Deskripsi: Hazel merasa dunia runtuh saat dia dipecat akibat fitnah dari rekan kerja dan baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh. Dalam keputusasaan, dia pulang ke rumah dan menyerahkan segalanya pada orang tuanya, termasuk calon pasangan yang akan dijodohkan untuknya. Namun, saat keluarga dan calon suaminya tiba, Hazel terkejut—yang akan menjadi suaminya adalah mantan bos yang selama ini sangat dibencinya. Dihadapkan pada kenyataan yang tak terduga dan penuh rasa malu, Hazel harus menghadapi pria yang dianggapnya musuh dalam diam. Apakah ini takdir atau justru sebuah peluang baru? Temukan jawabannya dalam novel "Suamiku Mantan Bosku"😗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aping M, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Mual
Huweekkkk
Lucas pun muntah setelah dia mendapatkan kresek dari yang Hazel berikan padanya.
“Ups” Hazel menutup mulutnya dengan satu telapak tangannya.
Hazel menepuk halus punggung Lucas “Apakah masih mual? Minumlah dulu airnya, kita istirahat disini saja sampai kau enakkan” Lucas hanya mengangguk, dirinya sudah sangat melemah.
Rupanya mereka pergi ke sebuah Wahana Disneyland di Paris, dan mereka menaiki salah satu wahana Roller Coasternya.
Ketika Hazel menikmati permainanannya, justru Lucas merasa mual, dia tidak menyangka bahwa wahana itu sangat mengecamkan. Niat hati Lucas ingin menjahili istrinya, justru dia yang terkena imbasnya akibat menaiki wahana yang sangat mengguncang Kesehatan baginya.
“Wahana macam apa itu, kenapa orang orang sangat menikmatinya”
“Yaa, memang itu menyenangkan” jawab Hazel
“Apa? Menyenangkan kau bilang?! Memang kau ini sama saja dengan mereka, suka hal-hal yang menantang adrenalin,” kata Lucas dengan nada setengah kesal setengah heran, masih merasakan efek mual dari wahana roller coaster tersebut.
Hazel hanya tertawa melihat ekspresi Lucas, “Tidak semua orang bisa menikmati sensasi seperti itu. Tapi jangan khawatir, kita tidak akan naik wahana yang seperti itu lagi kalau kamu tidak suka, atau jika kau ingin pulang ayo kita balik saja ke hotel”
Lucas menatap Hazel dengan pandangan yang sulit diartikan, “Tidak, tidak perlu mengubah rencana hanya karena aku. Aku tidak ingin merusak kesenanganmu.” Jawab Lucas yang masih terduduk lemah.
“Banyak wahana lain yang bisa kita nikmati bersama tanpa harus membuatku mual.” Tambahnya.
“Baiklah jika itu maumu” balas Hazel tersenyum.
Mereka pun melanjutkan hari mereka di Disneyland, mencoba wahana yang lebih ringan namun tetap menyenangkan. Hazel merasa bahagia bisa melihat sisi lain dari Lucas, sisi yang lebih manusiawi dan bukan hanya sekedar bos yang angkuh atau suami yang dingin.
Ketika hari mulai gelap, mereka memutuskan untuk menonton parade malam yang spektakuler. Cahaya warna-warni dan musik yang meriah membuat suasana menjadi sangat magis. Hazel dan Lucas sama-sama terpesona, menyaksikan parade dengan mata yang berbinar.
“Ini indah sekali,” ucap Hazel dengan kagum.
Lucas mengangguk, “Ya, ini lebih baik dari yang kubayangkan.”
Di tengah keramaian dan keindahan parade, Lucas menoleh ke Hazel, “Terima kasih karena telah membawaku ke sini. Ini adalah pengalaman yang tidak akan pernah kulupakan.” Ujar Hazel mengungkapkan perasaan senangnya dan menatap manik mata kecoklatan Lucas hingga membuat hati Lucas bergetar dengan cara yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.
Alih-alih mengalihkan pandangan, Lucas mendorong kening Hazel dengan jari telunjuknya “Hei, semua ini tidak kulakukan secara gratis”
Hazel memajukan salah bibir bawahnya dan menautkan kedua alisnya “Dasar manusia tidak pernah bersyukur, apakah uangmu itu masih kurang banyak sampai masih mengingikan uangku juga?”
“Siapa bilang aku menginginkan uangmu? Bahkan aku bisa membawamu ke segala penjuru dunia ini, tapi tidak ku lakukan karena aku malas untuk terus melihatmu”
"Jadi, apa yang sebenarnya kamu inginkan dariku?" tanya Hazel bingung.
Malam itu, mereka kembali ke hotel dengan rasa lelah namun puas. Perjalanan ke Paris yang dimulai dengan ketegangan, kini berubah menjadi kenangan indah yang tidak akan pernah terlupakan oleh keduanya.
“Lebih kencang, ini sudah enak tapi kurang terasa," ujarnya, mencoba untuk menikmati pijatan tersebut.
Hazel, yang sudah hampir satu jam berusaha memenuhi permintaan Lucas, merasa lelah dan kesal. "Mau sampai berapa lama? Hampir satu jam aku sudah sangat lelah," keluhnya, sambil merasakan pegal yang menumpuk di lengannya.
"Sebentar lagi," jawab Lucas, mencoba untuk menikmati setiap detik pijatan tersebut.
Namun, Hazel tidak bisa menahan keluhannya lagi. "Lenganku juga sudah sangat pegal memijitmu seperti ini, besok saja kita cari tukang pijit," katanya, berharap akan ada solusi yang lebih baik esok hari.
