Geng motor
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayliz_Mavka97, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DEEP TALK!
..."Makasih Ar, kamu peri pelindung buat aku"...
...~ Aileen Shaenetta Auristella Z. Wulgros ~...
Milan, Italia
Markas Black Dragon
Kamar Arzhel
Arzhel melepas pelukannya, dia menatap Sheina dengan tatapan dalam penuh cinta.
"Makasih," ucap Arzhel tulus.
Sheina tersenyum dan mengangguk. "Selamat Tuan Muda Arzhelio, kamu berhasil meruntuhkan tembok pertahanan aku," jawabnya.
Arzhel tersenyum bahagia mendengar perkataan Sheina. Arzhel tentu saja paham, apa maksud dari gadisnya itu.
Tembok?
Sheina selama ini dikenal sebagai sosok yang tak tersentuh, selain keluarganya, dia tidak pernah dekat dengan laki-laki lain.
"Kamu juga berhasil, Honey. Kamu merobohkan tembok pertahanan aku, Ai. Selama ini aku mati rasa, tapi karna kamu aku bisa merasakan hal ini" balas Arzhel dengan tatapan dalam.
Arzhel dan Sheina sama-sama sosok tak tersentuh.
Benar-benar pasangan serasi!
"Kamu tau dari mana soal perjodohan kita?" tanya Arzhel.
"Jadi..." jawab Sheina menjelaskan.
***
Flashback on
Sheina sudah tiba di Italia.
"Nona, kita langsung pulang? Atau Nona, mau keliling dulu?" tanya Alice.
"Langsung pulang aja, Kak. Aku mau istirahat," jawab Sheina.
"Baik Nona, mari," ajak Alice membuka pintu mobil untuk Sheina.
Tiga puluh menit kemudian
Mansion Wulgros
Sheina sudah tiba di Mansion keluarganya yang ada di Italia. Sheina berjalan masuk, dia memberi kode pada seluruh pelayan, dan pengawal yang berjaga di sana untuk tetap diam.
Sheina berjalan masuk ke arah ruang keluarga, saat Sheina tinggal beberapa langkah lagi. Ia mendengar obrolan keluarganya yang membahas tentang perjodohan.
"Apa kita tidak akan mengatakan pada Ai, soal perjodohan itu?" tanya Alexa.
"Takutnya Ai, akan marah jika dia mengetahui hal ini dari orang lain," tambah Alexa.
Sheina mendengar hal itu mematung, 'Perjodohan? Siapa? Gue?' tanyanya dalam hati penasaran.
Sheina tidak jadi melanjutkan langkah kakinya, dia sembunyi di balik tembok.
"Aku juga bingung," jawab Leon.
Sheina yang begitu penasaran, akhirnya masuk ke dalam ruang keluarga.
"Bingung kenapa, Pa?" tanya Sheina berjalan ke arah sofa.
"P-princess?" Leon kaget melihat putrinya.
Sheina duduk di sofa single, dia menatap seluruh keluarganya dengan tatapan datar.
"Jelaskan!" tekan Sheina dingin.
Leon memberi kode pada Edrick untuk menjawab pertanyaan Sheina.
Edrick menghela nafas. "Geo, ambil surat perjanjian itu di Kamar Grandpa!" titahnya pada Geovano.
Geovano mengangguk, dan berdiri berjalan ke arah kamar Edrick.
Lima menit kemudian, Geovano membawa beberapa dokumen. Dia, memberikan dokumen itu pada Edrick.
Edrick memberikan dokumennya pada Sheina. "Bacalah," ucapnya menatap Sheina.
Alis Sheina berkerut bingung, dia tetap mengambil dokumen itu. Sheina membuka lembar demi lembar, dia membaca isi dokumen itu dengan wajah datar dan serius.
Sepuluh menit kemudian
Sheina mengangkat kepala dan menatap anggota keluarganya satu per satu.
"Jadi aku dijodohkan?" tanya Shiena datar.
"Iya, seperti yang kau lihat di surat perjanjian itu," jawab Edrick.
Sheina mengangguk. "Baiklah, aku menerima perjodohannya," ucapnya.
"Kamu serius, Princess?" tanya Maira.
"Why not, Arzhel tidak pernah pacaran sebelumnya. Arzhel masuk kriteria tipe idealku banget," ujar Sheina santai.
