gea Adisty perempuan berumur 20 tahun harus bisa menerima kenyataan kalau calon tunangan nya meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahidah27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 09
"Jujur sama aku, emang tadi malam kalian abis ngapain?"
"Gak ngapa-ngapain, kita cuma jalan aja."
"Cieee yang mau pdkt." Rini mencolek dagu Gea.
"Apaan sih mana ada kayak gitu, cuma teman aja."
"Awal nya teman, lama lama kan demen."
"Jangan ngaco." Ternyata dari tadi ada Bela teman satu geng nya Sindi yang mendengar kan percakapan mereka.
"Wah berita bagus ni buat Sindi." Bela langsung pergi menemui Sindi yang sedang duduk duduk di koditor kampus.
"Sin Sin." Panggil Bela dengan nafas yang ngos ngosan.
"Apa an sih." Tanya Nia penasaran.
"Tau gak Sin, tadi gue dengar percakapan antara Gea dan teman nya yang cupu itu."
"Trus!"
"Terus lo tau gak mereka ngomongin apaan."
"Ya mana kita tau lah Bela." Jawab Nia.
"Makanya lo diam dulu, biarkan gue selesai ngomong." Bela menimpuk Nia dengan buku yang di pegang nya.
"Au sakit." Teriak Nia sambil memengang pundak nya yang kena timpuk.
"Apaan sih kalian berdua ini, lo jadi mau cerita gak?"
"Iyah iyah, nah tadi gue dengar kalau tadi malam Gea dan Bara jalan berdua kayak ngedate gitu."
"Apa? wah sudah mulai berani itu anak macem macem, dia gak tau apa kalau Bara itu cuma punya gue." Sindi yang mendengar ucapan Bela langsung naik pitam, dengan gaya nya yang berkacak pinggang bela menyuruh kedua teman nya agar ikut bersama nya.
"Sekarang lo berdua ikut sama gue, kita kasih pelajaran tu anak."
"Ok siap laksanakan." Mereka bertiga pun akhirnya pergi mencari Gea dan Rini, akhirnya mereka menemukan Gea dan Rini yang sedang duduk-duduk di taman, Tampa basa basi Sindi langsung menampar Gea.
"Apa apaan sih lo, main tampar tampar aja, gue laporin lo ke dosen." Ancam Gea sambil memegang pipi nya yang di tampar Sindi tadi.
"Coba aja kalau lo berani, ini belum seberapa, gue akan lakukan yang lebih ini kalau lo berani dekat dengan Bara." Sindi menunjuk wajah Gea dengan jari telunjuk nya.
"Lo pikir gue takut sama ancaman lo, emang nya lo siapa nya Bara, pacar nya keluarga nya atau siapa nya?" Tantang Gea dengan menepis kan jari telunjuk Sindi.
"Ohhh kurang ajar lo yah." Sindi hendak menampar Gea kembali namun dengan cepat di tangkap oleh Gea, dan Gea segera membalas tamparan Sindi tadi.
"Kurang ajar berani beraninya lo nampar gue." Sindi menjambak rambut Gea dan di balas dengan Gea yang ikut menjambak rambut Sindi, mereka berdua saling jambak menjambak.
"Gea sudah dong." Ucap Rini yang melerai pertengkaran mereka.
"Ayo Sindi jambak yang kuat." teman teman Sindi memberikan Sindi semangat.
"Aduh gimana ini, Gea udah dong."
Tiba tiba dosen datang melerai pertengkaran mereka berdua.
"Apa apaan kalian ini, buat malu saja, sekarang kalian ke kantor."
"Baik pak." ucap mereka berdua, mereka sampai di kantor dan di nasehati oleh dosen, setelah itu mereka kembali ke luar.
"Awas aja lo yah masih berani dekat dekat dengan Bara." Ancam Sindi.
"Emang nya gue takut sama lo." Jawab Gea kembali menantang Sindi.
"Sudah Gea ayo kita pergi." Rini menarik tangan Gea pergi meninggalkan Sindi dan teman-temannya.
"Ihhhhh pokok nya kalian berdua harus mencari cara bagaimana agar kita bisa ngerjain tu anak songong."
"Iyah iyah nanti kita pikirkan itu." Jawab Nia.
