Jangan mengharapkan aku kembali setelah kau menyakiti ku, anggaplah yang kau rasakan sekarang itu karma mu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" pah mana ilham, kok gak bareng kalian." ucap bu laras saat pak david tengah asik mengobrol dengan yoga.
" lagi siap-siap mah di kamar, sebentar lagi juga pasti keluar." jawab pak david.
" nak yoga apa kabar, sudah lama sekali kita gak bertemu dan gimana kabar ibu dan ayah kamu.?" tanya bu laras..
" alhamdulillah saya sehat begitupun dengan mereka." jawab yoga, tapi matanya melirik terus ke arah safira yang sudah cantik mengenakan dress biru lautnya, dan rambut yang bergelombang, safira salah tingkah dilirik yoga.
" jangan dilirik terus, kasihan putri ku, jadi malu." canda bu laras.
" hehe maaf nyonya soalnya saya tidak melihatnya kemarin." ucap yoga.
" ya gak lihat orang kamu kesini kita lagi di salon, lihat hasilnya cantik kan." jawab bu laras
" cantik banget." jawab yoga dengan cepat dan langsung menutup mulutnya, yang tanpa sadari dia berucap. sedangkan safira semakin salah tingkah mendengar pujian dari yoga. pak david dan bu laras tersenyum melihat mereka berdua.
" ajak kenalan dong ga kalau dia cantik, masak udah bikin anak orang baper gitu kamu gak tanggung jawab." goda pak david
" iya anggap aja kita hanya angin yang tak terlihat." bu laras juga ikut memojokkan yoga.
" apaan sih mah jangan gitu ah." ucap safira, yoga hanya diam tidak berani menjawab lagi, karna kebodohannya tadi dia jadi malu..
" ya udah kalau gak berani kenalan langsung, saya kenalin. dia putri saya, adik kandung ilham." ucap bu laras tak menghiraukan wajah safira yang sudah merah padam karna malu.
" sa-saya yoga, asisten tuan ilham." ucap yoga sambil menjulurkan tangan ke arah safira. safira ragu menerima jabatan tangan yoga karna takut di goda lagi oleh mamah dan papahnya.
" aku safira." jawabnya cepat dan segera menarik lagi tangannya. pak david dan bu laras tertawa melihat kelucuan mereka.
" kayanya mamah sama papah lagi bahagia banget, ada apa mah, pah." tanya ilham tiba tiba.
bu laras melihat ilham dengan jaket ojek pun bukannya menjawab pertanyaan ilham tawanya makin kencang, safira pun ikut tertawa, karna setahu bu laras ilham akan kekantor melanjutkan belajarnya di sana.
kenapa ini malah memakai jaket ojol. Sedangkan yoga terus menatap safira yang tertawa karna menurut yoga makin cantik.
" sayang kamu mau ke kantor apa jadi ojol sebenarnya." tanya bu laras dan menghentikan tawanya.
" ya mau ke kantor mah, kan aku udah bilang semalam." jawab ilham.
" ya mamah ingat, tapi kamu bukannya pakai jas malahan pakai jaket ojol."
" hehe aku ndak mau mereka tau siapa aku sebenarnya mah sebelum aku udah selsai memahami semuanya."
" kamu itu emang aneh, dimana-mana orang malah menginginkan ada di posisi kamu, ini kamu malah gak mau mengungkapkan siapa kamu sebenarnya."
" belum waktunya mah. oh ya tadi kenapa mamah sama papah kelihatan bahagia ketawa-ketawa bareng." jawab ilham, dan ilham bertanya kembali pertanyaan yang belum bu laras jawab sebelumnya.
" mamah ketawa sama papah karna mencium bau-bau akan ada cinta yang akan bersemi." jawab bu laras.
" apa sih pah yang mamah maksud." tanya ilham pada pak david, pak david memberi kode menunjuk safira dan yoga dengan dagunya. ilham pun paham maksud pak david.
" oh ternyata adek ku ini udah tambah dewasa sekarang." ucap ilham seraya mengelus kepala safira dengan kasih sayang..
" apaan sih mas, mamah sama papah ngaco mas jangan dengerin mereka.." ucap safira mencoba mengelak.
" aku masuk nih mah kalau mamah ngomong aneh-aneh lagi." lanjut safira. Membuat bu laras panik.
" jangan marah dong sayang, mamah kan cuma bercanda, ya udah ayo kita berangkat sekarang." ajak bu laras sambil menggandeng lengan safira sebelum safira berubah pikiran..
