Nandini, adalah wanita kampung yang di nikahi oleh pria tampan dan kaya. Orang-orang mengira jika Nandini bak Cinderella di dunia nyata, yang mana gadis miskin yang di persunting oleh Pangeran..
Namun, semua orang tidak tau bahwa Nandini tersiksa di rumah megah bak istana itu... ia tak ayal layaknya pembantu yang berstatuskan istri dari seorang pengusaha di salah satu kota ternama.
Pernikahan tahun kelima, membuat Nandini lelah dan memberontak. Dimana sang suami membawa wanita baru kedalam rumah, yang mana membuat Nandini memiliki pikiran licik untuk membalaskan dendam atas pengabdian yang mereka sia-siakan.
Apa yang akan Andini lakukan?
Sedangkan di sisi lain, Pangeran yang asli tengah menunggu kehadiran dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aryani_aza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9 : TIDAK SENGAJA BERTEMU.
MANSION BILAL.
Di mansion keluarga Bilal, semua orang tengah berkumpul menunggu kedatangan Didi yang tengah mencari tau sosok gadis misterius yang semalam pergi dengan tergesah-gesah, bahkan Adam belum sempat tau nama gadis itu.
Ada mama Ella, Papa Agam, Ziell dan suaminya Sultan. Tidak ketinggalan Adam yang tengah resah dan gelisah menunggu jawaban. Bahkan ia tidak menyadari jika wajahnya sudah di lukis sedemikian rupa oleh keponakannya yang tampan bin ajaib.
(Raka, yang baru menginjak usia dua tahun adalah cucu satu-satu dan keponakan satu-satunya di keluarga Bilal)
Semua mata hanya fokus pada benda di atas meja, yang tidak lain adalah satu sepatu milik gadis semalam yang tidak sengaja di tinggalkan.
Mereka seakan merasa dejavu dan berpikir keras tentang apa, kejadian ini seperti pernah mereka lihat dan dengar ... tapi dimana. Tentang siapa yang tertinggal salah satu sepatu.
Hening...
''Seperti nggak asing, tapi apa yaaa ...'' celetuk Sultan berpikir keras.
''CINDERELLA.'' Teriak Ziell penuh semangat, kini ia ingat dongeng putri putri disney.
''Tidak sopan memanggil nama ibumu dengan sebutan nama.'' celetuk mama Ella yang belum terkonek.
Ziel menoleh dan menggelengkan kepalanya. ''Bukan itu mah, tapi ini tentang kisah Cinderalla di dunia dongeng.''
Kedua mata mama Ella melotot, dan melihat Ziell.
"Haaah ... sudah ingat?'' Tanya Ziell memastikan.
''Ah! Iyaa ... pantes aja aku merasa dejavu.'' timpal Papa Agam, yang ngerasa jika kejadian ini seperti Cinderalla di dunia dongeng. Kenapa bisa kebetulan seperti ini.
"Ha ha ha ... ya ampun! Kenapa hidup ini begitu konyol.'' celetuk mama Ella sambil menepuk jidatnya, lalu mendelik pada sang anak. ''Dasar anak payah! Gitu aja harus mikir pake dengkul. Apa ingatan mu berkurang karna kurang belaian wanita?''
"Maaah ..." Adam protes.
''Apa?" Mama Ella melotot, "Apa aku harus membuat berita tentang sepatu ini? Agar gadis itu bisa di temukan.''
''Mah ... jangan memulai lagi! Kau itu sudah membuatku malu di depan rekan bisnis mau pun rekan kerja dan seluruh karyawan ku! Mau di taruh dimana muka ku.'' protes Adam.
"Taruh saja di ember.''
"Ish ... kau itu. Sudahlah, aku pergi saja. Ingat untuk simpan sepatu itu dengan baik. Pemiliknya pasti akan datang mengambil." ujar Adam, lalu melangkah pergi.
"Kau mau pergi kemana?"
"Cuci mata."
Mama Ella mencibir dan menggerutu tidak jelas.
Adam masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya ke suatu tempat. Kali ini bukan kantor tempat ia tuju, melainkan ke arah danau yang tidak jauh dari hiruk piuknya kota. Ia harus menjernihkan pikirannya yang kacau.
Tidak sampai lima belas menit. Adam memarkirkan mobilnya di tepi, lalu turun dari mobil dan berjalan ke arah danau ... ia mengambil batu dan melemparkan batu itu ke danau.
''Ini.'' Ucap seseroang menyodorkan crondog di depan Adam.
Adam mengerutkan keningnya. ''Aku tidak suka makanan orang miskin.'' ketus Adam, tanpa melihat siapa yang memberikan makanan itu.
PLETAK!
Adam melotot karna gadis di depannya berani sekali menjitak keningnya. ''Kau."
DEG.
Beberapa kali Adam mengedipkan keduanya matanya.
"Iya aku, kamu lupa sama aku?" tanya wanita itu yang tidak lain adalah Nandini.
Nandini yang sudah di usir dan di ceraikan dari rumah Seno mampir sejenak ke danau, sambil membawa beberapa jajanan begitu banyak yang belum pernah ia coba. Ia ingin menikmati kehidupannya seleteh di ceraikan, dan kebetulan pula ia ingin menghabiskan uang Seno yang ia gelapkan.
Sementara Adam masih bengong saat melihat wanita di depannya dari ujung kaki sampai ujung rambut. Adam seperti pernah melihatnya, bahkan wajahnya seperti tidak asing.
Lantas kenapa jantung Adam tiba-tiba bergejolak dan berdetak kencang, saat memindai wanita di depannya? wajahnya begitu cantik, seperti gadis yang ia temui di pesta kemarin.
Saat Adam ingin mendekat untuk memastikan, tiba-tiba kakinya tersandung hingga.
BYURRR...
Adam masuk kedalam air, dengan gaya tengkurap.
"Ahh ... ya ampun kamu kenapa?" Teriak Nandini, dengan mulut yang penuh dengan makanan. Ia bingung kenapa Adam sampai bisa kecebur secara tiba-tiba.
Adam seperti kucing yang terkena air, kecibak kecibuk dengan wajah panik dan kedua matanya terpenjam rapat karna takut. Apa lagi Adam tidak bisa berenang karna mempunyai trauma masa kecil.
"Tol-tong .. ak-- bi- bere-naggg."
"Hah? tidak bisa berenang ..." Nandini lantas berdiri dan berlari kedepan Adam, lalu menarik kerah kemeja yang di pakai Adam dari belakang.
"Ini masih di pinggir, astagfirullah ... bahkan airnya di bawah lutut." celetuk Nandini, yang membuat Adam langsung berhenti bergerak dan membuka kedua matanya.
KRIIKKK ...
KRIIKKK ...
"Oh, iya yaaa ... ini masih di pinggir, he he he." Adam menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, lalu menoleh pada Nandini dan terkekeh.
Malu? tentu saja malu ... sebagai lelaki, hilang sudah harga dirinya.
Sedangkan Nandini menggelengkan kepalanya sambil terkekeh geli melihat kelakuan pria di depannya.
"Dasar aneh."
••••
💯💯💯💯💯❤❤❤❤❤❤Adammmmmm💕💕💕