Edrick tersenyum. "Grandpa, senang mendengarnya, Kakek Marco pasti sangat bahagia karna keinginan terakhirnya bisa terwujud," ucapnya.
Semua anggota keluarga Sheina mengangguk membenarkan ucapan Edrick.
"Papa, pernah bilang kalau ada laki-laki yang dekat denganku, dia harus melakukan tes untuk bisa menjadi pasanganku. Itu artinya, Papa harus memberikan tes pada Arzhel," ucap Sheina.
Leon tersenyum penuh arti mendengar ucapan putrinya.
Hal itu membuat Sheina mengernyit bingung.
"Pa?" panggil Sheina.
"Arzhel sudah lolos ujian dari Papa," jawab Leon.
Sheina menatap bingung. "Kapan? Papa memberi Arzhel ujian?" tanyanya heran.
"Sekitar dua minggu lalu, waktu kamu libur selama dua minggu. Arzhel datang ke sini bersama Uncle Edgar, dan Nathan," jawab Leon.
'Itu artinya, Arzhel sudah tau soal perjodohan gue sama dia? Apa karna hal itu, dia confess sama gue?' tanya Sheina dalam hati.
"Grandpa sama Abang, udah tes Arzhel juga?" tanya Sheina.
"Sudah, dan Arzhel lolos ujiannya," jawab Ziofano.
"Itu benar, setelah melihat kemampuan yang dimiliki Arzhel. Grandpa, jadi tau alasan kenapa mediang Papa bersikeras mau menjodohkanmu dengan Arzhel," jawab Edrick.
"Bahkan dia membuat surat perjanjian itu, dengan cap kaki dan tangan kamu waktu masih bayi sama Arzhel sebagai bukti." tambah Edrick terkekeh saat mengingat mendiang Ayahnya.
Yang mengatur perjodohan Sheina dan Arzhel adalah mediang Kekek buyut mereka berdua.
Jack adalah Kakek buyut Arzhel, Marco adalah Kakek buyut Sheina. Mereka berdua sahabat, saat Arzhel dan Sheina lahir mereka merencanakan perjodohan itu, untuk membuat hubungan keluarga keduanya semakin erat.
Sheina mengangguk mendengar jawaban Edrick.
"Kamu serius? Setuju dengan perjodohan ini?" tanya Alexa meyakinkan putrinya.
"Iya Ma, aku serius. Lagian, ini juga permintaan terakhir Kakek Marco," jawab Sheina.
"Sebaiknya hubungi Edgar, agar kita mengadakan pertemuan untuk membahas pertunangan untuk Ai dan Arzhel" titah Maira pada Edrick.
Edrick menatap Sheina. "Princess, kamu setuju untuk bertunangan dengan Arzhel?" tanyanya, takut sang cucu keberatan soal hal itu.
"Aku ngikut kalian saja, aku sudah menerima perjodohan ini. Yang artinya, mau itu tunangan atau menikah, aku nggak masalah," jawab Sheina.
"Pasrah amat kamu, Princess," celetuk Ziofano.
"Kamu nggak terpaksa menerimanya, kan?" tanya Geovano memastikan keputusan adiknya.
"Aku sama sekali, tidak terpaksa. Ini tulus atas keinginan aku sendiri!" tegas Sheina.
Semua anggota keluarga Sheina tersenyum senang mendengar jawaban gadis cantik itu.
"Baiklah, Grandpa akan menghubungi Edgar, untuk membahas masalah pertunangan kalian," sahut Edrick.
Flashback off
***
"Jadi gitu ceritanya," ucap Sheina menjelaskan pada Arzhel.
Arzhel mengangguk mendengar penjelasan gadisnya.
"Ar," panggil Sheina.
"Ar?" Arzhel.
Arzhel tertegun mendengar Sheina memanggilnya dengan sebutan Ar, hati Arzhel berdebar mendengar panggilan itu dari mulut Sheina, dia merasakan hal yang berbeda saat gadisnya yang memanggilnya seperti itu.
Sheina yang melihat Arzhel terdiam. "Maaf, aku lupa kalau itu panggilan khusus keluarga kamu," ujarnya.
