yang mengusik hatinya selama seminggu ini tengah tertidur. Terlihat sekali rasa lelah diwajah cantik Rere, seakan mengiris perasaan hati Galih.
"Sayang.." Galih harus berbalik badan untuk memegang tangan Rere, ia memanggil Rere dengan suara yang sangat lembut.
Merasa terganggu langsung Rere membuka mata sempurna, ia terkejut karena menemukan wajah Galih yang terus menatapnya. "Sebaiknya istirahat dulu, jangan terlalu memaksa untuk menyelesaikan semua masalahmu." Ucap Galih yang terlibat sekali sangat khawatir.
Tidak pernah selama ini Rere dikhawatirkan seperti ini, Galih adalah orang pertama yang memberi kesan ini padanya. "Terimakasih sudah membuatku merasa penting untuk kehidupan seseorang, Galih.." ucap Rere, ia menjatuhkan air matanya yang ia tahan sedari tadi.
Ketahuilah Rere hanya menunjukkan kesedihan yang menyesakkan dada kepada Galih saja. Semua orang yang bertemu dan mengenal Rere pasti berpikir jika Rere adalah wanita kuat yang selalu tersenyum dan bahagia. Nyatanya semua itu hanya kepalsuan seperti pernikahan yang ia jalani bersama dengan Saka.
"Menangislah, tidak apa.." Ucap Galih, ia meraih tangan Rere mengusap tangan itu dengan pergerakan yang lembut dan menenangkan.
baruu nii suka 👍😁😁