" dek kamu ndak pamit dulu sama yoga." goda ilham. tapi safira tak menanggapinya.
" sudah tuan, ayo kita sebaiknya juga segera berangkat." ajak yoga.
" iya ga. pah aku berangkat dulu. Assalammualaikum." pamit ilham, sambil mencium takzim tangan pak david. dan yoga hanya menundukkan kepala dan mengikuti ilham.
" Waalaikumsalam." jawab
.
.
.
.
.
sedangkan yuli saat ini sedang di paksa untuk datang langsung ke perusahaan Admajaya Company oleh papahnya,
" emang papah sudah buat janji dengan tuan Admajay, kalau belum aku gak mau kesana." ucap yuli.
" papah belum buat janji sama tuan Admajaya karna papah hubungi beliau tidak aktif nomernya, kamu bilang saja ke resepsionis gunakan nama papah, papah yakin tuan Admajaya akan menemui mu." jawab pak hidayat.
" ya ya aku kesana nanti, tapi kalau di usir lagi papah sendiri yang menemuinya." ucap yuli. karna sedang tidak ingin bertengkar dengan papahnya yuli pun langsung melenggang pergi untuk ke perusahaan Admajaya Company.
.
.
.
.
Satu jam kemudian.
yuli sudah sampai didepan gedung tinggai dengan seratus lantai. tidak sengaja yuli melihat seseorang yang mengenakan jaket ojol tengah memasuki gedung itu.
dan dia seperti mengenalnya. setelah yakin jika itu orang yang sama yang ada dalam pikirannya. dia menghampiri..
" mas kamu ngapain jauh-jauh ke ibukota, kalau hanya sekedar jadi ojol, kan di sana juga bisa." ucap yuli tiba-tiba, ilham kaget melihat yuli yang sudah ada didepannya tapi dia segera bersikap biasa saja.
" bukan urusanmu." jawab ilham datar.
" oh ya kata adek kamu, mamah kamu yang punya gedung ini, aku bisa dong minta tolong sama kamu agar bisa langsung mengajukan kerja sama dengan tuan Admajaya." ucap yuli meminta tolong pada ilham.
" mereka tidak ada urusannya denganku." jawab ilham bohong.
" kamu bodoh banget sih mas, gak ikut adikmu, kalau kamu ikut adikmu kan kamu bisa ikut jadi orang kaya, kalau kamu jadi orang kaya aku mau kok balik lagi sama kamu." ucap yuli dengan pedenya.
" cih. aku gak sudi balik sama bekas orang." jawab ilham dan segera memasuki gedung.
" ck sok suci kamu mas." teriak yuli, namun tidak di indahkan ilham.
ilham sampai di resepsionis dan di belakangnya ada yuli.
" mbak saya mau antar pesanan keruang Admajaya, apa mbak bisa kasih tau arah jalannya." ucap ilham ramah. salah satu resepsionis berdecak melihat penampilan ilham yang menggunakan jaket ojol
" lantai paling atas, mas bisa menggunakan life itu." jawab citra resepsionis yang baik dan teman citra bunga hanya diam seakan tidak melihat ilham yang ada didepannya.
" makasih. ( membaca name tag. ) mbak citra." jawab ilham kini dia juga sudah mengantongi 1 nama sombong yang ada di perusahaannya.
" oh ternyata cuma babu di keluarga Admajaya." gumam yuli dari hati. yuli sedari tadi memperhatikan dan yuli menyimpulkan begitu..
" mbak, apa tuan Admajaya ada di ruanganya." tanya yuli, setalah kepergian ilham.
" maaf mbak tuan Admajaya tidak ada di ruangannya, dia belum datang, apa mbak sudah ada janji sebelumnya." jawab bunga dengan ramah berbeda saat ilham yang bertanya tadi, citra hanya menggelengkan kepalanya.
" saya belum ada janji tapi, saya di suruh papah saya untuk langsung menemui tuan Admajaya." jawab yuli memberi tahu.
" oh gitu apa perlu saya hubungi putra tuan Admajaya, kebetulan dia ada di ruangannya. dia menggantikan tuan Admajaya untuk sementara." ucap bunga.
" ya hubungi dia katakan jika ada anak dari Hidayat Raden Surya ingin bertemu." jawab yuli.
" sebentar saya hubungi beliau." ucap bunga, sedangkan citra yang melihat yuli masih bersikap seperti kemarin pun hanya diam, karna dia malas menanggapi yuli yang sombong.
Bersambung...