"Kenapa minta maaf honey, kamu boleh panggil aku seperti itu, malahan aku senang," jelas Arzhel dengan lembut.
Blush!
Pipi Sheina merona, dia salting saat mendengar Arzhel memanggilnya honey.
Salting?
Tentu saja, Arzhel memanggil Sheina honey dengan nada bicara lembut, dan sexy menurutnya.
Siapa yang tidak baper coba? Dipanggil honey sama cowok sejuta umat ini.
'Santai Shei, ingat kata Oppa V BTS, JANGAN BAPEREU' ucap Sheina dalam hati.
"Ekhm..." Sheina berdehem untuk mengendalikan ekspresi wajahnya.
"Kamar tamu mana?" tanya Sheina.
"Ada di lantai 2, kenapa?" tanya Arzhel balik.
"Antar aku ke sana," jawab Sheina.
"Mau ngapain, Ai?" tanya Arzhel.
"Ya mau tidurlah, masa mau tanam rumput," kesal Sheina.
"Tidur di sini sama aku!" tegas Arzhel.
"Nggak," tolak Sheina.
"Kenapa?" tanya Arzhel.
"Kamu mesum, nanti kamu grepe grepe aku lagi," jawab Sheina.
Arzhel mendelik mendengar perkataan Sheina.
"Nggak akan Ai, tenang aja. Kecuali kamu kasih aku izin, dan kamu mau," jelas Arzhel.
Sheina memicingkan mata. "Waktu di Kelas kemarin, aku nggak mau, tapi kamu main nyosor aja," sindirnya.
Skakmat!
Arzhel kicep mendengar perkataan Sheina.
Sheina berdiri dari tempat duduknya.
Arzhel menahan dan menarik tangan Sheina pelan.
Bruk!
Sheina terjatuh diatas pangkuan Arzhel.
"Tidur di sini Ai, janji aku nggak macam², trust me," kata Arzhel meyakinkan gadisnya.
(Percayalah)
"B-baik," ucap Sheina gugup atas tindakan Arzhel. "Aku mau mandi, kamar mandinya di mana?" tambahnya.
Arzhel menunjuk kamar mandi.
Sheina mengangguk, dan berdiri, ia berjalan dengan cepat ke arah kamar mandi.
Dua puluh menit kemudian
Ceklek!
Sheina keluar kamar mandi memakai baju tidur dengan gambar BT21, Arzhel bingung melihat penampilan Sheina.
"Kamu dapat baju dari mana?" tanya Arzhel.
"Emo," jawab Sheina. "Sana kamu mandi, aku udah nyiapin air buat kamu," lanjutnya.
Arzhel mengangguk dan berjalan masuk kamar mandi.
Emo adalah robot AI milik Sheina, Emo bisa berpindah tempat kemana pun yang dia inginkan atas perintah Sheina.
***
Lima belas menit kemudian
Ceklek!
Arzhel keluar kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya, handuk kecil yang dia pakai untuk menggosok rambutnya yang basah, tetesan air yang berjatuhan di wajah Arzhel semakin membuatnya terlihat sexy dan hot bersamaan.
Hal itu, mampu membuat Sheina menatap Arzhel dengan tatapan terpesona. Sheina menatap Arzhel dengan tatapan memuja.
Arzhel yang menyadari gadisnya menatap dirinya dengan intens, tersenyum penuh arti. Arzhel berjalan mendekati Sheina.
"Fuuu..." Arzhel meniup pelan wajah Sheina.
Sheina tersentak saat melihat Arzhel sudah berdiri di hadapannya. Dia mengerjapkan matanya beberapa kali, saat wajahnya dan wajah Arzhel hanya berjarak beberapa centi saja.
CUP!
Arzhel mencium bibir Sheina sekilas.
Sheina terkejut, matanya melotot saat mendapat ciuman tiba-tiba dari Arzhel.
"S-sebaiknya kamu pakai baju, nanti kamu masuk angin," ucap Sheina mendorong pelan tubuh Arzhel.
Arzhel menegakkan kembali tubuhnya, berjalan ke arah walk in closet.
Arzhel berjalan ke arah tempat tidur, dia hanya menggunakan celana tanpa atasan.
CUP!
Arzhel mencium pipi Sheina yang terlihat begitu serius membaca novel.
Sheina tersentak, dan menoleh melihat penampilan Arzhel.
