Menikah karena wasiat, itulah yang di alami Clea. ia terpaksa menikah dengan Renei Suprapto, pria tampan, mapan dan matang dan juga suami orang. Margareth istri Renei yang menginginkan pernikahan itu terjadi karena ia sedang sakit keras. Margareth tidak ingin sepeninggal dirinya Renei kesepian karena itu ia menjodohkan suaminya dengan Clea gadis berusia dua puluh tahun yang tak lain adalah petugas terapis Margareth selama sakit.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32 Hati Tiga Pria
Dokter Hermawan kembali dari luar negeri setelah ia menyelesaikan urusannya. siang itu ia pergi ke toko milik Clea. Hermawan ingin melihat wajah Clea yang ia rindukan diam-diam. sudah lama ia tidak bertukar kabar dengan Clea.
"Hai Clea..." Hermawan menyapa Clea yang sedang berdiri di atas kursi kecil menata Vas di atas rak yang lumayan tinggi.
Clea menoleh menatap Hermawan disaat yang sama kakinya tergelincir dari pijakan di kursi hingga membuat tubuh Clea limbung dan terjatuh. dengan sigap Hermawan menangkap tubuh Clea. keduanya beradu pandangan untuk beberapa detik.
"Maaf ..." kata Clea canggung membuat suasana romantis itu buyar.
Hermawan melepas pelukannya di pinggang dan bahu Clea setelah memastikan gadis itu tidak akan terjatuh ke lantai. Hermawan juga terlihat salah tingkah. memandang Clea dari jarak begitu dekat membuat jantungnya berdebar kian cepat.
"Mas Her? kapan kembali dari luar negeri?"
"Kemarin, ini untuk mu".Hermawan menyerahkan Tote bag berisi oleh-oleh untuk Clea.
"Wah kenapa repot sekali? tapi terimakasih banyak mas" kata Clea seraya tersenyum manis.
"Apa kabar mu Cle?".
"Seperti yang mas lihat aku baik-baik saja, mas sendiri apa kabar? sepertinya betah di luar negeri?"
Hermawan tersenyum mendengar pertanyaan Clea. ia pikir Clea memperhatikan dirinya.
"Sudah makan Cle? bagaimana kalau kita mengobrol sambil makan siang?"
"Boleh, tunggu sebentar mas"
Clea berjalan menghampiri Rara sembari meraih tasnya. setelah menitipkan toko pada asistennya Clea bergegas pergi bersama Hermawan tanpa berpikir jika Renei akan cemburu melihat kedekatan Clea dengan Hermawan lagi.
Di sela makan siang Clea dan Hermawan saling bertukar cerita. saat Clea ingin bercerita soal pernikahannya dengan Renei, Hermawan nampak kurang suka. ia langsung mengalihkan topik pembicaraan ke hal yang lebih seru.
"Aku senang melihat mu tersenyum Clea, kau pantas untuk selalu tersenyum dan bahagia"
Clea memandang pria di hadapannya yang terdengar tulus mengharap dirinya bahagia. Clea mengangguk antusias.
"Aku akan bahagia mulai sekarang" kata Clea.
"Bagus, aku senang mendengarnya"
"Apa lain kali aku boleh datang ke toko mu lagi?" tanya Hermawan.
"Tentu, Minggu depan akan ada vas baru yang akan datang dari pengrajin. mungkin mas tertarik? aku akan berikan satu sebagai hadiah"
"Benarkah? kalau begitu akan ku tagih hadiah itu Minggu depan aku pastikan datang ke toko milik mu"
Clea tertawa mendengar ucapan Hermawan. sebaliknya pria itu terpesona memandang tawa lepas di bibir Clea.
Renei aku tidak akan membiarkan mu Jika sampai tawa di wajah Clea berubah jadi air mata karena ulah mu!
Di kejauhan Yudi terdiam melihat pemandangan yang cukup mengejutkan dirinya. ia tidak sengaja melihat Clea dan Hermawan bertemu makanan siang berdua. bahkan Clea terlihat ceria bersama pria itu.
Yudi menghela napas perlahan, sepertinya gadis baik dan juga menarik seperti Clea akan banyak di perebutkan lelaki termasuk dirinya yang juga diam-diam mengagumi Clea. hanya mengagumi bukan cinta mungkin belum atau sebaiknya jangan. Yudi tetap lebih senang jika Clea bisa bersama Renei tapi jika Renei tidak memberi kebahagiaan pada Clea maka Yudi juga ikhlas melihat Clea bersama Hermawan dan meninggalkan Renei.
Setelah makan siang Clea kembali ke tokonya sementara Hermawan kembali ke rumah sakit karena ada pasien yang harus ia tangani. dan Yudi sibuk mencari tahu siapa wanita yang wajahnya mirip dengan mendiang Margareth.