Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 9 Salah Paham (Rev)
Selesai dengan urusan toko baru Clea dan Hermawan pergi ke food court untuk makan siang. Clea yang traktir sebagai ucapan terimakasih pada Hermawan sekaligus memulai pertemanan baik mereka. Clea adalah gadis yang menyenangkan dan juga tangguh Hermawan salut melihat kegigihannya. bahkan di tengah perlakuan Renei yang tidak masuk akal padanya ia tetap setia berada disisi Renei.
"Boleh aku bertanya sesuatu yang pribadi? jika kau keberatan kau tidak perlu menjawabnya" kata Hermawan hati-hati.
"Hmm apa itu?" tanya Clea sembari mengunyah burger.
"Kenapa kau masih bertahan di sisi Renei? aku tahu sikapnya padamu, kenapa kau masih setia padanya? jika tebakan ku benar mungkin ia tidak memperlakukan mu seperti istri sesungguhnya"
Clea masih mengunyah makanannya ia terlihat biasa saja dengan pertanyaan itu. Clea menyesap minuman di gelasnya. baru ia menatap Hermawan sembari tersenyum tipis.
"Karena janjiku pada Margareth, aku tidak akan meninggalkan Renei kecuali Renei sendiri yang memintaku pergi dari sisinya"
Hermawan bisa melihat ketulusan di mata Clea saat ia menjawab pertanyaan itu.
"Memang sudah tidak waras si Renei itu, ia berani menyia-nyiakan wanita sebaik dirimu"
"Tidak juga, mungkin karena cinta dan kesetiaannya yang besar pada Margareth jadi ia belum bisa menerimaku"
Hermawan mengangguk puas dengan jawaban Clea. ia mengulurkan tisue pada Clea. dengan bingung Clea menerima selembar tisue itu tapi ia tidak menggunakannya. Hermawan kembali meraih selembar tisue dengan berani ia mengusap mayonaise yang terkena pipi Clea.
Clea terdiam mematung, ia terkejut dengan perlakuan Hermawan itu. buru-buru Clea meraih tisue itu dan membersihkan sendiri. jika Renei atau Yudi melihat kejadian itu pasti mereka salah paham dan bisa menimbulkan masalah untuk Clea.
"Maaf aku hanya..." Hermawan salah tingkah melihat Clea tidak nyaman atas perlakuannya.
"Tidak apa mas, aku akan segera kembali ke toko untuk membereskan beberapa vas lagi" kata Clea mengalihkan pembicaraan agar tidak canggung.
"Oh baiklah, aku harus kembali ke rumah sakit tapi jika kau perlu bantuan mungkin nanti sore aku bisa kemari"
"Tidak perlu mas, terimakasih untuk hari ini" kata Clea.
Hermawan menatap Clea yang menurutnya adalah tipe wanita ideal. cantik, muda, lemah lembut dan baik hati. ia seperti sebuah berlian di comberan jadi terlihat kurang bersinar karena wajahnya selalu terlihat sendu. maksudnya ia salah tempat berada di rumah Renei.
"Baiklah Cle, menyesal sekali karena aku harus kembali ke rumah sakit" kata Hermawan sembari bangkit dari duduknya.
"Iya mas, terimakasih ya untuk bantuannya"
"Hmm, tapi ini tidak gratis"
"Hah? maksud mas?"
"Lain kali kau harus memberiku imbalan dengan mentraktirku makan siang"
"Oh tentu saja mas, silahkan datang ke toko aku akan traktir mas Her makanan burger!" keduanya tertawa. baru kali ini Clea terlihat senang dan itu saat ia bersama Hermawan bukan Renei.
Setelah Hermawan pergi Clea kembali ke tokonya untuk menata vas. besok mungkin ia akan merekrut seorang pelayan untuk membantunya berbenah.
***
Kening Renei berkerut, rahangnya mengeras ketika Yudi memperlihatkan sebuah foto dari ponselnya.
"Apa ini?!" tanya Renei kesal.
Renei tidak bisa menyembunyikan marahnya. Renei berdiri dari duduknya meraih ponsel yang masih di pegang Yudi. ia mengamati dengaan seksama foto itu. ia tidak pernah tahu ada kedekatan antara Hermawan dengan Clea.
"Sejak kapan mereka dekat?!" tanya Renei. wajah tampannya memerah karena menahan emosi.
"Mungkin baru beberapa hari ini pak" jawab Yudi ragu, ia takut salah menjelaskan.
"Kau lihat memang hanya Margareth yang terbaik untuk ku. gadis itu belum apa-apa sudah selingkuh di belakang ku!" Renei membanting ponsel yang ia pegang hingga jatuh kelantai berserakan.
"Pak sebaiknya kita pastikan dulu apa kedekatan diantara Bu Clea dan dokter Hermawan itu benar-benar selingkuh atau hanya berteman saja" kata Yudi.
Renei tersenyum sinis ia melihat di foto itu Hermawan mengulurkan tangannya mengusap pipi Clea sembari tersenyum. ia mengenal Hermawan sejak lama dan ia tahu sedikit banyak seperti apa reputasi Hermawan dengan wanita di luar sana.
Renei sebenarnya tidak ingin ambil pusing soal kedua orang yang ia anggap tidak penting itu. hanya saja apa kata orang kalau mengenali Clea sebagai istri Renei tapi gadis itu jalanan dengan pria lain. itu bisa merusak reputasi Renei di luar sana.
