NovelToon NovelToon
Dia Milikku!

Dia Milikku!

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Pelakor / Mata-mata/Agen
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Nur Anis

Karena pekerjaannya, Alin terpaksa menghilang, meninggalkan sebentar pria yang dicintai.

Anjar, cukup stres memikirkan kemana perginya sang pujaan hati, ditambah seorang wanita terus mengejarnya akibat rencana perjodohan keluarga.

Apakah keduanya bisa bersatu kembali?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Makan Siang

Di sebuah restoran yang cukup ramai namun terlihat nyaman pasangan suami istri serta seorang asisten sedang menikmati makan siang bersama. Mereka duduk berhadapan di meja makan, nikmati hidangan yang baru saja disajikan oleh pelayan.

"Bagaimana pertemuan tadi? Apakah berjalan lancar?" tanya sang Alin dengan lembut sambil menuangkan air ke dalam gelas suaminya.

Anjar sedikit bingung karena sangat tumben sekali istrinya bertanya tapi ia tetap tersenyum sambil menjawab, "tadi pertemuan cukup lama tapi berjalan lancar."

"Jadi bertemu langsung dengan pemiliknya? Tuan Bramantyo." tanya Alin kembali. "Aku dengar dia belum cukup alam terjun secara langsung untuk mengelola perusahaan. Tapi sejauh ini perusahaan nya berjalan dengan baik."

Anjar mengangguk, istrinya memang sekarang semakin aktif membaca berita bisnis sehingga tahu informasi yang sedang berkembang. "Aku tadi bertemu dengan adiknya, namanya Hagia. Dulu Hagia teman ku saat kuliah S1. Lama tidak bertemu aku pun baru tahu jika papa nya sudah meninggal dan Bram baru mengambil alih perusahaan dengan penuh."

Alin tersenyum mendengarnya. "Hagia, ternyata itu namanya. Cukup menarik." batin Alin sambil menikmati makanannya.

"Tumben sekali bertanya? Apa ada masalah?" tanya Anjar memandang istrinya.

"Tidak ada, hanya ingin tahu saja. Kita harus lebih waspada kepada siapapun yang menjalin hubungan kerja dengan perusahaan kita. Kamu tahu sendiri, aku semakin hati-hati dengan orang baru." ujar Alin mencoba mencari alasan yang sesuai. Dia belum mau menceritakan jika tadi sebelum makan siang seseorang mengirimkan foto Anjar yang hendak berpelukan dengan seorang wanita yang tidak lain adalah Hagia.

Bukan tidak percaya dengan Anjar sehingga tidak mau bercerita tapi Alin ingin tahu apa yang diinginkan Hagia. Dia tahu betul Hagia adalah orang yang sama dengan gadis di pernikahan waktu itu, yang berani secara terang-terangan menginginkan Anjar.

Jika Alin langsung menanyakan pada Anjar, ini tidak seru. Dia masih ingin berpura-pura tidak perduli agar Hagia merasa usahanya sia-sia. Alin ingin tahu sejauh mana wanita itu berani bertindak.

"Oh ya, karena kami sudah menyepakati kerjasama maka secepatnya akan ada pertemuan ulang. Hagia tadi memberikan saran untuk kita makan siang atau makan malam bersama saja. Sekalian dia ingin berkenalan dengan mu." ucap Anjar mengingat perkataan Hagia tadi.

"Akan aku atur jadwalnya. Nanti kita akan makan malam bersama mereka." jawab Alin terlihat santai. "Rezan, kamu juga bawa pasangan mu. Bukankah sejak lama kamu sudah memiliki kekasih?" kata Alin membuat Rezan yang merasa tenang kini terlihat bimbang.

"Aku datang sendiri saja bu bos. Kekasihku tidak suka diajak ke acara formal." jawab Rezan mencoba mencari alasan.

Sudah satu minggu Rezan benar-benar tidak menjalin komunikasi dengan kekasihnya. Dia sedang malas meladeni gadis itu.

"Ajak saja dulu, katakan jika istri bos mu ingin bertemu." kata Alin dengan memaksa.

Mau tidak mau Rezan hanya bisa mengangguk. Dia akan memikirkan cara agar istri bosnya tidak terus memaksanya untuk membawa pasangan. Ini bukan pertama kali Alin ingin bertemu dengan kekasihnya.

***

"Kenapa tidak ada balasan dari Alin? Sebenarnya wanita itu benar membuka pesan yang aku kirimkan apa tidak." Hagia sejak siang menunggu Alin membalas pesannya. Dia adalah orang yang sudah mengirimkan foto Anjar bersama dirinya.

