Radar Cinta Andara

Mengagumi keindahan matahari terbit juga bisa menginspirasi kita untuk melihat hidup dari sudut pandang yang baru. Seperti matahari yang terbit setiap pagi dengan semangat, kita juga harus mencoba melihat kehidupan dengan pandangan positif dan semangat yang tinggi.

Cahaya langit masih tinggi, saat Ervan sudah berada di dalam kemudi mobilnya. Hari ini bawaannya uring-uringan tidak jelas. Efek Andara memilih libur sampai hari minggu, sementara dia butuh laporan yang sudah di rangkum gadis itu.

Dia belum sempat pulang ke rumah setelah menjaga Andara dari pria yang membawa anak kecil.

Seheroik itu pengorbanannya? iya, dia hanya mencegah dari hal yang tidak diinginkan. Layaknya kalau dia punya saudara perempuan.

Dia putra pemilik perusahan fashion ternama di Indonesia, Grup Damsyik. Bukan berarti dia cucu dari pemeran Datuk Maringgi. Hanya nama kakeknya sama dengan pemeran Datuk Maringgi. Itu juga karena kakeknya murni asli Minangkabau.

Kata papanya, usaha kakek buyutnya berawal dari usaha konveksi turun menurun pada tahun 50an.

Ervan harus banyak belajar tentang perusahaan papanya. Selama ini dia hanya pemuda kantoran biasa di Australia. Di tambah dia juga karyawan titipan mamanya. Dia juga harus kontrol jantungnya beberapa bulan sekali.

Sejak kecil Ervan sudah tahu kalau sewaktu-waktu ajal menjemputnya. Namun, hal itu bukan penghalang berprestasi. Setelah sempat mengenyam pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah atas di Australia. Dia mendapatkan beasiswa sekolah bisnis di Amerika.

Dia pulang ke Indonesia untuk melamar Intan, gadis yang di pacarinya selama di Amerika. Gadis yang katanya dapat beasiswa dari tempat magangnya. Mereka bertemu di perkumpulan mahasiswa Indonesia. Dekat dan akhirnya berpacaran.

Intan adalah kakak kelas Ervan selama di kampus. Gadis muda yang menjadi ketua ikatan mahasiswa Indonesia di kampus mereka. Ervan masih semester satu sedangkan intan sudah semester akhir.

Komunikasi mereka tidak lepas begitu saja. Intan dan Ervan masih berkomunikasi walaupun mereka sedang berjauhan. Bahkan saat dia wisuda, Intan datang ke kampus berkumpul bersama keluarga besarnya.

Begitu sampai di Indonesia, Ervan mendapat kabar gadis pujaannya menikah dengan mantan kekasihnya. Lebih pahit, selama mereka LDR intan sudah menjalin hubungan dengan pria yang jadi suaminya.

"Kenapa kamu tega sama aku kak Intan? Kenapa kamu membohongi saya selama bertahun-tahun." ucap Ervan merasa di khianati.

"Karena saya butuh sesuatu yang pasti. Sedangkan kamu jauh di sana. Aku juga tidak tahu pasti apa kamu di sana setia atau tidak. Sedangkan mas Segaf, aku kenal dia sejak kecil. Sudah tahu dia luar dan dalam. Jadi maaf kalau aku tidak bisa bersama kamu lagi." ucap Intan tanpa memperdulikan reaksi Ervan.

Dia akhirnya meninggalkan komplek perumahan Intan. Bahkan belum beranjak dari tenda Ervan mendengar akad nikah Intan berjalan sangat lancar.

Sakit? Iya sakit, dulu dia sudah mencoba setia ternyata malah di tikung.

Di masa sekarang, Ervan duduk di meja kerjanya mengenang kisah cintanya bersama Intan. Sungguh dia sempat lama menyembuhkan luka di hatinya. Kekecewaan yang mendalam membuatnya sempat drop hingga di rawat. Bahkan dia harus kembali ke Australia untuk melanjutkan pengobatan.

Setiap pagi Ervan merasa bahagia. Dia bisa melihat Matahari bersinar, dia bisa melihat bulan dengan keangkuhannya. Saat bangun pagi ada rasa syukur terselip di hatinya. Dia masih bisa menikmati hidup.

