Wang Lu adalah juara satu perekrutan Paviliun Longtian, mengalami kerusakan pondasi internal dan berakhir sebagai murid tak berguna.
Tak ada yang mau jadi gurunya kecuali… Wang Wu.
Cantik!
Tapi tak bisa diandalkan.
“Bagaimanapun muridku lumayan tampan, sungguh disayangkan kalau sampai jatuh ke tangan gadis lain!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙒𝙪
“Pak Tua! Tolonglah! Aku tak mau jadi muridnya!” ~𝙒𝙖𝙣𝙜 𝙇𝙪
“Tak mau jadi muridnya, lalu siapa yang mau jadi gurumu?”~
Murid tak berguna, guru tak kompeten… mungkinkah hanya akan berakhir sebagai lelucon sekte?
Ikuti kisahnya hanya di: 𝗡𝗼𝘃𝗲𝗹𝘁𝗼𝗼𝗻/𝗠𝗮𝗻𝗴𝗮𝘁𝗼𝗼𝗻
______________________________________________
CAUTION: KARYA INI MURNI HASIL PEMIKIRAN PRIBADI AUTHOR. BUKAN HASIL TERJEMAHAN, APALAGI HASIL PLAGIAT. HARAP BIJAK DALAM BERKOMENTAR!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jibril Ibrahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 9
Dalam keadaan bingung, otak selalu tak berfungsi baik. Situasi itu tak memberinya ide untuk melarikan diri.
Sudah begitu, Mofang—si spirit Kaisar Pedang juga malah menghilang.
Benar-benar melayani dengan baik! gerutu Wang Lu dalam hatinya.
GROAAAAAARRRRRR…
Monster harimau itu mencoba menerkam.
Wang Lu berhasil menghindar, tapi tidak untuk yang kedua kalinya.
Monster itu menyampuknya hingga terpental.
Wang Lu terlempar ke tepi ngarai, dan punggungnya membentur batang pohon. “Hampir saja!” pekiknya sambil mengusap-usap dadanya.
Tidak bisa begini terus! pikirnya.
Ia beranjak dan memasang kuda-kuda, mencoba berkonsentrasi untuk memilah fragmen manual di benaknya.
Tunggu! Wang Lu teringat sesuatu. Sesuatu yang mampu meledakkan altar batu dalam satu hentakan.
Enam Denyut Nadi Dewa!
“Setiap jengkal tubuh adalah denyut nadi ilahi,” gumamnya mengutip kiat dari fragmen manual dalam benaknya. Berusaha berkonsentrasi dan mengumpulkan dukungan kekuatan dari setiap jengkal tubuhnya.
Setiap jengkal tubuh adalah pusat kekuatan sekaligus titik kelemahan.
Puncak kepala, rongga vitreus—celah di antara dua mata, laring—pangkal tenggorokan, pusat jantung, perut dan alat vital.
“Mengumpulkan aura spiritual Enam Denyut Nadi Dewa menjadi angin…”
Wang Lu merekahkan jemari kedua tangannya membetuk cakar.
“Angin menggulung aura spiritual… atau aura spiritual menarik angin?” gumamnya sambil berpikir.
Sementara itu, monster harimau juga sudah bersiap untuk menerjang.
BLAAARRR!
Kedua telapak tangan Wang Lu menyemburkan asap menyala berwarna biru laut, seperti lidah-lidah api biru.
Ternyata begitu! pikirnya mulai mengerti.
Meskipun kekuatan fisiknya telah melewati hambatan, karena kekuatan spiritualnya masih tersegel, Wang Lu tak bisa melangkah lebih jauh, tetapi dia telah meletakkan fondasi yang baik.
Bagaimanapun bakat Wang Lu adalah salah satu yang terbaik di dunia.
Sekarang otaknya dikombinasikan dengan manual misterius dalam dirinya, kemampuannya untuk memahami bahkan lebih menawan.
“Enam Denyut Nadi Dewa berkumpul menjadi angin,” gumamnya. “Saat angin bertiup, aura spiritual melampiaskan kekuatan yang terkumpul!”
SLASH!
Kaisar Pedang melesat keluar dari telapak tangannya.
Detik berikutnya Wang Lu melompat dan melejit, memantulkan dirinya ke udara, kemudian menerjang ke arah monster harimau itu sembari mengayunkan pedangnya.
Bersamaan dengan itu, monster harimau juga melompat dan menerjangnya.
DUAAAAARRRR…!
Benturan energi spiritual keduanya menciptakan ledakan.
Keduanya terpental hingga beberapa puluh meter.
Tapi Wang Lu mendarat dengan mantap, dan kembali memasang kuda-kuda.
GROAAAAAARRRRRR…
Monster harimau itu mengaum dengan suara yang menggelegar sambil mendongakkan kepalanya seperti sedang meratap.
Tanah di bawah kakinya bergetar dan bergemeretak.
Wang Lu spontan waspada. Kembali mencoba memusatkan konsentrasinya lagi dan mengulang teknik yang sama, mengumpulkan aura spiritual dari setiap jengkal tubuhnya dan mendorongnya ke telapak tangan, kemudian menyalurkannya hingga ke ujung mata pedang.
Detik berikutnya, Wang Lu sudah melesat lagi ke arah monster harimau itu dan mengayunkan pedang sambil berputar di udara.
WUSSSHHH!
DUAAAAARRRR!
Ledakan energi yang tercipta dari hempasan pedangnya menghantam pinggang monster harimau itu.
Monster itu terpelanting dan jatuh meringkuk.
Kelemahannya terletak di perutnya! Wang Lu menyimpulkan.
Monster itu bangkit lagi dengan auman yang lebih menggelegar.
