NovelToon NovelToon
Pesona Majikan BuleKu

Pesona Majikan BuleKu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa / Pembantu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: ninaammar

Menjadi pembantu bukanlah rencana awal Sukma mencari pekerjaan. Setidaknya dengan bekal ijazahnya yang hanya tamat SMA.

Dia berharap bisa bekerja menjadi buruh pabrik, atau karyawan swasta. Himpitan ekonomi memaksa dirinya untuk segera mendapatkan pekerjaan.

Hingga akhirnya seseorang menawarkan pekerjaan sebagai asisten rumah tangga. Tanpa pikir panjang Sukma menerima tawaran kerja yang cukup jauh dari kampung halamannya.

Gimana ya kelanjutan hidup Sukma Ajeng sebagai Asisten Majikan Bulenya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ninaammar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tak Dianggap

"Apa yang tadi, juga termasuk tak-tik awalmu?" Sukma yang tidak tahu majikannya bicara apa. Hanya menggelengkan kepalanya.

Lalu Richard menghempaskan tangan Sukma kasar. Sambil berucap. "Get out now!" usir Richard dengan sorot matanya yang mengarah ke pintu." gadis itu paham yang pria itu inginkan. Memintanya segera keluar dari ruangannya.

"Iii...Iya. Tuan." jawab gadis itu segera keluar. Sukma lari menuju kamarnya, segera masuk lalu menutupnya rapat. Sukma yang masih merasakan tubuhnya gemetar.

Duduk di tepi ranjang mengelus dadanya yang berdebar takut. "Bukan cuma matanya aja yang kaya kucing. Tapi mukanya juga serem kaya singa." umpat Sukma menarik selimut menutup tubuhnya sebatas dada.

Sukma tidur tidak tenang memiringkan tubuhnya ke samping kiri, dan kanan. Kedua matanya enggan sekali terpejam. Dia pikir karena efek tidur terlalu lama, dan terbangun di waktu yang salah.

Krukkk...Krukkk....

Perutnya yang lapar mengeluarkan bunyi alarm bertanda khusus. Krena yang dia butuhkan saat ini adalah makan. Jangankan untuk makan, keluar dari kamarnya saja dia tidak berani.

Mencoba mengabaikan perutnya yang lapar, dengan memejamkan kedua matanya. Agar bisa kembali tidur, justru bunyi khas itu semakin sering. Dan itu membuat perutnya menjadi perih.

Sukma pun bangkit, ia duduk lalu menurunkan kedua kakinya. Dia memberanikan diri keluar, berjalan sepelan mungkin, agar langkah kakinya tidak terdengar.

Membuka lemari es dilihatnya ada banyak macam makanan ringan seperti, roti, biskuit, coklat, dan keju. Serta makanan instan.

Sebuah senyum binar mengembang dibibir mungilnya. Kala dia melihat ada mie instant rasa kari ayam, yang menjadi makanan favoritnya di rumah. Yang iklannya populer di tivi-tivi.

Sukma merebus air, dan menyiapkan bumbu kedalam mangkok. Menuang mie yang telah matang kedalam campuran bumbu. Menghirup aroma nikmat dari bumbu, membuat gadis itu ingin makan secepatnya. Karena perutnya sudah sangat kelaparan.

Kebetulan suasana malam hari di Bali sangatlah dingin. Membuat perut Herman sering lapar. Dia berniat ingin masuk kedalam, untuk mencari cemilan untuk di bawa ke pos.

"Sukma! Kamu makan apa?" tanya Herman dari arah belakang.

"Bang Herman juga mau makan?" tanya Sukma tersenyum.

"Bolehlah dibuatin kalo nggak ngerepotin." ujarnya tidak enak.

"Ya sudah. Abang makan ini saja. Yang sudah matang." Herman menyendok kuah mie lalu memakannya.

"Jangan!" cegah Sukma cepat.