Hagia berharap Alin marah dan berniat mengajak nya bertemu. Dengan begitu dia memiliki kesempatan menjelaskan bagaimana hubungan dia dan Anjar di masa lalu. Jika pun tidak, Hagia berhasil Anjar dan Alin bertengkar. Itu awal yang baik untuk menghancurkan rumah tangga mereka.

"Sepertinya besok aku harus meminta Kak Bram segera membuat jadwal temu dengan mereka. Aku ingin melihat bagaimana reaksi wanita itu saat aku berdekatan dengan Anjar." ujar Hagia tidak sabaran.

Hagia menatap dinding kamarnya, berisi foto kebersamaan dia dengan Anjar. "Kamu hanya milikku, sejak awal aku dulu yang bertemu dengan mu."

Hagia teringat jaman dia maba. Penampilannya waktu itu masih sangat culun sekali. Rambut di kepang dua serta kacamata bertengger di hidungnya. Dulu dia belum mengerti perawatan serta fashion. Wajar saja sejak kecil hanya di urus oleh asisten rumah tangga. Mama Hagia sudah lama meninggal dunia, sejak dia masih sekolah dasar. Sedangkan papanya sibuk dengan perusahaan. Hanya ada waktu untuk Hagia di hari libur.

Hagia dulu sering di bully oleh kakak tingkat. Tidak ada yang percaya jika dia anak orang kaya sehingga sedikit memiliki teman.

Hari itu Hagia dikunci oleh seseorang di kamar mandi. Dia putus asa karena hari semakin sore dan ponselnya tertinggal di kelas. Untung saja ada seorang petugas keamanan menemukan dirinya.

"Pak Bagus, sama siapa pak? Kenapa dia menangis?"

Anjar, pria itu baru saja keluar dari perpustakaan karena baru saja mengerjakan tugas. Cukup akrab dia dengan petugas keamanan kampus karena kerap kali mengobrol bersama.

Sore itu Anjar melihat Pak Bagus dengan seorang gadis yang tengah menangis. Karena penasaran Anjar mendekati mereka.

Merasa terpanggil, Pak Bagus menoleh. "Oh Anjar, ini tadi ada yang sengaja mengunci kamar mandi. Padahal dia sedang di dalam. Memang anak jaman sekarang kalau bercanda suka kelewatan."

Disitulah awal Anjar dan Hagia kenal. Dengan berbaik hati Anjar mengantar Hagia ke kelas untuk mengambil tasnya dan mengantarkan pulang.

Hubungan mereka semakin dekat karena mereka sering bertemu di perpustakaan. Anjar juga sering mengajak Hagia belajar bersama di beberapa tempat untuk menghilangkan rasa jenuh mereka.

Sejak berteman dekat dengan Anjar, hidup Hagia juga lebih tenang karena tidak ada yang berani membully nya. Ternyata orang tua Anjar salah satu donatur di kampus ini. Jika mereka berani mengusik kenyamanan Anjar bisa saja mereka dipanggil oleh rektor. Lebih buruknya, takut dikeluarkan.

Kedekatan mereka terjalin sampai mereka lulus dan beberapa orang mengira jika Anjar dan Hagia memiliki hubungan khusus. Hagia pun sudah jatuh hati dengan Anjar sejak mereka dekat, namun sampai lulus hubungan mereka tetap teman. Anjar tidak mengungkapkan apapun padanya.

Hagia pikir, Anjar belum bisa menerimanya karena Hagia hanya anak manja. Yang terus mengandalkan orang lain terutama keluarga. Papanya selalu memanjakan Hagia, menuruti permintaan putrinya. Jadi setelah lulus S1, Hagia memutuskan melanjutkan S2 dan S3 di luar negeri. Dengan harapan saat kembali sudah bisa setara dengan Anjar.

Tapi keinginan memang tidak pernah bisa sesuai dengan kenyataan. Setelah selesai study, Hagia mendapatkan tawaran kerja sehingga masih menetap di luar negeri, toh kata papa nya Anjar juga masih sibuk mengembangkan perusahaan. Jadi Hagia masih berusaha memantaskan diri sembari menunggu Anjar berhasil dengan usahanya.

Tapi saat Hagia merasa sudah pantas untuk Anjar, dia memilih kembali. Baru beberapa bulan di Indonesia dan bergabung dengan perusahaan, malah dia harus mendatangi pernikahan pria yang dia cintai bersama wanita lain.

Itu yang membuat Hagia tidak terima. Dia merasa semua usahanya tidak berguna, itu semua sia-sia.

Tapi Hagia tidak menyerah, dia akan memperjuangkan lagi perasaannya. Anjar harus tau jika dia mencintai Anjar dan Hagia juga yakin, dulu Anjar juga memiliki perasaan yang sama padanya.

1
Mulyana
lanjut
Ruang Rindu
lanjuttttt
Mulyana
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!