Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 20
Pukul 07:48 pagi.
Matahari bersinar cerah kaum hawa bahagia karena berbagai jemuran sudah pasti akan kering menjemur kasur supaya tak bau apek.
Kaum adam bahagia dapat beraktifitas dengan leluasa diladangnya. Seperti disalah satu pedesaan terlihat banyak orang yang sedang menanam padi disawah.
"Pak Rizwan, bagaimana keadaan Rendi apa sudah baikan?" Tanya Iman tetangga Rizwan yang sedang menanam padi bersamanya.
"Alhamdulilah, kata istriku Rendi sudah baikan" Jawab Rizwan tanpa beralih dari tanam padinya.
Sebenarnya tanam padi adalah tugas Mini sang istri namun Mini sedang menemani Rendi dirumah sakit dan Rizwan lah yang mengambil alih tugas ini.
"Syukur lah Wan, semoga Rendi cepat sembuh dan kembali seperti sedia kala"
"Aamiin" Rizwan mengaminkan do'a baik dari Iman.
"Pak ! Pak ! Bapak !"
Rizwan dan Iman menegakan tubuh menatap ke arah seseorang yang memanggil bapak.
Rizwan mengerut kening saat menantu perempuannya yang datang terlihat terburu-buru dengan Dani digendongan.
"Pak ! Assalamualaikum" Salamnya dengan nafas tersengal.
"Waalaikumsalam" Jawab Rizwan dan juga Iman.
"Ada apa Uvi? Kenapa ngos-ngosan seperti itu?" Tanya Rizwan pada anak menantunya.
"Pak, Hasa pak ! Dia itu anu pak--"
"Ada apa dengan Hasa?" Sela Rizwan tak sabar karena Uvi berbicara tidak jelas.
"Hasa kejang-kejang Pak mulutnya keluar b*sa gitu Pak ! Ayo bapak pulang dulu" Uvi menantu Rizwan dan Mini, adik iparnya Rendi gemetar saking takut dan paniknya.
Rizwan berdebar kaget dadanya terasa panas mendengar kabar yang Uvi sampaikan. "Kok bisa? Apa yang terjadi?" Rizwan tak kalah panik seperti Uvi.
"Tanyanya nanti saja Pak. Sekarang kita pulang dulu Uvi takut Hasa kenapa-napa. Ayo Pak cepat Pak !" Uvi sudah tak sabar ingin kembali pulang ke rumah tak ingin meninggalkan Hasa terlalu lama karena Hasa di rumah sendirian.
"Iman aku tinggal dulu kau lanjutkan sendiri tidak papa ya?" Rizwan menatap Iman.
"Iya, kau pulanglah" Ujar Iman.
"Assalamualaikum" Uvi, Rizwan bersamaan.
"Waalaikumsalam" Sahut Iman.
Didalam kamar sederhana Hasa terus menatap keatas hingga kedua matanya terlihat hampir putih semua. Mulutnya terus mengeluarkan b*sa. Badannya anteng tak bergerak sedikit pun.
"Pak ! Ayo cepat Pak !" Uvi dan Pak Rizwan sampai dihalaman rumah. Mereka berdua tergesa-gesa masuk kedalam rumah.
"Astaghfirullah, Uvi bapak bebersih dulu kaki tangan bapak masih belepotan lumpur. Kau tengok Hasa didalam dulu bapak menyusul"
"Baik Pak" Uvi masuk kedalam rumah.
Rizwan menuju sumur menimba air dan memasukannya kedalam padasan( kendi wadah air ) untuk membersihkan kaki dan tangannya yang penuh lumpur.
"BAPAAAKKK !!!"
"Ya Alloh, kenapa Uvi berteriak?" Kaget Rizwan memegang dadanya.
Rizwan buru-buru menyelesaikan bebersihnya dan segera masuk dalam rumah.
"Huhuhuuu...! Pak ! Bapak ! Cepat pak ! Hasa pak !" Teriak Uvi dengan guguan tangis dari dalam kamar Rendi waktu masih bujangan.
Rizwan mencepatkan langkah saat mendengar Uvi menangis dan terus teriak memanggil dirinya.
"Ya Alloh, HASA !" Pekik Rizwan sesampainya dikamar dan melihat Hasa memejam dengan b*sa disudut bibir hingga kepipinya.
"Hasa, ya Alloh Nak. Ada apa denganmu?" Rizwan mendekati Hasa segera membopongnya membawanya keluar rumah.
Uvi yang sudah menangis melihat keponakannya seperti itu langsung mengikuti bapak mertuanya dengan Dani digendongan.
Dani yang masih berusia 4 tahun hanya diam melihat Mama dan Kakeknya panik.
"Pak kita bawa kerumah sakit pakai mobilnya pak rt saja" Uvi mengusulkan.
"Cepat hubungi pak Husnan. Bapak takut Hasa kenapa-napa !" Rizwan berbicara sedikit meninggi karena saking paniknya.