"Kenapa kamu nggak pakai baju?" tanya Sheina melihat Arzhel dalam keadaan shirtless.
"Gerah Ai, aku nggak suka pakai baju kalau tidur," jawab Arzhel santai.
DEG!
Sheina tersentak saat menatap dada bidang Arzhel, ada tatto tertulis namanya. Sheina menyentuh tatto itu, dia menatap Arzhel dengan tatapan dalam.
Tatto Arzhel di bagian dada kirinya : "Aileen's MINE!❤ Forever"
"Ada lagi," kata Arzhel berbalik badan.
Sheina melotot melihat tatto di punggung Arzhel yang bertuliskan nama lengkapnya disertai sayap phoenix.
Tatto : "Aileen Shaenetta Auristella Zylend Wulgros" ada sayap phoenix bagian kiri dan kanan. Nama Sheina di bagian tengah.
Sheina menyentuhnya. "K-kapan kamu buat ini?" tanyanya.
Arzhel tersenyum. "Satu bulan yang lalu," jawabnya.
"Itu artinya sebelum kamu menemui, Papa?" tanya Sheina.
Arzhel mengangguk sebagai jawaban.
"Apa kamu sudah tau soal perjodohan kita?" tanya Sheina lagi.
"Tidak honey, aku baru tau dua minggu lalu saat aku berangkat ke Rusia menemui keluarga kamu," jelas Arzhel.
Sheina tertegun mendengarnya.
Melihat tatapan gadisnya. "Aku sudah jatuh cinta sama kamu, saat pertama kali kita bertemu, Ai," ungkap Arzhel.
"Waktu di Sekolah?" tanya Sheina.
Arzhel menggeleng. "Bukan, tapi saat kita tidak sengaja ketemu di Bandara," jawabnya.
Sheina mengernyit, "Bandara? Kapan?" tanyanya.
"Tanggal 15, jam 5:30," jawab Arzhel.
Sheina menganga mendengar jawaban Arzhel.
Arzhel terkekeh kecil melihat reaksi gadisnya.
"Kamu ingat, sama orang yang kamu tabrak saat berlari ke arah toilet? Tanya Arzhel.
Sheina mengangguk. "Jangan bilang, itu kamu?" tanyanya balik.
Arzhel tersenyum. "Iya, itu aku," jawabnya.
Shock!
Sheina kaget mendengarnya. "Astaga, kok bisa kebetulan begini yah," ucapnya terkekeh kecil.
"Bukan cuma itu, dua tahun lalu kamu pernah mendonorkan darah di Rumah Sakit Delano, kan?" tanya Arzhel.
Sheina mengangguk. "Omo, jangan bilang orang itu juga kamu?" pekiknya.
(Astaga)
Arzhel tersenyum dan mengangguk
"Ada lagi, Ai," kata Arzhel.
"Lagi? Apa?" tanya Sheina bingung.
"Kamu ingat, 12 tahun lalu di Taman Perusahaan Papa Leon, ada anak kecil yang kasih kamu permen, waktu itu kamu ngambek sama Abang Geo? Ingat?" tanya Arzhel.
Mata Sheina melotot. "Omo, kamu Pengeran tampan," pekiknya heboh.
Arzhel terkekeh kecil melihat reaksi gadisnya.
Saat pertemuan mereka berdua waktu kecil, Arzhel menggunakan topeng wajah makanya Sheina tidak mengetahui wajah Arzhel, dia hanya memanggilnya Pangeran tampan setelah Arzhel memberinya permen.
"Apa ini kebetulan atau memang takdir?" Sheina menatap Arzhel.
"Takdir, kamulah takdirku Ai," jawab Arzhel.
Blush!
Salting!
Wajah Sheina merona malu, mendengar kata-kata sederhana, tapi penuh makna, yang diungkapkan Arzhel mampu membuatnya merasa terbang ke Langit tujuh.
"Ai," panggil Arzhel dengan lembut.
"Hm?" Sheina.
"Kamu tau, selama ini aku terus mencarimu, aku pernah datang ke Perusahaan Papa Leon setelah pertemuan kita yang pertama, tapi sayang kamu nggak datang," ucap Arzhel.
