Sabar bukan berarti lemah,bertahan bukan berarti bodoh.Itulah ungkapan Arumi menjalankan rumah tangganya.
Sejak menikah, Arumi harus banting tulang cari nafkah untuk suami, anak dan juga mertuanya.Tapi apa yang di dapatkan Arumi, hanya perlakuan kasar dari suaminya
Setelah mendapatkan kekerasan rumah tangga.
Apakah Arumi masih akan mempertahankan rumah tangganya?
Jika ingin tahu kelanjutan ceritanya ikutin terus ya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selviana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9 Di tuduh mencelakai Gerry
"Tidak perlu ,Pak Angga!"tolak Arumi dengan lembut.
Karena orangnya tidak enakan hingga wanita itu menolak atas niat baik Angga.Dia tidak ingin membebani orang lain apalagi pria itu bukan suaminya.
Hal itu membuat Angga mengerutkan keningnya." Tapi kenapa? Aku melakukan ini untuk kebaikan putrimu dan juga dirimu Arumi agar kamu bisa lebih tenang, melakukan pekerjaanmu tanpa memikirkan Aqilah.Lagi pula, guru yang mengajar di sana merupakan sahabat aku, jadi kamu tidak perlu khawatir."
Arumi terdiam, karena apa yang dikatakan Angga ada benarnya juga.
"Hem.. baiklah.Aqilah boleh sekolah di sana,"ucap Arumi sambil menganggukkan kepala.
Mendengar hal itu,Angga langsung tersenyum sumringah begitu juga dengan Aqilah hingga mereka TOS.Sementara Arumi hanya memandangi mereka yang terlihat sangat akrab antara bos dan putrinya.
+++++
Sementara Sarita yang sudah tiba di rumah sakit bergegas masuk di ruangan, tempat Gerry di rawat.Saat melihat jidat dan tangan dibalut dengan perban serta banyak luka memar di area wajah.Dia sangat prihatin dengan keadaan putranya.
"Siapa yang tega melakukan ini padamu sampai wajahmu babak belur seperti ini?"tanya Sarita dengan menyentuh tangan putranya.
" Auww.....sakit tahu Bu," Gerry menjerit kesakitan.
"Sakit ya? Maaf ibu tidak sengaja.Sekarang coba kamu cerita sama ibu! Kenapa ini bisa terjadi?"
Gerry menghela nafas berat lalu menceritakan pada ibunya apa yang dia ingat malam itu dengan kondisi dia yang sedang mabuk berat."Aku bertemu Arumi di klub malam.Aku mengajak dia pulang.Justu seorang pria datang memukulku sampai aku seperti ini.Bahkan pria itu mengakui Arumi sebagai kekasihnya."
Mengetahui hal itu, membuat Sarita mendengus kesal.Ternyata ada sangkut pautnya Arumi atas apa yang menimpa putranya.
" Ini tidak bisa di biarkan! Ibu harus pergi menemuinya," ucap Sarita yang nampak kesal.
++++++
Atas persetujuan Arumi, Angga membawa Aqilah ke sekolah lalu mereka turun dari mobil.Hanya saja,kedatangan mereka di lihat oleh wanita gendut yang juga baru turun dari mobil.
"Tumben kamu datang ke sini? Lalu mereka siapa?"tanya Sasha yang nampak kepo karena mereka berdua jarang ketemu karena sama-sama sibuk.
"Kenalin dia sekretaris aku, anak kecil itu Aqilah yang akan menjadi murid kamu di sekolah ini!" Angga memperkenalkan Arumi pada sahabatnya.
Lalu Arumi mengulurkan tangan ke arah wanita itu." Hay... aku Arumi.Aku ibu dari Aqilah."
Hingga uluran tangan Arumi pun di balas."Aku Sasha, sahabat Angga.Senang berkenalan denganmu.Semoga putrimu betah sekolah di sini."
"Aqilah, pasti betah sekolah di sini.Guru nya aja baik dan ramah seperti kamu," celetuk Angga menatap kagum pada sahabatnya.
Kalimat pujian keluar dari mulut Angga membuat Sasha tersenyum malu."Ah...kamu ini suka memujiku berlebihan! Aku lebih suka jika kamu traktir aku makan.Bagaimana kalau kita pergi makan berempat?"Di samping sana ada restoran yang baru saja dibuka dan menu makana di sana enak semua."
"Tidak bisa, Sha! Aku ada meeting dengan klien pagi ini.Lain kali saja ya?" tolak Angga hingga senyuman Sasha memudar.
"Sibuk ya? it's okay.Jika kamu ingin pergi, silahkan!Soal Aqilah, sudah menjadi tanggung jawabku selama dia sekolah di sini."
