NovelToon NovelToon
Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Tabib Pilihan Langit : Ditemukan

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur / Spiritual / Pusaka Ajaib / Ilmu Kanuragan / Penyelamat
Popularitas:28.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mardi Raharjo

Pemuda tampan yang sakit-sakitan dan pengangguran di usianya yang telah 30 tahun meski bergelar sarjana, ia dicap lingkungan sebagai pengantin ranjang karena tak kunjung sembuh dari sakit parah selama 2 tahun.

Saat di puncak krisis antar hidup dan mati karena penyakitnya, Jampi Linuwih, mendapat kesempatan kedua.

Jemari petir, ilmu pengobatan, hingga teknik yang tak pernah ia pelajari, tiba-tiba muncul dalam pikirannya. Ia dipilih langit untuk mengemban tugas berat di pundaknya.

Mampukah ia memikul tanggung jawab itu? Saksikan perjalanan Jampi Linuwih, sang Tabib Pilihan Langit.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardi Raharjo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 31_ Gadis Yang Menarik

"Para penjahat itu tidak datang siang hari, juga tidak setiap hari. Hanya saja, mungkin itu saat sialnya Vani sehingga ia diculik.

Tentu saja, kami masih punya nurani. Mungkin karena kami telah kehilangan Vani, rasa takut itu terkikis dan rasa iba menguat", ujar pak Budi.

Jawaban pak Budi terdengar logis. Namun, jika ia berada di posisinya, mungkin ia takkan menyelamatkan orang asing dan secara sembrono membawanya ke rumah.

" Sudah lah, istirahat lah dulu. Jika kamu masih penasaran dengan para pria bersenjata itu, akan bapak tunjukkan jalannya", ujar pak Budi sembari mengajak Jampi kembali ke dalam rumah.

Jampi pun dijamu hidangan sarapan ikan goreng dengan sambal tomat yang lezat. Usai sarapan, Rani bersiap mencari kayu bakar, sayuran, buah, dan herbal ke dalam hutan. Sedangkan pak Budi bersiap melaut dengan perahu kecilnya. Lebih tepatnya, ia mengunjungi kerambanya.

"Kamu tolong temani putriku mengumpulkan herbal ya nak", ujar pak Budi, seakan tak khawatir bahwa Jampi akan berbuat jahat kepada putri satu satunya sekarang.

" E, apa tidak sebaiknya saya mengikuti jejak para pria bersenjata itu?", wajah Jampi nampak malu. Ia tidak ingin terlalu dekat dengan perempuan yang bukan mahromnya meski dirinya telah dimainkan berulang kali oleh sang ratu dan putrinya di istana.

"Akan lebih aman jika dia ditemani olehmu", lagi-lagi jawaban pak Budi membuat Jampi heran.

Putri satu-satunya malah seolah dibiarkan digenggam orang asing. Tentu itu tidak masuk akal bagi Jampi. Meski ragu, Jampi ikut saja saran pak Budi dan menjalankan rutinitas sesuai rencana.

Pagi itu, Rani dan Jampi menyusuri hutan dalam diam. Agar tidak canggung, Jampi mencoba mengajak bicara.

" Kamu, apa kamu seorang herbalis?", celetuk Jampi membuka percakapan.

"Bukan. Aku hanya mengumpulkan herbal dan kayu bakar untuk dijual dan sebagian dipakai sendiri. Sebulan sekali, kami ke kota untuk menjual herbal yang mahal, seperti jahe merah, bunga anggrek bulan, dan pesanan lainnya", jabar Rani, nampak ia tersenyum manis ke arah Jampi.

Gadis itu terlihat sangat mengenal medan hutan. Gerakannya sangat lincah meski harus melewati perdu dan tanjakan di tanah yang bergelombang.

" Memangnya, berapa pendapatan yang kalian dapatkan sebulan sekali setelah menjual semua herbal itu?", Jampi penasaran, apakah semua usaha ini sepadan dengan hasilnya.

Wajah Rani nampak kurang senang dengan pertanyaan Jampi. Namun ia berusaha menyembunyikannya.

"Tidak banyak, namun lumayan untuk ditukar dengan kebutuhan kami selama sebulan", jawab Rani singkat.

" Maafkan aku, aku tidak bermaksud menyinggungmu", Jampi menyadari perubahan ekspresi Rani. Ia pun mencoba mencari di dalam kantong, adakah benda yang layak dijadikan hadiah untuk mereka.

