NovelToon NovelToon
Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Bayangan Di Kota: Kisah Gadis Indigo

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Spiritual / Horror Thriller-Horror
Popularitas:4.6k
Nilai: 5
Nama Author: Hansen Jonathan Simanjuntak

Hai, kenalin! Ini adalah novel gue yang bakal ngajak kalian semua ke dunia yang beda dari biasanya. Ceritanya tentang Lila, seorang cewek indigo yang punya kemampuan buat liat dan ngerasain hal-hal yang nggak bisa dilihat orang lain. Tapi, jangan mikir ini cuma cerita horor biasa, ya!Lila ini kerja di kota besar sebagai jurnalis, sambil terus nyoba buat hidup normal. Sayangnya, dunia gaib nggak pernah jauh dari dia. Dari gedung-gedung angker sampai pesan misterius, Lila selalu ketarik ke hal-hal aneh yang bikin bulu kuduk merinding. Di tengah kesibukannya ngeliput berita, Lila malah makin dalam terlibat dengan makhluk-makhluk dari dunia lain yang seolah ‘nungguin’ dia buat ngungkap rahasia besar.Penasaran gimana dia bakal hadapin semuanya? Yuk, ikutin terus perjalanan Lila di "Bayangan di Kota: Kisah Gadis Indigo". Siap-siap deh, karena lo bakal nemuin banyak misteri, ketegangan, dan sentuhan supranatural yang bikin lo nggak bisa berhenti baca!!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hansen Jonathan Simanjuntak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9: Bayangan di Balik Kegelapan (Bagian 1)

Pagi itu, Lila bangun dengan perasaan yang campur aduk. Semalam mimpi lagi, tapi kali ini beda—mimpi yang lebih gelap, lebih menyeramkan, dan lebih nyata. Dia kebangun tengah malam, berkeringat dingin, dan nggak bisa tidur lagi. Matanya memandang langit-langit kamar kosnya yang terasa semakin sempit.

“Kenapa gue terus-terusan digangguin kayak gini?” keluh Lila sambil duduk di pinggir kasur. Kepala berat banget, dan badannya kayak dihimpit beban yang nggak keliatan.

Setelah beberapa saat menenangkan diri, Lila akhirnya bangun dan nyiapin diri buat ke kantor. Di meja kerja, dia udah nggak kaget lagi kalau Rina langsung ngeh sama kondisi dia.

“Lil, lo kenapa? Mukanya kusut banget, kayak belum tidur seminggu,” tanya Rina sambil melirik dengan tatapan penasaran.

Lila ngelirik Rina sambil tersenyum tipis. “Beneran, gue nggak bisa tidur, Rin. Semalem mimpi buruk lagi.”

“Lagi? Mimpi apa kali ini?” Rina bertanya sambil nyeruput kopi.

Lila menunduk sebentar, mencoba merangkai kata-kata. “Mimpi yang aneh. Gue ada di tempat gelap, kayak hutan tapi penuh kabut. Terus, ada bayangan hitam ngikutin gue, Rin. Setiap gue jalan, dia makin deket, kayak mau nyerang.”

Rina terdiam beberapa saat, ekspresinya berubah serius. “Itu serem sih, Lil. Lo udah coba cerita ke paranormal yang kemarin lagi?”

“Gue nggak tau, Rin. Gue ngerasa kayak makin dalem ke dunia mereka, tapi gue juga takut kalau gue malah ketarik masuk dan nggak bisa keluar,” Lila menghela napas.

Rina nggak langsung jawab, dia cuma narik kursinya lebih deket ke Lila. “Lo harus hati-hati, Lil. Gue nggak ngerti banget soal hal-hal kayak gini, tapi dari yang lo ceritain, kelihatannya lo harus lebih protektif sama diri lo sendiri.”

Lila mengangguk, mencoba mencerna kata-kata Rina. “Iya, gue juga pikir gitu. Tapi masalahnya, gue nggak tau gimana caranya. Setiap kali gue coba ngelawan, gue malah makin kebawa. Kayak ada sesuatu yang lebih besar dari gue yang narik gue ke arah mereka.”

Obrolan mereka terputus waktu Pak Anton masuk ke ruangan. Kali ini dia nggak teriak-teriak kayak biasanya, tapi malah datang dengan langkah pelan, seolah ada yang mengganjal pikirannya. Wajahnya serius, lebih serius dari biasanya.

“Lila, Rina,” Pak Anton memanggil mereka berdua. “Gue mau kalian berdua ikut liputan kali ini. Ada sesuatu yang gue rasa harus kalian lihat.”

Lila dan Rina saling bertukar pandang, jelas nggak biasa kalau mereka berdua disuruh ikut liputan bareng. Biasanya, mereka ganti-gantian tugas liputan. Lila angkat alis, bingung. “Liputan apa, Pak?”

Pak Anton menarik napas panjang sebelum ngomong. “Ada gedung tua di pinggiran kota. Gue dapet laporan dari beberapa orang di sana soal penampakan aneh. Gue rasa ini nggak bisa dianggap enteng.”

Gedung tua lagi. Lila langsung ngerasa nggak enak. “Penampakan kayak apa, Pak?”

“Bayangan hitam. Beberapa saksi mata bilang, setiap kali mereka lewat gedung itu, ada bayangan hitam yang muncul di jendela, dan kadang mereka denger suara-suara aneh dari dalam,” jawab Pak Anton dengan ekspresi serius.