" Terima kasih ya,Sha.Pak Angga, beruntung punya sahabat sebaik kamu," ucap Arumi kemudian memeluk Sasha.
Hingga Sasha tersenyum simpul sambil menatap kearah Angga.
Lalu terdengar suara dering di handphone Angga hingga pria itu mengangkatnya.
"Iya ,ada apa Al? Apa? Baiklah aku segera ke sana!" Angga menutup panggilan telepon tersebut lalu menggenggam tangan Arumi."Kita harus pergi sekarang! Ada seorang wanita yang datang ke perusahaan mencari kamu," terang Angga.
"Siapa?"
" Aku kurang tau.Karena Al tidak mengatakan padaku."
Dengan rasa penasaran, Arumi pamit pergi di hadapan Sasha dengan meninggalkan putrinya di sekolah TK Elite tersebut.Setibanya, dia melihat beberapa kerumunan karyawan berdiri di luar dengan memandangi wanita paruh baya yang terus berteriak memanggil namanya.
" Arumi cepat keluar! Jangan bersembunyi di dalam!"
" Untuk apa aku bersembunyi?" celetuk Arumi lalu menghampiri ibu mertuanya.
Tetapi Sarita yang begitu kesal langsung melayangkan tangannya ke wajah Arumi.Tetapi Angga berhasil menangkis tangan Sarita membuat wanita itu tercengang.Sementara pria itu melepaskan tangan Sarita dengan kasar.
"Jika anda cuma datang ke sini hanya untuk menyakiti sekertaris aku.Mending anda pergi dari sini!" usir Angga karena dia paling tidak suka dengan orang yang suka main tangan apalagi di depan mata dia sendiri.
"Kamu ini siapa,hah...? Aku ini ibu mertuanya, aku punya hak atas dirinya.Apalagi wanita ini sudah membuat suaminya celaka.Apa aku harus tinggal diam ? Oh... tentu saja tidak!Dia harus bertanggung jawab dengan membiayai rumah sakit putraku." Sarita mencoba mengambil kesempatan atas keadaan Gerry saat ini agar mendapatkan uang dari Arumi.
Tetapi tidak semudah itu karena Arumi menganggap dirinya tidak perlu melakukan hal itu lagi."Hak dan tanggung apa yang ibu bicarakan?Sementara aku dan Gerry akan berpisah.Bahkan ibu tega menuduh aku yang mencelakai Gerry,padahal aku sendiri tidak tahu apa yang sedang terjadi padanya.Jadi aku mohon... sama ibu, pergi dari sini! Ini tempat kerja aku.Jangan buat keributan di sini!"
Tetapi Sarita enggan untuk pergi sebelum mendapatkan apa yang dia inginkan.
" Jika ada uang,aku pergi.Bagaimana?"
" Uuuhh.. dasar mata duitan!" Karyawan menyoraki Sarita yang tidak punya malu.
Angga yang tadi menyimak pembicaraan mereka mulai geram dengan tingkah wanita paruh baya itu hingga mengambil dompetnya lalu memberikan uang pada Sarita.
" Ambil uang ini lalu pergi dari sini!"
Bola mata Sarita langsung berbinar kala melihat uang sudah ada di tangannya hingga wanita itu tersenyum puas lalu uang itu di simpan dalam tas selempang miliknya lalu pergi.
"Kalian semua bubar dan kembali pekerja!"titah Angga terhadap karyawan lainnya hingga mereka masuk kecuali Arumi dan Al.
"Seharusnya Pak Angga tidak perlu melakukan ini!" ucap Arumi lalu cabut dari hadapan Angga.
" Eh... bukanya terima kasih malah pergi.Padahal aku melakukan ini supaya wanita itu tidak menyulitkan dirimu lagi," ucap Angga lirih dengan menatap kepergian Arumi.
" Sabar ya,Bos," kata Al sambil mengelus pundak Angga sambil tersenyum.
" Lama-lama kamu ngeselin ya, Al?" kesal Angga karena menganggap Al menertawakan dirinya.
"Ngeselin tapi ngangenin' kan?" rangkul Al di pundak Angga.
"Apa sih,Al? "Angga menipis tangan Al lalu pergi.
Sementara Arumi yang hendak masuk di ruanga kerja, justru di tarik tangan dia dari belakang oleh Jessi dan Elsa lalu membawa Arumi di menyimpan barang kardus.Kemudian menutup pintu dengan menguncinya dari dalam.
sebenarnya Gerry yg tlg mencuri wang ibunya...🤣🤣🤣