"Di Paris ini tidak ada tukang pijit seperti di Indonesia, ya sudah cukup. Kau bersihkan tanganmu dan beristirahatlah," ujar Lucas, mencoba menenangkan Hazel.
Hazel hanya bisa mendengus kesal. Ternyata, rencananya untuk mengerjai Lucas malah berbalik menjadi kelelahan untuk dirinya sendiri.
“Padahal aku ingin mengerjai Wanita itu, tapi justru aku yang kena imbasnya, tapi tidak apalah aku juga sudah dipijit bahkan pijitannya sangat enak sekali hahaha” gumam Lucas terkekeh kecil sembari membaringkan tubuhnya di atas ranjang, tanpa diketahui, rupanya Hazel mendengar perkataan yang sempat di lontarkan oleh suaminya itu.
“Oh, jadi kau mau mengerjaiku ya, lihat saja pembalasanku besok pak Lucas, biarkanlah malam ini kau beristirahat terlebih dahulu” geram Hazel.
Pagi pun telah menyinari kota Paris, Hazel begitu gesit menyiapkan sarapan untuk dirinya bersama dengan suaminya. Tak lupa akan kejadian kemarin, Hazel membuatkan sarapan untuk Lucas dengan sambal yang begitu banyak.
Setelah sarapan, saat Hazel akan membangunkan Lucas, rupanya dia sudah lebih dulu terbangun dan duduk di kursi meja makannya yang sudah dihidangkan makanan yang lezat. Lucas yang merasa lapar, segera mengambil piringnya dan menyendokkan nasi goreng, Lucas begitu lahap memakannya, Hazel hanya tercengang bagaimana mungkin Lucas begitu kuat memakan makanan yang sangat pedas itu.
Saat lucas akan melahap suapan terakhir nasinya itu, tiba-tiba tubuh Lucas terasa sangat gatal,
“Gatal sekali” ujarnya sembari menggaruk seluruh tubuhnya yang sangat terasa gatal.
Hazel yang melihatnya Nampak kebingungan, “Bapak, kenapa?” tanya Hazel.
“Sepertinya alergiku muncul, apakah kamu tau kalau aku alergi minyak ikan?”
“Aa.. aku tidak tahu kamu alergi minyak ikan," jawab Hazel gugup namun cepat, terkejut dengan kondisi mendadak Lucas. Sejenak, rasa kesal dan ingin balas dendam yang dia rasakan malam sebelumnya berganti menjadi kekhawatiran. "Aku minta maaf, aku benar-benar tidak tahu."
Lucas, meskipun sedang merasa tidak nyaman dengan gatal-gatal di seluruh tubuhnya, mencoba untuk tidak memperburuk situasi. "Tidak apa-apa, aku yang seharusnya memberitahumu tentang alergiku," ujarnya mencoba menenangkan Hazel, entah mengapa sikapnya jauh berbeda drastis saat mereka sudah menikah, ternyata Lucas tidak seburuk yang Hazel pikirkan.
“Tolong ambilkan obat alergiku di laci lemariku ada di sana yang tabletnya berwarna kuning” perintah Lucas yang masih terduduk merasakan sensasi gatal disekujur tubuhnya.
“Baiklah, tunggu sebentar” ujar Hazel segera berlari menuju kamar.
Setelah memberikan obat kepada Lucas, dia membantu mengurangi rasa gatal dengan mengoleskan lotion khusus.
Lucas merasa lega setelah minum obat, mulai merasa sedikit lebih baik. Meskipun setelah ini dia tentu akan demam, dan itu sudah menjadi kebiasaan jika dia terkena alergi.
Dengan sigap, Hazel mengantarkan Lucas ke dalam kamar untuk beristirahat "Beristirahatlah, aku akan mengurus segalanya hari ini," kata Hazel, menunjukkan kepedulian yang tulus.
Dengan kekhawatiran yang menggelayuti hatinya, Hazel menyelimuti Lucas dengan selimut tebal, mengingat kabar cuaca yang memprediksi turunnya salju. "Aku akan keluar sebentar untuk membeli makanan. Hari ini sepertinya salju akan turun," ucapnya dengan nada penuh perhatian, sebelum ia melangkah keluar meninggalkan kehangatan kamar hotel mereka.
Waktu berlalu, dan lima jam kemudian Hazel masih belum juga kembali. Lucas, yang telah terbangun dari tidur singkatnya, mulai merasa gelisah. Pemandangan salju yang mulai menari di luar jendela semakin menambah kecemasannya, apalagi dengan pengetahuannya bahwa banyak jalan yang akan ditutup karena cuaca itu.
Mencoba mengusir rasa dingin yang merayap di tulangnya, Lucas berdiri dan melangkah ke lorong hotel, berharap dapat menemukan sosok Hazel yang kembali. Namun, kekecewaannya bertambah ketika dia tidak menemukan siapapun di sana.
Kembali ke kamar dengan kepala yang terasa berat, Lucas tidak menyadari bahwa pintu kamar belum terkunci. Ketika ia bersiap untuk kembali ke dalam, seorang wanita tiba-tiba muncul dan menahannya. Dalam keadaan setengah sadar dan penuh khawatir, Lucas langsung memeluk wanita itu, berpikir itu adalah Hazel.
Namun, kejutan menyergapnya ketika ia menyadari wanita dalam pelukannya bukanlah Hazel. Hazel sendiri berdiri tak jauh dari mereka, dengan wajah yang tergambar kekecewaan mendalam. Perasaannya tercabik, melihat suaminya dengan wanita lain di hadapannya.