NovelToon NovelToon
Let'S Mess Up The Story Line

Let'S Mess Up The Story Line

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Transmigrasi ke Dalam Novel / Epik Petualangan / Masuk ke dalam novel / Fantasi Isekai / Summon
Popularitas:3.5k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

Kisah seorang pemuda yang meninggal akibat terlalu lelah bekerja dan dia bereinkarnasi ke dalam novel favoritnya. Namun dia tidak berinkarnasi menjadi main character, heroine, villain atau bahkan mob sekalipun, dia menjadi korban pertama sang villain yang akan membuat sang villain menjadi villain terkejam dan menggerakkan seluruh alur di novelnya.

Tapi ketika dia baru bereinkarnasi, dia langsung melakukan plot twist yang sudah pasti akan mengubah jalan nya alur cerita atau malah menghancurkan alur cerita yang sudah tersusun rapi, dia tidak mati dan malah membunuh villain yang seharusnya membunuhnya. Jadi selanjutnya apa yang akan terjadi dengan alur cerita novel yang di sukainya itu ?


Genre : Fantasi, komedi, drama, action, sihir, petualangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 7

“Klek,” Ray menaruh senapan mesin yang dia buat di meja, Jonah langsung mengambilnya dan mengamatinya, dia juga memperlihatkan kepada Edward yang duduk di sebelahnya dan terlihat sangat tertarik dengan senjata yang baru pernah mereka lihat. Tiba tiba, “braataat,” Jonah tidak sengaja menekan picunya dan senapan mesin menembak ke langit langit, “klotak,” Jonah melepaskan senjatanya sampai jatuh ke lantai dan menutup telinganya karena suara yang di timbulkan oleh senapan mesin itu sangatlah keras. Ray juga melihat Edward dan Elena menutup telinga mereka sambil menatap senapan mesin yang tergeletak di lantai.

Jonah mendongak melihat ke atas, matanya langsung membulat karena melihat sebuah garis di langit langit yang terbuat dari lubang lubang kecil berjumlah banyak. “Plik,” terlihat cairan merah menetes melalui lubang,

“Ga..gawat, ada yang tertembak di atas,” ujar Ray berdiri.

Jonah, Edward dan Elena berdiri, ke empatnya langsung berlari ke arah tangga di tengah dan naik ke atas, Edward membuka kamar mediang istrinya yang berada tepat di atas ruang tengah, terlihat seorang pelayan jatuh terduduk dan meringis kesakitan, lengannya yang lurus ke depan mengeluarkan darah segar, Elena langsung mendekati pelayan itu dan melihat kondisi lengannya, ternyata luka di lengan pelayan itu berbentuk lubang lubang dan hampir membuat lengannya putus. Elena mengangkat tangannya dan menaruhnya di atas luka di lengan pelayan itu,

“Healing wind,”

Cahaya hijau muncul di telapak Elena di iringi hembusan angin sejuk yang terlihat membalut luka di lengan pelayan itu. Sang pelayan yang awalnya meringis kesakitan, berangsur angsur merubah ekspresinya, namun setelah lukanya menutup dan hanya menyisakan sisa darahnya di kulit, pelayan itu langsung jatuh pingsan. Edward yang melihatnya bergumam,

“Senjata itu...sangat luar biasa, serangannya bisa menembus batu dan mengenai lawan dengan telak,” gumam Edward.

“Benar tuan Edward, senjata itu tidak boleh di pakai sembarangan,” balas Jonah.

“Tapi kok ga ada pelurunya ya ?” tanya Ray.

“Peluru ?” tanya Jonah.

“Ah tidak...maaf,” jawab Ray.

“Ingat Ray, pokoknya jangan pernah gunakan senjata itu kalau kamu tidak terdesak,” ujar Jonah memberi peringatan.

“Baik paman, (huh tiap malem padahal selalu headshot bos ku pakai senjata itu, dulu),” balas Ray.

“Tapi...boleh pinjam senjatanya Ray ? aku ingin mencoba kekuatannya,” ujar Jonah.

“Hmmm benar, kita harus pastikan seberapa besar kekuatannya, kita ke taman belakang Jonah, di sana banyak pohon yang bisa kita jadikan sebagai percobaan,” balas Edward.

“Um...silahkan saja,” ujar Ray.

“Tapi ingat ya, jika berbahaya jangan di teruskan, jangan sampai ada korban lagi seperti ini,” ujar Elena yang sedang menopang pelayan yang pingsan.