Gea dan Rini pergi ke kantin Gea menghempaskan tubuhnya di atas kursi dengan wajah kesel, terlihat Bara mendekati meja Gea dan Rini,
"Hey lo kenapa? Kok wajah lo betek gitu?"
"Ini semua gara gara Sindi tau." jawab Gea sambil membuang wajah nya.
"Gara gara Sindi, lo berantem sama Sindi?"
"Pakek nanyak lagi."
"Kan gue gak tau." Jawab Bara yang tidak tau apa apa.
"Ah udah ah gue mau pulang, bilangin sama Sindi stop gangguin gue, karena gue gak ada hubungan apa apa sama lo." Gea berdiri dan hendak pergi namun langkah nya berhenti karena tangan nya di pegang oleh Bara.
"Gea tunggu."
"Lepasin gak tangan gue." Bara melepaskan pegangannya.
"Ok ok, tapi lo harus cerita sama gue, apa yang terjadi, dan apa hubungannya sama gue."
"Sindi mikir kalau gue berusaha untuk dekat dekat sama lo, dan Sindi gak suka itu."
"Trus kenapa Sindi marah kalau gue dekat sama lo."
"Ihhhh lola amat sih jadi cowok, Sindi itu suka sama lo, makanya dia gak suka kalau gue dekat dekat sama lo, ngerti gak?"
"Ohhhh tapi gue kan gak suka sama Sindi."
"Itu bukan urusan gue, yang jelas nya bilangin ke Sindi stop gangguin gue."
"Ya sudah nanti gue bilangin ke Sindi, lo gue antar pulang?"
"Gak usah, gue pulang sama Rini."
"Oh ok." Gea dan Rini pergi meninggalkan Bara yang masih duduk di kursi kantin, tidak berapa lama Sindi dan teman-temannya datang menghampiri Bara yang sendirian.
"Bara."
"Ngapain lo di sini?"
"Ih kok gitu sih ngomong nya, lo gak suka yah gue ada di sini."
"Sin ngapain lo tadi labrak Gea, emang Gea ada salah sama lo?" Bara menatap tajam mata Sindi.
"Oh jadi cewek manja itu ngadu ke lo." Bara membuang wajah nya menghindari Sindi.
"Sekali lagi gue lihat lo ganggu Gea gue jamin gue gak akan mau ketemu sama lo lagi." Ancam Bara.
"Emang apa sepesial nya sih itu cewek sama lo, apa jangan jangan lo suka sama dia?"
"Itu bukan urusan lo, yang jelas nya ini kampus untuk belajar, bukan untuk buly bulyan kayak yang lo lakukan sama teman teman lo." Bara pergi meninggalkan Sindi yang kesel.
"Sialan, bisa bisa nya dia ngadu ke bara, awas aja yah, gue jamin lo gak akan bisa bertahan kuliah di sini." Sindi mengepal kan kedua tangan nya kesel, sementara teman teman nya hanya bisa diam tidak berani berbicara.
"Ge aku salut deh sama kamu, kamu berani melawan Sindi."
"Ngapain kita harus takut si Rin, dia juga makan nasi kan sama kayak kita."
"Iyah juga, tapi kan mereka di kampus sudah terkenal cewek bar bar yang suka membuliy."
"Gue mah gak takut, selagi gue benar." Ucap Gea sambil pokus menyetir mobil nya.
"Eh Ge kamu belum cerita tau sama aku, kenapa kamu dan Bara tadi malam."
"Emmmmmm emang harus di ceritain juga yah Rin."
"Ya harus dong, kan aku kepo."
"Jadi tadi malam itu gue dan Bara ketemuan, kita jalan di taman kota, ya sambil cuci cuci mata gitu lah, eh tau tau papa gue lihat gue ada di situ sama Bara, papa nyuruh gue pulang sama dia, makanya tadi gue bawain bekel sebagai tanda permintaan maaf gue ke Bara."
"Wah kayak nya ada yang mau dekat nih." Ejek Rini.
"Gak usah ngaco deh."
"Ya kan gak papa sih, lagian Bara juga singel kamu juga singel apa salah nya."
"Lo mau lihat gue tiap hari di buly sama Sindi."
"Jangan dong."
"Makanya itu, baru dekat aja udah mati-matian gue buli sama Sindi, sampai di kasih sp satu lagi sama dosen, gimana kalau jadian bisa bisa gue di do gara gara Sindi."