kisah seorang siswi perempuan yang tidak tertarik dengan apapun akhirnya menyukai seorang lelaki yaitu kakak kelasnya,hari demi hari ia lewati tana menyapa ataupun yang lain.hanya sebatas melihat dari jauh orang yang di kaguminya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Myz Yzy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CINTA YANG KOKOH
Beberapa minggu setelah sore yang indah itu, hubungan Nabil dan Yana terus berkembang. Namun, sebuah tantangan baru perlahan muncul. Di sekolah, seorang lelaki bernama Raka mulai menunjukkan perhatian khusus pada Yana. Raka adalah teman sekelas Yana yang baru pindah semester ini. Ia dikenal ramah, cerdas, dan cukup populer di antara siswa lainnya.
Awalnya, Yana menganggap perhatian Raka sebagai hal biasa. Mereka sering bertukar cerita tentang tugas sekolah atau mendiskusikan materi pelajaran. Namun, perlahan-lahan Raka mulai menunjukkan tanda-tanda bahwa ia memiliki perasaan yang lebih dari sekadar teman. Ia sering mengirim pesan, menawarkan bantuan yang terkadang tidak diperlukan, bahkan selalu mencari-cari alasan untuk bertemu Yana di luar jam sekolah.
Yana merasa mulai tidak nyaman, tetapi ia tidak ingin menimbulkan drama atau menyakiti perasaan Raka. Di sisi lain, ia tahu bahwa Nabil mungkin tidak akan suka jika mengetahui hal ini. Akhirnya, setelah berpikir panjang, Yana memutuskan untuk jujur kepada Nabil.
Suatu malam, mereka duduk bersama di balkon rumah Nabil. Udara dingin membuat Yana menggigil kecil, dan Nabil segera menyampirkan jaket di pundaknya. “Yan, kamu kelihatan nggak tenang. Ada apa?” tanya Nabil, menatap Yana dengan penuh perhatian.
Yana menarik napas dalam-dalam sebelum berbicara. “Kak, aku mau cerita sesuatu. Ada teman baru di sekolah, namanya Raka. Awalnya, aku pikir dia cuma ramah, tapi belakangan aku merasa dia mulai terlalu sering cari perhatian.”
Nabil terdiam sejenak, lalu bertanya dengan hati-hati, “Terlalu sering gimana maksudnya?”
“Dia suka tiba-tiba ngajak ngobrol di luar kelas, kirim pesan tiap hari, dan kadang aku merasa dia berusaha lebih dari sekadar teman,” jawab Yana dengan suara lirih. “Aku nggak pernah kasih dia harapan, Kak. Tapi aku juga nggak enak kalau harus terlalu tegas.”
Nabil mengangguk pelan, mencoba menahan perasaannya. “Aku ngerti, Yan. Kamu nggak salah. Tapi aku nggak bisa bohong kalau aku sedikit terganggu dengan ini.”
Yana menggenggam tangan Nabil, menatapnya penuh kesungguhan. “Kak, aku cerita ini karena aku nggak mau ada rahasia di antara kita. Aku cuma mau kamu tahu, aku nggak akan pernah membiarkan siapa pun merusak hubungan kita.”
Mendengar itu, Nabil tersenyum kecil. “Aku percaya sama kamu, Yan. Tapi kalau dia terus begini, aku harap kamu bisa tegas. Aku nggak mau kamu merasa nggak nyaman.”
Beberapa hari kemudian, Raka kembali mencoba mendekati Yana di kantin sekolah. Kali ini, Yana memutuskan untuk bersikap tegas. “Raka, aku hargai perhatian kamu, tapi aku sudah punya seseorang yang sangat aku sayangi. Aku harap kita bisa tetap berteman tanpa ada maksud lain.”
Raka terkejut mendengar itu. Wajahnya sejenak menunjukkan kekecewaan, tetapi ia akhirnya mengangguk. “Maaf kalau aku membuat kamu nggak nyaman, Yana. Aku nggak akan ganggu kamu lagi.”
Ketegasan Yana membuat Nabil semakin yakin akan komitmen mereka. Ia merasa beruntung memiliki Yana yang tidak hanya setia, tetapi juga berani menjaga hubungan mereka dari ancaman apa pun. Hari-hari berikutnya berjalan lebih tenang. Yana dan Nabil kembali menjalani hubungan mereka seperti biasa, dengan kepercayaan yang semakin kuat. Namun, Yana tak pernah melupakan momen penting itu, saat ia belajar betapa pentingnya kejujuran dan keberanian dalam menjaga hubungan.
Suatu sore, saat mereka duduk di taman sambil menikmati senja, Nabil menggenggam tangan Yana dengan erat. “Kamu tahu, Yan, kita nggak akan selalu punya jalan yang mulus. Tapi selama kita saling percaya, aku yakin kita bisa melewati apa pun.”
Yana mengangguk, matanya berbinar. “Aku juga percaya, Kak. Cinta itu bukan cuma soal bahagia bareng, tapi juga bertahan bareng di tengah badai.”
Senja berganti malam, dan mereka berdua tahu bahwa hubungan ini lebih dari sekadar rasa. Ini tentang komitmen, pengertian, dan keberanian untuk selalu memilih satu sama lain.