"Kenapa, Sukma?" tanya Herman bingung.

"Itu bekas Sukma. Biar Sukma buat yang baru." jawabnya canggung.

"Kenapa memangnya kalo bekas kamu?" tanyanya sambil menyendok mie kedalam mulutnya. Herman sama sekali tidak merasa jijik sama sekali walau itu bekas Sukma.

Sukma membawa semangkuk mie yang baru dari tangannya. Belum sempat gadis itu duduk menikmati makanannya.

Kedatangan Richard secara tiba-tiba mengejutkan keduanya. Herman pun segera menawarkan makan malam di meja yang sama pada bosnya.

Melihat dua mie instan rebus di atas meja. Membuat perutnya menjadi lapar. Setelah tadi berkutat di ruang kerjanya. Richard menyuruh Herman agar Sukma membuatkan nasi goreng pedas untuknya.

Herman menjeda makannya sejenak. menyampaikan pesan, Tuannya. "Sukma, Tuan minta dibuatkan nasi goreng pedas. Tambahkan telur mata sapi setengah matang diatasnya." kata Herman merasa tidak enak. Sebab gadis itu belum sempat mencicipi makanannya. Malah harus membuat nasi goreng.

Usai meracik bumbu secara manual, nasi putih mulai dibumbui. Richard mengenduskan indera penciumannya. Aroma nasi goreng begitu menggugah seleranya. Sukma meletakkan nasi goreng sesuai pesanan bosnya.

Lagi-lagi Richard mengatakan sesuatu pada Herman. Untuk dibuatkan jus jeruk dingin. Dengan langkah gontai Sukma mengikuti perintah Tuannya. Yang disampaikan oleh ajudannya.

Sepertinya Tuan sengaja melakukan itu pada Sukma. Biasanya kalo tuan seperti ini, itu artinya dia sedang marah. Tapi apa yang membuatnya marah? Apa, ini ada hubungannya dengan Agatha.

Pikir Herman menduga-duga, seraya menyuap makanannya pelan. Herman menatap Richard, dan Sukma bergantian. Dengan tatapan piasnya, dilihatnya mie kuah kari milik gadis itu. Nyaris kering, dan terlihat mengembang tanpa adanya kuah.

Richard mulai menyendok mencicipi masakan yang Sukma buat untuknya. Perpaduan rasa asin, dan pedasnya begitu pas di lidahnya. Richard memuji masakan Sukma yang cocok dengan seleranya.

Usai menghabiskan makanannya, Herman menaruh mangkok bekasnya kedalam cucian piring. Sambil berbisik di sisi Sukma berdir.

"Habiskan makananmu, lalu pergilah tidur!" ucap pria itu di dekat telinga Sukma. Tanpa jawaban, Sukma hanya mengangguk paham. Begitu juga dengan Richard, setelah menghabiskan nasi goreng. Dan minum jus jeruk, ia segera meninggalkan meja makan.

Tinggalah Sukma seorang diri di dapur. Meraih semangkok mie kuah yang sudah dingin. Rasa, dan teksturnya pun sudah berubah. Yang tadinya sangat nikmat menjadi tidak enak. Sukma hanya mengaduk-aduk makanannya, dan menyuap beberapa sendok saja. Sekedar untuk mengganjal perutnya yang lapar saja.

Sebelum beranjak tidur, gadis itu membereskan peralatan dapur yang tadi mereka pakai makan bersama. Setelah bersih Sukma kembali ke kamarnya untuk tidur

***

Pagi-pagi sekali Sukma sudah bangun dan berkutat dengan peralatan dapur. Karena memang sudah menjadi tugasnya, bekerja di dapur menyiapkan makan pagi untuk Tuannya sebelum berangkat ke Kantor.

Richard berlari kecil menuruni anak tangga, dengan penampilannya yang sudah rapi dengan kemeja kantor. Jas hitam yang tersampir ditangannya menambah pesona ketampanannya.