Diam-diam ia keluarkan tangan. Ia yakin itu emas.

"Wah, apa ini?", Jampi sengaja menjatuhkan emas sepotong dan berakting seolah menemukan sesuatu di bawah kakinya.

" Wah, emas! Rani, ambil ini untukmu", ujar Jampi sembari memperlihatkan emas itu kepadanya.

"Kamu yang menemukannya, itu milikmu", Rani menggelengkan kepala, menolak pemberian Jampi dengan tegas.

" Oh, tidak masalah. Ini ungkapan rasa terima kasihku. Tolong terima lah", Jampi memasukkan potongan emas itu ke keranjang anyam Rani.

"Eh, tidak bisa begitu. Aku tidak menarik upah atas pertolonganku. Ambillah kembali!", tolak Rani sembari mengambil emas di dalam keranjangnya. Nampak harga dirinya begitu tinggi atau ia tidak tahu berapa harga jual emas setara 80 gram itu.

" Terima lah. Hanya itu yang bisa kuberikan untuk berterima kasih. Bukankah rezeki sudah diatur?", ujar Jampi agar Rani mau menerimanya.

Gadis itu terdiam cukup lama, terlihat menimbang segala sesuatu. Ia pun menimbang emas itu di telapak tangannya dan mengernyit.

"Apa kamu ingin meniduriku?", tanya Rani, sontak membuat mata Jampi melotot.

" Mana ada? Ambil saja dan jangan berkata yang bukan-bukan!", bantah Jampi dengan wajah memerah. Ia tidak menyangka, gadis di tempat terpencil seperti ini bisa berpikir sebegitu ekstrim.

"Bukan begitu, aku sering berjualan di kota. Sebagian lelaki selalu menawariku sejumlah uang agar aku tidur dengan mereka. Emasmu ini, mungkin harganya lebih dari 10 juta. Mungkin kamu pun sama", jelas Rani tanpa basa basi. Nampak ia tidak bercanda dengan ucapannya.

" Mengada-ada!", tolak Jampi yang memalingkan wajahnya sembari melanjutkan langkah, mendahului Rani.

"Eh, mau kemana? Herbalnya ada di sana!", pekik Rani sembari menunjuk arah kiri. Jampi pun berbalik dan mengikuti Rani dari belakang. Tubuh gadis ini benar-benar ramping dan menggoda. Jika Jampi berniat jahat, bisa saja dia melampiaskannya di hutan ini.

" Apa kamu tertarik?", ucap Rani tanpa menoleh, menyadari bahwa Jampi tengah memperhatikan tubuhnya.

"Tertarik?", heran Jampi, nampak kebingungan, apakah dia terlalu jelas gelagatnya.

" Kamu memberiku emas sebanyak ini, lantas memandangi pantatku. Apa itu artinya tidak tertarik?", ungkap Rani sembari mengumpulkan beberapa herbal.

"Eh, itu, aku tak sengaja. Kan aku ada di belakangmu. Apa aku kembali saja ke rumah sekarang?", ucap Jampi merasa serba salah, karena posisinya memang di belakang dan tubuh gadis itu memang menarik perhatian meski Jampi telah berusaha memalingkan pandangan.

" Apa kamu sudah menikah?", tanya Rani tiba-tiba semakin membuat Jampi kebingungan.

"Apa maksudmu? Aku sudah beristri, namanya Nia. Kami baru saja menikah dan tinggal di kota Jahe", jujur Jampi.

" Oh, sudah menikah. Kenapa kamu tidak berbohong saja?", ucap Rani semakin membuat Jampi tak tahu jalan pikiran gadis ini.

"Aneh!", celetuk Jampi.

" Kamu yang aneh. Biasanya lelaki tidak akan menolak tubuh molek seorang gadis, di tengah hutan, hanya berdua, bahkan sudah memberikan emas yang setara mahar nikah beserta biaya pesta pernikahannya", ungkap Rani.

"Huh, terserah lah. Lebih baik aku pulang sekarang", Jampi lelah berdebat dengan gadis aneh ini.

" Memangnya kamu tahu arah pulang?", tanya Rani, mencoba memastikan.

"Tentu saja, daya ingatku sangat bagus", ujar Jampi sembari melangkah pergi.

" Awas!", pekik Rani tiba-tiba. Jampi pun seketika berhenti dan menoleh ke arah Rani. Gadis itu hanya menunjuk ke atas.