Wang Lu berdiri waspada beberapa meter di depannya.
Ketika monster itu melompat ke arahnya, Wang Lu melemparkan dirinya ke bawah hingga rebah terlentang, meluncur di permukaan tanah yang miring dengan punggungnya, merobek perut monster harimau itu dengan ujung pedangnya.
GROAAAAAARRRRRR…!
Monster harimau itu melolong sembari mendongakkan kepalanya seperti serigala yang meratap pada bulan, tubuhnya masih melayang menerkam udara kosong, menyeruak di atas tubuh Wang Lu yang masih terlentang di rerumputan.
Sesaat kemudian…
BRUAAAK!
DUAAAAARRRR!
Tubuh monster itu membentur sebatang pohon besar dan terpuruk ke bawah, terkapar di atas akar dengan perut terkoyak, kemudian tersentak-sentak meregang nyawa.
Wang Lu menggulingkan tubuhnya hingga tengkurap, kemudian mendongak menatap bangkai monster itu dengan melengak.
“Sudah berakhir?” gumamnya tak percaya.
Tidak mengira dirinya mampu mengalahkan monster tingkat lima yang hampir jadi siluman.
Kultivasinya baru tingkat satu, tapi bisa menekan kekuatan empat tingkat di atasnya.
Plok, plok, plok!
Seseorang tiba-tiba bertepuk tangan di atasnya.
Wang Lu menoleh ke samping dengan wajah masih mendongak.
Mofang, tahu-tahu sudah berdiri di sisinya sembari menyeringai.
Wang Lu mendesah dan melompat berdiri, kemudian menepuk-nepukkan kedua telapak tangannya untuk menyingkirkan kotoran.
Mofang mendekat ke arah bangkai monster itu dan membungkuk di atasnya dengan dahi berkerut-kerut.
Sesuatu menyembul dari jantung pusaran jiwa binatang spiritual itu, kemudian melayang keluar memancarkan cahaya merah darah dengan lidah-lidah api berwarna jingga.
“Pil Siluman!” pekik Wang Lu gembira. Kemudian melesat dan menangkap benda berbentuk bulat seperti bola kristal kecil itu dengan cepat.
“Pelan-pelan!” Mofang menegurnya. “Tidak ada yang berebut denganmu,” katanya.
Wang Lu menyeringai sembari menggosok-gosokkan kristal itu ke dada hanfu-nya, kemudian mengangkatnya ke atas dan menerawangnya. “Pil Siluman tingkat lima harganya selangit,” katanya dengan wajah berbinar-binar karena senang.
Tiba-tiba saja Wang Lu tertegun, seketika teringat pondok gurunya dan Bukit Mingyue.
Ladang herbal…
Bunga-bunga langka yang tumbuh sekali dalam ribuan tahun…
Seruling kesayangan gurunya…
Dan masih banyak lagi barang-barang berharga lainnya yang telah tandas dijual atau digadaikan untuk ditukar dengan obat ajaib.
“Apa kau tahu berapa banyak sumber daya yang sudah dihabiskannya untuk pembaptisanmu?” Perkataan Penatua Ketujuh melintas di benaknya. “Gurumu telah menghabiskan semua yang dimilikinya demi pemulihanmu!”
Wang Lu mengepalkan tangannya, menggenggam kristal spiritual itu di telapak tangannya.
Sekarang aku sudah bisa berlatih dan meningkatkan kultivasi, katanya dalam hati.
“Jangan mengecewakannya!” pesan Penatua Ketujuh saat itu.
Harus berusaha lebih kuat lagi! tekad Wang Lu.
Tiba-tiba terdengar keributan.
Suara-suara!
“Senior Wang!”
Wang Lu memasang telinga.
Mofang sudah menghilang, begitu juga dengan pedangnya.
“Sebelah sini!”
Wang Lu mengerling melewati bahunya.
Tidak ada siapa-siapa di belakangnya.
Suara-suara itu datang dari dekat-dekat situ. Angin menerbangkannya dari seberang lapangan.
“Suara gemuruh tadi berasal dari sini!”
Suara-suara itu terdengar semakin keras, semakin dekat.
Wang Lu segera melompat ke belakang bangkai monster itu dan menyelinap ke balik pohon.
“Dari suaranya, kultivasi siluman ini tidak rendah! Kalau bisa mendapatkan inti rohnya, kita akan kaya!” Suara yang satu ini terdengar familier.
Wang Yu? Wang Lu menyadari.
Rupanya panggilan tadi tidak ditujukan pada dirinya.
Tapi pada Wang Yu.
Wang Yu adalah murid senior angkatan sebelumnya yang juga murid internal, sebenarnya kakak sepupu Wang Lu, tapi entah sejak kapan mereka mulai tak akur—mungkin sejak mereka masih sama-sama memakai popok, sampai sekarang mereka seperti musuh bebuyutan.
Sepuluh tahun terakhir, Wang Lu sempat menikmati kedamaian tanpa drama sengketa keluarga, tak disangka para tetua keluarganya malah mendorong Wang Lu ke arah Wang Yu.
“Di sini!” pekik seseorang sambil berlari ke arah bangkai monster harimau.
Mereka menemukannya!
Aroma manis selalu mengundang semut, pikir Wang Lu, kemudian memasukkan kristal spiritualnya ke dalam Kantong Qinyang-nya cepat-cepat dan berjinjit menjauh dari situ.
Tiba-tiba saja…
KRAAAK!
Gawat!
Jangan lupa dukungan dari kang Authornya, hingga Wang Lu "susah" sekali untuk sial...
/Determined//Determined//Determined/
😅😅😅
Ingin menggaruk demua rahasia Long Tian ( Wang Lu )...