Pria itu segera duduk menyampirkan jas kebesarannya di kursi. Melihat cara Sukma menyajikan sarapan yang terlalu simpel membuat pria itu berdecak tidak suka.

Ccckkk....!

"Herman....Herman...!" teriak Richard dari dalam. Membuat Sukma terjingkat kaget.

"Ya, Tuan!"

"Buatkan Saya roti gandum dengan batter!" Pinta Richard menyingkirkan piring yang sudah Sukma tata dengan rapi dengan tangannya.

Melihat sikap Tuannya seperti itu membuat hatinya tiba-tiba mencelos. Sukma berpikir jika Tuannya tidak suka dengan masakannya.

"Bang Herman, apa Tuan tidak suka makanan buatanku?" tanya Sukma mendekati Herman.

"Bukan karena itu. Tuan hari ini ingin sarapan dengan roti gandum." jawab Herman menjaga perasaan Sukma. Tidak butuh waktu, lama untuk membuat roti gandum panggang dengan aroma batter. Sukma yang merasa jasanya tidak dibutuhkan disana. Dia lebih memilih ke taman belakang untuk menyiram tanaman disana.

Beberapa menit kemudian terdengar suara deru mobil milik Richard keluar dari area depan. Dilihatnya mobil itu sudah begerak jauh dari tempatnya berdiri. Gadis itu menyudahi aktifitas menyiram bunga. Menghampiri Herman yang akan masuk kedalam pos jaga.

"Bang Herman!" panggil Sukma.

"Sukma, kamu tadi dimana?" tanya Herman.

"Tuh, dari sana!" tunjuk Sukma kearah taman yang telah basah. Herman hanya ber oh ria. Merespon panggilan gadis itu, yang usianya tidak jauh beda dengan adik perempuannya di kampung.

"Kayanya Sukma nggak betah kerja disini," ucap Sukma to the point.

"Lho kenapa?" tanya Herman sedikit kaget.

"Untuk apa Sukma kerja disini. Kalo tenaga Saya tidak dibutuhkan disini?" ujarnya mengeluarkan unek-uneknya.

"Bang Herman tahu. Kamu cuma merasa tersinggung saja kan, dengan sikap Tuan tadi? Sebenarnya Tuan Richard orang baik. Dia seperti itu pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Mungkin soal mantan kekasihnya?" tutur Herman membuat Sukma mengerti, dan tidak merajuk pulang ke kampungnya.

🌷🌷🌷

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya!

Salam ^NNM^ 🌸🌸🌸

1
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Sabar ya Richard, semua emang salah kamu yang telah merenggut kesucian Sukma dan saat ini Sukma depresi karena kehilangan mahkota yang sangat berharga, jika nanti Sukma udah sedikit tenang, maka jalan satu-satunya adalah kamu harus bertanggung jawab untuk menikahi Sukma apapun yang terjadi.
NNM: terima kasih untuk komennya readerku. jangan lupa tinggalkan jejak vote dan bunganya buat otor semangat salam sehat slu😍
total 1 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Semoga Richard tanggungjawab setelah apa yang dia lakukan pada Sukma, apalagi selama ini juga Richard menyukai Sukma dan mereka berdua sama2 melakukan yang pertama, meskipun saat itu Richard memperkosa Sukma karena pengaruh obat yang diberikan Agatha.
Esther Alviah Ekawati Ndoen: saya juga alur cerita nya
NNM: Yang sudah mampir dikaryaku terima kasih semua salam sehat slu
total 3 replies
Esther Alviah Ekawati Ndoen
Kasihan Sukma, udh dirudapaksa majikan nya yg terpengaruh obat
Menci Ani
Mana ke lanjutan nya tor
NNM: mksh dukungan semangatnya pst diusahakan. karena siang capek kerja mlm nulis dah nguantukkkk berat..hhh mksh semua yg mampir disini.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!