Uvi menghubungi pak Husnan, saat panggilan sudah diterima Uvi menceritakan semuanya dan meminta tolong pak Husnan untuk membawa Hasa kerumah sakit.
"Bagaimana Uvi? Apa pak Husnan bersedia?" Tanya Rizwan ketika Uvi selesai menelfon pak rt. Rizwan tak sabar ingin segera membawa Hasa dan mengetahui keadaannya.
"Iya Pak, Mas Yudi yang sedang menuju kemari. Bapak yang sabar semoga Hasa tidak papa" Jawab Uvi berusaha juga untuk sabar dan berfikir positif.
"Ya Alloh Hasa, bertahanlah Nak. Jangan membuat kakek khawatir" Gumam Rizwan cemas merasa tidak becus dititipkan seorang cucu.
10 menit menunggu akhirnya mobil milik pak Husnan datang, segera Rizwan membawa Hasa masuk dalam mobil Uvi dan Dani ikut bersamanya.
"Kenapa dengan Hasa pak Rizwan? Kenapa tiba-tiba dibawa kerumah sakit?" Tanya Yudi yang duduk didepan mengemudikan mobil menggantikan bapaknya yang sedang ada keperluan dilain desa untuk acara pemilu bersama pak kades.
"Bapak juga tidak tahu Yudi, yang bapak tahu Hasa demam tinggi dari kemarin. Padahal sudah dibelikan obat tapi demamnya belum juga turun justru malah jadi seperti ini" Jawab Rizwan dengan tak tenang takut jika sesuatu buruk terjadi pada cucunya.
Rizwan menatap Uvi yang juga terlihat khawatir duduk disebelahnya dengan Dani yang tidur digendongan. "Kau yang menjaga Hasa sejak pagi, tolong ceritakan Uvi. Bapak kan dari pagi sudah kesawah untuk tanam padi !"
Suara sedikit tinggi Rizwan membuat Uvi sedikit takut. Ini kali pertama bapak mertuanya bertutur kata seperti itu pada dirinya.
"Uvi juga tidak tahu Pak. Yang Uvi tahu Hasa habis aku kasih obat penurun panas yang sir*p itu Pak. Terus aku tinggal mencuci pakaian disumur bareng Dani. Pas aku kekamar ingin mengambil baju kotor Hasa yang kelupaan Hasa sudah seperti itu, dia kejang-kejang dan mulutnya berb*sa. Setelah itu aku panik dan menemui bapak" Jelas Uvi panjang, takut jika bapak mertuanya menuduh dirinya yang tidak-tidak.
"Yasudah kalian jangan panik kita sebentar lagi sampai rumah sakit" Yudi yang tahu situasi mencoba mencairkan suasana. "Kalian berdo'a saja semoga Hasa tidak kenapa-napa"
Uvi dan Rizwan menghela nafas mencoba tenang walau tetap tidak bisa. Uvi memandang Dani yang tertidur digendongan. Menatap Hasa yang tak sadarkan diri dipangkuan bapak mertuanya.
"Hasa, kau harus baik-baik saja ya. Tante tidak mau dituduh yang tidak-tidak oleh kakekmu dan yang lainnya. Kau harus sembuh sayang Tante juga sangat menyayangimu" Uvi membatin lalu memejam dalam merasakan mobil yang berjalan membawanya ke RSUD.
🔹🔹🔹
Krum pang !
"Ya Alloh, hati-hati Cyra. Jangan melamun !" Tegur Dokter Rudi kaget, yang kebetulan tengah mencuci tangan diwastafel dapur.
Cyra yang juga kaget karena telah memecahkan piring juga merasa bersalah dan entah mengapa hatinya berdebar tiba-tiba. "Maaf Dok, piringnya licin meleset pas mau saya bilas. Saya tidak melamun kok, mmm nanti saya ganti ya Dok. Sekali lagi minta maaf" Cyra takut jika kesalahan ini membuat Dokter Rudi tidak suka padanya dan memecatnya.
"Tidak papa, lain kali hati-hati" Ucap Dokter Rudi.
percuma cantik dan semok kalau hatinya jahat.
emang cari istri cukup di lihat dari segi semok dan cantik doang.
nggak kan?
suer ikut kesel sama tingkah yudi sama temen temennya./Angry//Angry/
gimana kalau kalian yg ada di posisi cyra ? sudah pasti kalian juga akan di tertawakan.
aku sarankan kalian merubah sikap deh.
justru malah biar sehat.
eh tak tahunya malah dokter momo.
penasaran sama visualnya thor.
pake bilang baru hadir di antara kalian kan mereka nggak ada hubungan spesial.
ya udh pasti atasan mu keselek.
dasar asisten agam..
Rendi salting cieeeeeee
jadi pengen lihat wajahnya Rendi pas lagi malu malu meong..
hehehaha/Chuckle//Chuckle//Chuckle/
cyra selau di pndng sebelah mata oleh orang orang mereka smua mandang cyra karena fisiknya.
merek jht bngt pak/Sob/
hehehe
menanti bapak.
aku aja tahu kok
hehehe