Bayangan hitam. Jantung Lila langsung berdebar lebih cepat. Ini nggak mungkin kebetulan. Apa ini ada hubungannya sama mimpinya semalam?

“Baik, Pak. Kita berangkat sekarang,” jawab Lila meskipun perasaan was-was mulai muncul di dadanya.

...****************...

Mereka bertiga tiba di lokasi gedung tua yang dimaksud. Gedung itu berdiri angker di tengah-tengah lingkungan yang sepi. Dinding-dindingnya dipenuhi lumut, jendela-jendela besar yang pecah, dan aura seram yang terasa dari jarak jauh. Lila udah ngerasa nggak enak sejak pertama kali ngelihatnya.

“Ini tempatnya?” tanya Rina sambil melirik gedung itu dengan ekspresi nggak percaya.

Pak Anton mengangguk. “Iya, ini tempatnya. Beberapa warga lokal bilang tempat ini dulunya pabrik, tapi udah lama ditinggalin. Sejak itu, orang-orang yang lewat sini selalu ngerasa ada yang nggak beres.”

Lila menelan ludah, merasa ada sesuatu yang nggak kelihatan tapi berat banget di udara sekitar gedung itu. “Gue ngerasa nggak enak, Pak. Kayak ada sesuatu di dalam sana yang nggak pengen kita masuk.”

Pak Anton mengangguk, wajahnya kelihatan lebih serius dari biasanya. “Gue ngerti, Lila. Gue juga ngerasa ada yang aneh. Tapi tugas kita adalah ngecek apa yang sebenarnya terjadi.”

Mereka mulai masuk ke dalam gedung. Suasana di dalam makin mencekam. Langit-langit tinggi, debu yang tebal, dan lorong-lorong gelap membuat setiap langkah terasa berat. Lila terus ngerasa kayak ada yang ngikutin dari belakang, tapi setiap kali dia nengok, nggak ada siapa-siapa.

“Kenapa suasananya makin dingin?” Rina bergumam sambil menggigil sedikit.

Pak Anton jalan di depan, sambil menerangi jalan dengan senter. “Tetap fokus. Kalau ada sesuatu yang aneh, langsung lapor ke gue.”

Lila mengangguk, tapi dia nggak bisa ngusir perasaan aneh di perutnya. Setiap langkah makin dekat ke inti gedung itu, perasaannya makin nggak enak. Sampai akhirnya, mereka tiba di ruangan besar yang gelap di tengah gedung.

Tiba-tiba, terdengar suara langkah kaki di belakang mereka. Lila berhenti, jantungnya berdetak kencang. Dia melirik ke arah Rina dan Pak Anton, tapi mereka juga kelihatan waspada.

“Lo denger itu?” bisik Rina dengan suara bergetar.

Lila mengangguk. “Iya, gue denger.”

Pak Anton langsung memutar badan, sorotan senter diarahkan ke belakang. Tapi nggak ada apa-apa. Hanya kegelapan dan debu yang beterbangan.

“Siapa di sana?” Pak Anton berteriak, suaranya menggema di seluruh ruangan.

Nggak ada jawaban. Tapi detik berikutnya, bayangan hitam muncul di ujung ruangan, bergerak pelan ke arah mereka.

Lila terdiam, napasnya tertahan. Itu bayangan yang sama dengan yang ada di mimpinya. Sosok itu tinggi, nggak berbentuk jelas, tapi auranya sangat gelap dan jahat.

“Lari!” teriak Lila tanpa mikir panjang.

Pak Anton dan Rina nggak perlu disuruh dua kali. Mereka langsung lari keluar dari gedung dengan langkah terburu-buru. Lila bisa ngerasa bayangan itu ngikutin mereka, mendekat semakin cepat.

Begitu mereka berhasil keluar dari gedung, bayangan itu menghilang, seolah nggak bisa keluar dari batas gedung tua itu. Lila berhenti, napasnya terengah-engah, jantungnya masih berdebar kencang.

“Lo tadi liat itu, kan?” tanya Lila sambil melihat ke arah Rina.

Rina mengangguk, wajahnya pucat. “Iya, Lil. Gue liat… gue nggak tau itu apa, tapi jelas bukan manusia.”

Pak Anton juga kelihatan terguncang, tapi dia berusaha tetap tenang. “Kita perlu lapor ini. Ada sesuatu yang nggak bener di gedung itu, dan ini lebih dari sekadar cerita penampakan.”

Lila mengangguk, tapi di dalam hati dia tahu, ini baru permulaan. Bayangan hitam itu bukan cuma penampakan biasa. Ada sesuatu yang lebih besar di balik semua ini, dan dia harus cari tahu sebelum semuanya terlambat.

**Bersambung ke Bagian 2...**

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Pesona Pak Anton boss mereka guys

seramm yahh wkwkkwkw

1
Doristeri
I love the Story 😍❤️
SEPI RAMADHANI (SEPAY)🇮🇩
lanjut kak
Tina Febbryanti
lila sudah bisa mengendalikan ketakutannya...bagus lila
Tina Febbryanti
lila belum paham kalau dia istimewa,pasti lila punya kodam itu...
Tina Febbryanti
masih menyimak dan meresapi....ada maksa apa di cerita ini ...
Tina Febbryanti
baru mampir....😊
Hansen Nathan
Jangan lupa komen yahhh guys
Kelly Andrade
Luar biasa thor, teruslah menulis 🎉
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
not
ceritanya keren banget, thor! Aku jadi ketagihan!
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
Aishi OwO
Gila, endingnya bikin terharu.
Hansen Nathan: terimakasih
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!