“Tentu saja, aku mengerti,” balas Jonah.

Jonah dan Edward berbalik berjalan keluar dari kamar kemudian menutup pintunya, Elena melihat Ray yang duduk di sebelahnya,

“Ray, sekarang aku sudah tahu apa elemen mu dan misteri kenapa mata mu merah, sudah terjawab,” ujar Elena.

“Be..benarkah itu tante ?” tanya Ray.

“Elemen mu itu hanya ada di dalam legenda, sebelumnya ijinkan aku menjelaskan cara kerja sihir dan elemen di dunia ini,”

Elena menjelaskan, untuk menggunakan sihir, di butuhkan energi dari dalam tubuh yang bisa di tingkatkan dengan melatih nya, energi itu tersimpan di sebuah organ yang bernama magisac. Setiap makhluk hidup, termasuk manusia, memiliki magisac tepat di bawah ulu hati yang berbentuk seperti kantung yang di gunakan untuk menampung energi yang di pakai untuk menggunakan sihir, energi tersebut di namakan mana. Semakin besar kapasitas organ magisac itu, semakin banyak pula mana yang bisa di tampung nya dan jika mana yang tampung sangat banyak maka sihir yang di keluarkan juga akan menjadi sangat kuat. Mana yang di tampung di dalam organ magisac, akan di olah berdasarkan elemen yang di miliki organ magisac sejak makhluk hidup itu lahir sampai menjadi kristal berwarna elemen yang semakin lama semakin membesar.

“Jadi kristal yang kita ambil dari tubuh monster ketika membunuhnya adalah magisac ?” tanya Ray.

“Hmm....bukan magisac nya, melainkan mana yang sudah mengkristal di dalam nya, organ magisac otomatis akan hancur jika monster itu mati dan yang tersisa hanyalah kristalnya, itu sebabnya kristal itu di sebut batu sihir. Tapi berbeda dengan monster yang tidak memiliki jiwa, jika manusia mati maka kristal di dalam magisac nya akan ikut menghilang karena pergi bersama jiwanya sebab jiwa itu adalah elemen,” jawab Elena.

“Aku mengerti,” ujar Ray.

“Baik, ku lanjutkan,” balas Elena.

Elemen elemen yang ada di dunia gaias, di bagi menjadi dua kategori. Pertama adalah elemen dasar atau elemen umum yang terdiri dari api, air, angin dan tanah. Kedua adalah elemen legendaris yang langka yang terdiri dari darkness dan holy, kedua elemen ini biasanya di miliki oleh seorang hero (pahlawan), saint, sage dan bahkan raja iblis. Tapi di luar kedua kategori itu, sebenarnya ada satu lagi elemen yang jarang di ketahui orang, elemen ke tujuh yang bernama elemen void, elemen itu sudah masuk ke dalam ranah mitos karena menurut legenda di catatan tertua dunia ini yaitu sekitar 5000 tahun yang lalu, elemen void adalah elemen milik para dewa yang di gunakan oleh para dewa untuk menciptakan semua yang ada di dunia ini dan seharusnya tidak ada satu makhluk hidup pun yang memiliki elemen ini.

“Nah elemen mu itu di perkirakan adalah elemen void, jika di lihat sekilas elemen itu seperti penggabungan antara elemen darkness dan holy, tapi sebenarnya tidak, elemen itu adalah elemen yang berbeda dari keduanya, kamu mengerti ?” tanya Elena.

“Elemen void ? (hmm ga ada nih di novel),” tanya Ray.

“Benar, menurut legenda, tidak seperti elemen pada umumnya yang bisa di gunakan untuk menyerang, bertahan atau membantu kondisi tertentu, elemen void hanya bisa di gunakan untuk menciptakan sesuatu atau yang di sebut sihir creation (penciptaan) dan membuka dimensi lain atau yang bisa di sebut sihir dimensi, biasanya sihir ini di gunakan untuk memanggil sesuatu dari dimensi lain atau menciptakan dimensi itu sendiri,” jawab Elena.

“Hmm sihir creation dan dimensi ya,” gumam Ray mulai tertarik.