"Saat itu, aku sedih padahal aku bawa banyak permen buat kamu. Karna aku kesal, aku melempar asal permennya ke jalanan ternyata ada orang yang terkena lemparan aku, dia orang gila," tambahnya terkekeh kecil.
"Karna hal itu, dia marah dan mengejarku. Saat aku berlari, kakiku tersandung batu yang buat aku jadi kehilangan keseimbangan akhirnya aku jatuh di got," lanjut Arzhel tertawa kecil mengingat kejadiaan naas yang dia alami dulu.
Sheina mendelik mendengarnya, dia juga ikut tertawa.
"Wah, ternyata pacar tampanku ini punya sejarah jatuh di got," goda Sheina mencolek dagu Arzhel.
Damn!
Wajah Arzhel merona, bukan karna godaan Sheina, tapi karna Sheina memanggilnya pacar.
Pacar?
Astaga, memikirkannya saja membuat ribuan kupu-kupu terbang di perut Arzhel.
Bahagia?
Tentu saja dia sangat bahagia, akhirnya dia bisa membuat gadis yang dia cintai jadi miliknya.
Sheina tersenyum geli melihat wajah merona Arzhel, dia semakin menggoda cowok tampan itu, yang beberapa menit lalu berubah status menjadi kekasihnya.
"Loh, muka kamu kenapa? Salting ya?" goda Sheina menaik turunkan alisnya.
"Nggak," sanggah Arzhel.
"Masa sih, ini muka atau kepeting rebus? Kok, merah banget," Sheina menggoda Arzhel.
Arzhel mendengus kesal, dan mengalihkan wajah karna Sheina tidak berhenti menggoda dirinya.
***
Sheina memeluk Arzhel, Arzhel mematung saat mendapat pelukan dari gadisnya.
Seperkian detik Arzhel membalas pelukan Sheina.
"Ai, terima kasih, berkat kamu aku masih bisa hidup seperti sekarang," ungkap Arzhel tulus.
"Aku, selalu berusaha mencari kamu walaupun sulit untuk mengetahui siapa gadis bertopeng yang mendonorkan darahnya padaku," ucap Arzhel.
"Papi, dan Abang sampai mengerahkan semua bodyguard yang dia miliki. Dan lucunya lagi, dia meminta bantuan pada Papa Leon untuk ikut mencari," tambah Arzhel.
"Alasan aku pindah ke Indonesia itu karna aku mau mencari tau siapa gadis yang menolongku 2 tahun lalu di Itali. Setelah keadaanku pulih, aku mengecek cctv Rumah sakit, dan aku menemukan bukti kalau kamu menggunakan taksi ke arah Bandara," lanjut Arzhel.
"Papi menggunakan kekuasaannya untuk melihat cctv Bandara. Saat aku melihat cctv, aku lihat kamu mengambil penerbangan ke Indonesia. Makanya, aku meminta Papi untuk mengurus kepindahanku untuk mencarimu," jelas Arzhel.
"Selama 3 bulan lamanya aku mencarimu, tapi aku tidak mendapatkan apapun. Akhirnya, aku membuat Logan," sambung Arzhel.
Sheina tertegun mendengar penjelasan panjang × lebar Arzhel.
"Apa sebegitu inginnya, kamu mau tau? Siapa orang yang menolong kamu 2 tahun lalu? Apa yang mau kamu lakukan? Setelah bertemu dengannya?" tanya Sheina beruntun.
Arzhel tersenyum tipis. "Aku memang sangat ingin mengetahuinya, aku mau bilang terima kasih. Aku bahkan pernah bilang baik dia cewek atau cowok, aku akan mengangkatnya jadi saudara," jelasnya.
"Aku pikir kamu akan menjadikannya istri kalau dia cewek," celetuk Sheina.
"Aku hanya menginginkan gadis kecil yang aku temui 12 tahun lalu, setelah pertemuan kita di Taman waktu itu. Aku sudah mengklaim kamu jadi milikku!" tegas Arzhel.
"Aku bersyukur ternyata gadis kecilku dan gadis yang menolongku 2 tahun lalu adalah orang yang sama. Ditambah lagi, gadis yang dijodohkan sama aku sekaligus gadis yang membuat jantungku berdebar adalah kamu, jadi quad kill," lanjut Arzhel.