Matahari akan tetap menyinari pada waktu yang sama dan tak pernah terlambat sedikitpun. Boleh jadi di langit bergumpal awan tebal dan menghalangi sinar matahari, tapi jangan pernah mengira sinar matahari tidak datang menyinari atau terlambat datang karena terhalang awan.

"Mama di mana?" tanya Ervan dalam sambungan telepon.

"Mama sudah di bandara Soekarno-Hatta, Nak. kamu di masih kerja, kalau begitu biar mama pesan taksi online saja."

"Mama mau menunggu di bandara? Aku selesaikan sedikit pekerjaan. Atau aku minta papa yang jemput. Tidak apa kan di jemput mantan suami?" suara Ervan menggoda mamanya.

"Tidak usah, mama naik taksi online saja. Ada yang mau mama beli. Kamu susul mama di mall saja." kata Rebecca kemudian.

"Yasudah kalau begitu kabari kalau mau di jemput." ucap Ervan.

Ervan menyelesaikan pekerjaannya lalu bersiap untuk menjemput mamanya. Dia terdiam melihat parfum dari dalam laci. Entahlah, sejak dia operasi jantung, dia jadi suka sama parfum. Padahal dulu boro-boro pakai parfum. Terasa wanginya saja kepalanya sudah pusing.

"Lagian kenapa aku harus takut memakai barang ku sendiri. Hanya demi gadis itu. Emang dia siapa? Dia hanya anak buah saya." ucap Ervan mengumpat sendiri.

...****...

"Ini anak saya, Nak. Tampan kan?" puji Rebecca di depan Andara.

Dara tersenyum demi menyenangkan Ibu Rebecca. Dia baru tahu kalau Rebecca istri bos nya, yaitu pak Hendro. Dara menyalami pria di depannya.

"Ervan Prasetya." ucap pria itu mengulurkan tangannya.

Ervan harus merasa berpura-pura baru bertemu dengan Dara. Demi menjaga image nya sebagai pria matang.

Beda dengan Dara yang menatap jengah pria di hadapannya. Apalagi sikap Ervan berpura-pura tidak mengenalnya.

"Dia anak bos saya, Bu." kata Dara. "Jadi ibu istrinya pak Hendro Anugerah, ya." Rebecca hanya tersenyum kecil. Dia hanya menganggukkan kepalanya. Padahal dia Hendro sudah lama bercerai saat Ervan masih SD.

"Oma cantik itu barang nya aku bantu bawa, ya." kata Keyla. Gadis kecil itu membawa koper yang lebih besar dari ukuran badannya.

Ervan langsung sigap membawa barang bawaan mamanya. Apa kata orang nanti kalau ada anak kecil bawa koper sebesar badannya. Bisa viral nantinya. Dia pun masih menjaga gengsinya sebagai yang memiliki jabatan. Apalagi di depan Andara.

"Saya mau kalian ikut makan bersama kami. kalau tidak ada kalian saya tidak tahu nasib umur saya. Kamu gadis yang baik." puji Rebecca.

"Maaf, Ibu. Saya harus pulang mengantar keponakan saya." tolak Dara.

"Tidak apa-apa kalau dia mau ikut. Saya pengen sekali punya cucu. Sepertinya dia anak yang pintar. Van, kalau kamu jadi menikah dengan anak teman mama nanti. Mama mau kamu cepat kasih kami cucu."

Ervan mengerutkan dahinya. Dia pun menanyakan soal calon dari mamanya "Siapa sih teman mama itu? Aku nggak pernah tahu."

"Namanya Vero, mama kenal dia semasa tinggal di Australia. Dia orang Indonesia menikah dengan bule di sana. Rumah tangganya hancur dan pulang ke Indonesia. Itu Lo, Van istrinya Brickman yang suka pulang mabuk. kamu ingatkan?

Dia punya anak perempuan dari pernikahan pertamanya. Anak perempuannya juga sempat stress karena di tikung sama tunangannya."

"Dan mama mau aku sama mantan orang stress. Emang mama mau punya mantu kayak gitu. Kalau aku ogah!"

"Orang stress itu apa sih, Tante?" tanya Keyla pada Dara.

Dara berkata, "Orang gila, Nak."

""Oh... Om mau sama orang gila, ya? Jangan Om, nanti dikejar-kejar terus sama yang suka bawa pisau," kata Keyla polos.

Vero? Jangan-jangan.