“Cara menggunakan sihir creation adalah dengan membayangkan sesuatu secara detail, baik benda atau elemen tapi tidak bisa untuk makhluk hidup jika yang menggunakan nya juga makhluk hidup, sedangkan sihir dimensi di gunakan dengan cara membayangkan ruang kosong di alam lain dan mengambil sesuatu dari dalam sana, semua ini di katakan di dalam legenda. Benar atau tidaknya, aku sendiri masih belum tahu, tapi percobaan barusan membuktikan kalau elemen void bukan hanya sekedar legenda,” balas Elena.

“Begitu ya, berarti di dunia ini jarang sekali dong pengguna elemen void ?” tanya Ray.

“Benar...sangat sangat jarang...atau bahkan mungkin hanya kamu seorang di dunia yang memilikinya. Ada sebuah catatan kuno yang mengatakan kalau 1000 tahun yang lalu, pernah ada seorang penyihir agung atau sage yang menggunakan elemen ini untuk menyegel raja ibis di dimensi lain yang kala itu muncul meneror dunia,” jawab Elena.

“Hmmmm,” gumam Ray mendengarkan.

“Alasan aku, Jonah dan tuan Edward meminta mu tinggal di desa ini karena elemen yang ada di dalam tubuh mu itu, kami berniat menyembunyikan mu dan melindungi mu sebab jika elemen seperti milik mu di manfaatkan orang yang tidak bertanggung jawab, bisa sangat berbahaya dan mengancam keselamatan dunia, aku harap kamu mengerti dan menerima usulan kamu,” balas Elena.

Mendengar ucapan Elena, Ray mulai berpikir, dia termenung dan keningnya mulai mengerut, sejujurnya dia tidak mau berada lama lama di desa itu, namun dia juga tertarik untuk belajar tentang sihir dan menguasai elemen di tubuhnya yang baru dia ketahui, sebab elemen yang ada di dalam tubuhnya yaitu elemen void, tidak pernah di singgung di dalam novel sama sekali.

“Duh ini benar benar dilema, aku ingin hidup nyaman bebas konflik di dunia baru ini tapi setelah mendengar penjelasan barusan dan mencoba membuat senjata di kehidupan ku yang dulu....aku jadi tertarik, sangat tertarik, lagipula sepertinya berbahaya kalau aku berkeliaran sendirian tanpa mengetahui kemampuan ku kan,” gumam Ray.

Ray menoleh melihat Elena yang duduk di sebelahnya dan juga sedang melihat dirinya, kemudian dengan mantap dia menjawab ajakan Elena.

“Baik tante, aku bersedia tinggal di desa ini,” ujar Ray.

“Bagus, bagus sekali, tante senang mendengarnya, tante akan ajari kamu menggunakan sihir mu dan meneliti mu hehe,” ujar Elena sambil memeluk Ray.

“Huh...meneliti ? loh aku di jadikan bahan penelitian ?” tanya Ray dalam hati.

Tiba tiba, “braaatat...trataaat,” “braak...crak...crak...crak...bom...krosaaak,” tedengar suara keras di belakang, Elena melepaskan pelukannya kemudian berdiri berlari ke arah jendela untuk melihat ke halaman belakang. Ray ikut berdiri dan kemudian dia juga melihat keluar jendela bersama Elena. Ternyata sebuah pohon besar roboh dan terlihat Jonah masih memegang senapan mesinnya yang mengeluarkan asap dan Edward terlihat sedang mengamati pohon yang tumbang, terlihat sekali keduanya sedang bersenang senang. Terlihat juga Charlotte, Liam dan Laura yang berlari dari dalam menghampiri Jonah dan Edward di tengah halaman. “Sriing,” Ray merasakan tekanan luar biasa dari sebelahnya, dia menoleh perlahan, Ray langsung mundur karena melihat Elena mengeluarkan hawa pembunuh yang sangat kental dan wajahnya terlihat sangat marah,

“Suami bego....awas dia, ayo Ray...kita kebelakang,” ujar Elena dengan suara berat.

“Ha..ha...ha (semua gara gara ak 47),” Ray hanya tertawa saja dan kemudian keduanya keluar dari ruangan untuk menuju ke halaman belakang.

1
Vemas Ardian
semangat Thor, jangan buat Charlotte sebagai bebannn
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungan nya
total 1 replies
Aryanti endah
wahahahaha.. lain sendiri senjatanya 😂😂😂
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya ya kak
Mobs Jinsei: iya haha
total 2 replies
Eight
lanjut thorr
Mobs Jinsei: siap, makasih dukungan nya kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!