Sheina terkekeh kecil. "Kamu pikir game, quad kill segala," ucapnya.
"Aku juga mau bilang makasih, karna kamu udah menyelamatkan hidupku 2 tahun lalu," Ungkap Sheina.
Arzhel mengangkat alisnya. "2 tahun lalu?" tanyanya.
Sheina mengangguk. "2 tahun lalu, di Museum Paris saat terjadi kebakaran kamu pernah nolong aku. Kalau bukan kamu yang menolongku waktu itu, mungkin sekarang aku udah ada di Alam yang berbeda," jelasnya pada Arzhel.
"Kamu gadis yang terjebak di gudang waktu itu?" tanya Arzhel.
"Iya, itu aku," jawab Sheina tersenyum. "Kamu tau, aku juga selama ini mencari kamu loh," lanjutnya.
"Aku hanya melihat setengah wajah kamu saat itu, karna kamu pakai topeng. Aku tidak memiliki bukti apapun selain topeng wajah kamu yang aku ingat modelnya karna cctv di Museum saat itu habis terbakar," ungkap Sheina.
"Alasan aku buat Emo karna aku mau cari orang yang menolongku saat itu. Saat aku meretas keamanan identitas kamu, aku kaget saat melihat foto kamu memakai topeng wajah yang sangat aku kenali bentuknya," tambah Sheina.
"Lalu, aku mencari tau apa cowok waktu itu memang kamu atau bukan? Dan ternyata benar orang itu kamu," lanjut Sheina.
"Makasih Ar, kamu peri pelindung buat aku," ungkap Sheina tulus menatap dalam Arzhel.
Arzhel tertegun sebentar, ia menatap Sheina. "Kembali kasih honey," balasnya.
"I Love You More, Tuan Muda ARZHELIO," ungkap Sheina dengan tatapan dalam penuh cinta.
Membalas tatapan dalam Sheina dengan tatapan yang sama. "I Love You Even More Nona Muda Aileen," balas Arzhel.
CUP!
Arzhel mencium bibir Sheina dengan lembut.
Sheina membalas ciuman Arzhel, dia mengalungkan tangannya di leher Arzhel.
Sheina membuka mulutnya untuk memberi Arzhel akses, saat merasakan mulut sang kekasih terbuka, Arzhel segera meloloskan lidahnya ke dalam rongga mulut Sheina.
Bruk!
Arzhel membaringkan tubuh mereka berdua tanpa melepas taunan bibir mereka.
Arzhel memiringkan kepala ke kanan kiri untuk mencari posisi nyaman, agar ciumannya semakin leluasa.
Sheina memasukkan jarinya disela-sela rambut Arzhel. Ciuman mereka masih berlanjut, mereka saling membalas, melumat, membelit lidah satu sama lain.
Ciuman manis, penuh perasaan itu terus berlanjut. Baik Arzhel maupun Sheina tidak tergesa-gesa, mereka melakukannya dengan lembut dan penuh perasaan.
Selama beberapa menit, Sheina menepuk dada Arzhel, cowok tampan itu yang paham maksud dari gadisnya segera melepas taunan bibir mereka.
Huh! Huh! Huh!
Arzhel mencium dan melumat bibir Sheina sekilas, lalu dia berpindah ke sebelah Sheina.
Arzhel menarik Sheina ke dalam pelukannya.
CUP!
Mencium kening Sheina. "Tidurlah!" titahnya dengan lembut.
Sheina mengangguk dan memejamkan mata.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
Hanya butuh waktu 5 detik lamanya, Sheina sudah tertidur.
Arzhel menunduk. "Cepat sekali dia tidur," lirihnya tersenyum melihat Sheina.
Arzhel juga ikut memejamkan mata, mereka tertidur dalam keadaan saling berpelukan mesra.
*
*
*
To Be Continued
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Minggu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Selasa 🙏😇
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Sabtu 🙂✨🙏😇
Selamat hari jum'at ❤️❤️😊
Thanks 🙏🏻🙏🏻❤️❤️😊😊
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇
Selamat Hari Juma't Thor 👍🙂🙏✨
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏
Selamat Hari Kamis🙂🙏👍
Semangat 💪🙂✨🙏
Semangat 💪🙂✨
Semoga Harimu Selalu Bahagia 🙂✨🙏😇