"Apa?", bisik Jampi, hanya terlihat mulutnya berucap yang mana dipahami Rani.

" Ular!", balas Rani dengan berbisik menirukan gaya Jampi.

Sontak, Jampi melihat ke atas pohon, 3 meter di depannya. Nampak seekor sanca coklat setebal 20cm melingkar di dahan, dengan kepala menjulur, siap menerkam. Tubuhnya tertutup dedaunan dan ranting, kepalanya juga berkamuflase seperti dahan kering.

Perlahan, Jampi mundur ke arah Rani. Nampak keringat dingin muncul di dahi Jampi.

"Ternyata pengecut!", ejek Rani sembari mengusap keringat di dahi Jampi dengan kain lengan bajunya. Wajah mereka begitu dekat saat itu. Dari dekat, nampak wajah gadis ini begitu menarik, alami tanpa make up sama sekali.

" Apa? Aku cantik? Baru sadar? Mau meniduriku?", sergah Rani dengan pertanyaan beruntun karena Jampi melihat wajahnya tanpa berkedip.

"Astaghfirullah, apanya? Sok cantik lah!", elak Jampi sembari memalingkan mukanya yang merah. Sontak Rani pun tertawa melihat tingkah Jampi yang begitu polos.

Mereka pun mengumpulkan herbal bersama sampai hampir memasuki waktu ashar. Jampi hanya bisa bertayamum dan sholat di tempat seadanya.

Rani hanya diam, menunggu Jampi menyelesaikan sholatnya.

" Kenapa kamu repot-repot sholat di tengah hutan?", Rani penasaran, kenapa pemuda ini masih saja taat. Berbeda dengan kebanyakan pria yang ditemui Rani pada umumnya.

"Ini urusan dengan Tuhan. Beliau tidak pernah lalai mengurusku meski tak butuh apapun dariku, kenapa aku harus lalai dari menyembahnya?", jawab Jampi spontan.

" Memangnya kamu pernah lihat Tuhan memberi uang atau mengulurkan tangan saat kamu kesusahan?", celetuk Rani. Jampi tidak gusar atas pertanyaan itu. Ia memahami pola pikir seseorang yang mengukur kehidupan hanya berdasarkan logika dan realita sosial.

"Beliau membuat alam dengan semua sistemnya. Semua ada dalam kendaliNya. Jika aku membuat mobil, aku takkan memasukkan bensin ke lubang penguapan bahan bakar di dalam mesin secara manual. Semua akan kubuat sistem otomatis, namun itu masih dalam kendaliku. Begitu lah kira-kira.

Bukankah sehebat apapun manusia, ia tidak berperan dalam membuat otak dan jantungnya sendiri? Semua didesain mengikuti perintah Sang Maha Pencipta", jawab Jampi dengan analogi.

Rani sesaat terdiam, nampak menelaah jawaban Jampi.

" Ya, masuk akal. Ayo kita pulang!", ajak Rani.

Mereka pun kembali dengan setengah keranjang penuh herbal. Sedangkan Jampi membantunya membawa dua ikat kayu bakar.

1
Zoelf 212 🛡⚡🔱
oo
Zoelf 212 🛡⚡🔱
o
Zoelf 212 🛡⚡🔱
mampir
Naga Hitam
spongebob
Naga Hitam
khazanah
ahmad nabawi
cover judulnya kemana thor?
Tabuut: kurang tahu, tiba-tiba menghilang.
total 1 replies
Kholis Majid
bagusss... seru menghibur..👍👍👍👍👍
Kholis Majid
wahhh.. pertarungan dahsyat ini..
lanjuttt.... semangattt
Andi Suliono
judulnya tabib,tapi ceritanya jauh dari hal2 tabib y thor
Tabuut: dinikmati dulu, baru sequel pertama : ditemukan
total 1 replies
ahmad nabawi
ceritanya menarik, original
Jimmy Avolution
hadir
Aman 2016
lanjut Thor 💪
Aman 2016
top top markotop lanjut Thor 💪
Aman 2016
mantab Thor 💪
anggita
hadiah iklan lagi buat thor.
anggita
like👍☝iklan, semoga novelnya lancar jaya.
Tabuut: aamin. terimakasih./Smile/
total 1 replies
anggita
si Jampi jadi Sakti👏💪
31_PUTU WIDIARTA
Keajaiban kata
Yoko Littner
Wah, gak kerasa sampe akhir. Makasih thor!
Alexo. ID
Keren abis, pengen baca lagi!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!