Kayvan Hadi Wijaya, pria berusia 24 tahun.
seorang pria tampan berdarah campuran.
ia adalah satu satunya pewaris kerajaan bisnis sang ayah
" WIJAYA GROUP "
Namun percayalah,
menjadi seorang pewaris tak serta merta membuatnya bahagia dan tenang.
segala aturan dan beban tanggung jawab yang di timpakan di pundaknya menjadikan seorang Kayvan Herald Hadi Wijaya menjadi seorang raja jalanan.
ia lebih nyaman berada di jalanan dan melakukan balap liar serta tawuran dan masih banyak hal mengerikan lain yang ia lakukan bersama anak buahnya yang lain, ketimbang duduk manis di atas kursi bundarnya.
namun tiba tiba hidupnya berubah, dunianya seolah teralihkan ketika tanpa sengaja ia bertemu dengan seorang gadis bernama Zalwa Aisyah Mawardi.
gadis cantik berusia 22 tahun,
Zalwa seorang yatim piatu.
sayangnya, Zalwa telah bertunangan.
hasrat Kayvan yang ingin memiliki gadis itu membuatnya gelap mata.
ia tak lagi peduli meski gadis itu tak mencintainya, meski gadis itu telah bertunangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ba 16 pemaksaan 2
Mobil yang membawa Kayvan dan Zalwa terus melaju membelah keramaian jalan raya.
Sepi,
Tak terdengar suara apapun hingga tiba tiba Kayvan melipir ke bahu jalan kemudian berhenti di sana.
Kayvan tiba tiba melepas sabuk pengamannya dan menoleh kepada Zalwa yang duduk di sampingnya.
Gadis itu kembali panik ketika Kayvan menoleh dan menatapnya.
Zalwa sibuk berusaha membuka pintu mobil.
Ia mengodak odak jendela mobil itu berharap ia bisa membukanya.
" mau apa kau...jangan mendekat " sentak Zalwa sambil memojokkan tubuhnya ke pojok kursi mobil itu.
" ckk...kau ceroboh sekali, kemari " kata Kayvan dengan ketus sambil menarik salah satu lengan Zalwa.
Tubuh Zalwa sedikit tertarik kedepan, kemudian Kayvan membenarkan letak duduk wanita itu.
" mau apa kau....lepas...." kata kata Zalwa terputus karena Kayvan tiba tiba menarik sabuk pengaman yang menggantung di sampingnya kemudian memasangnya.
Kayvan dengan wajah dinginnya memasang sabuk pengaman Zalwa.
Matanya melirik sejenak kepada gadis itu.
Sementara Zalwa yang malu dengan sikapnya, membuang pandangannya ketempat lain.
Tak lama setelah memasangkan sabuk pengaman pada Zalwa juga pada dirinya sendiri lagi.
Kayvan kembali menjalankan mobil mewahnya.
Lima belas menit perjalanan,
Mobil yang di tumpangi Kayvan nampak memasuki area restauran.
Zalwa mengerutkan keningnya.
Matanya melirik ke arah Kayvan yang saat ini tengah melepas sabuk pengamannya.
" apa melihatku ?! " tanya Kayvan dengan tanpa melihat ke arah Zalwa.
Entahlah,
Apa yang sebenarnya pria itu inginkan.
Ia ingin memiliki Zalwa, namun ia juga tak tahu kenapa ia serasa juga memiliki rasa marah pada wanita itu.
Bayang bayang senyuman indah Zalwa kepada sosok pria lain waktu itu membuat hatinya sakit.
Belum lagi hal hal lain yang wanita itu lakukan yang juga terasa cukup melukai hatinya.
Entah kenapa,
Ia sudah seperti orang yang di selingkuhi saja rasanya.
Zalwa membuang pandangannya ketempat lain.
Gadis itu merutuk di dalam hati.
" kau tidak ingin melepas sabuk pengamanmu ?!
Atau kau ingin aku melepasnya agar milikmu yang kecil itu tersentuh olehku ?! " kata Kayvan lagi dengan sarkasnya.
Blushhh.....
Wajah Kayvan tiba tiba berubah memerah.
Jelas pria itu sedang berbohong,
Ia jelas tahu karena tadi ia bisa merasakan benda yang baru saja ia bahas itu besar atau kecil.
mengingat hal itu, diam diam Kayvan melipat bibirnya rapat rapat.
Ada yang berdesir di hatinya manakala ia teringat akan hal itu.
Terutama saat sesuatu yang baru saja ia bicarakan itu menempel pada dada bidangnya tadi.
Zalwa sontak menoleh dan menatap ke pada Kayvan dengan tatapan menghunus.
Wajah Zalwa sudah merah padam.
berhadapan dengan laki laki di hadapannya itu benar benar membuatnya naik darah dan kehilangan kesabarannya.
" apa yang kau katakan ?! Apa kau sudah sinting...atau otakmu yang sudah geser.
Aku wanita baik baik untuk apa aku mengharapkan sentuhanmu....
Dasar gila " umpat Zalwa pada akhirnya.
Di usianya yang telah hampir 23 tahun ini,
Inilah kali pertama ia berkata kasar dan mengumpat.
Kayvan menatap tajam kepada Zalwa.
Sungguh baru kali ini ada seseorang yang berani mengatainya.
" laki laki sinting ini calon suamimu, jadi jaga bicaramu itu nona..." kata Kayvan dengan nada dingin.
Mendengar kata kata Kayvan, Zalwa keder juga.
Apalagi sekarang Kayvan tak lagi menunduk seperti tadi.
Pria itu sedang menatapnya.
Gadis itu menelan ludahnya dengan sulit.
Di gigitnya sendiri bibirnya.
" itu tidak akan pernah terjadi..." kata Zalwa kemudian.
Kayvan yang telah melepas sabuk pengamannya sedikit menggeser tubuhnya sehingga ia bisa menatap Zalwa sekarang.
Glek....
Zalwa tiba tiba kikuk di tatap seperti itu oleh Kayvan.
Lidahnya seperti tercekat di tenggorokan.
" jangan melihatku seperti itu..." sentak Zalwa memaksa keberaniannya.
" kenapa ?! " tanya Kayvan dengan sinis.
" tatapanmu menjijikkan ...." jawab Zalwa sembarangan tanpa memikirkan akibatnya.
Dan hasilnya,
Mendengar jawaban Zalwa, hati Kayvan seketika meradang.
Rahangnya mengeras dan wajahnya yang dingin tanpa ekspresi semakin terlihat dingin.
Wajah putih bak porselen berubah merah padam.
Ia ingat, bagaimana pria yang bersama Zalwa waktu itu menatap gadis itu begitu dalam dan lama.
Tapi seingatnya,
gadis di hadapannya itu malah tersenyum indah untuk pria itu.
Hati Kayvan terasa di remas mengingat itu.
Ngilu sekali rasanya....
tiba tiba laki laki itu memajukan tubuhnya dan meraih tubuh Zalwa yang masih tertahan sabuk pengaman.
Tangannya yang kekar menggenggam kedua tangan Zalwa,
Sementara tangannya yang lain, meraih bahu Zalwa dan menariknya untuk mendekat kepadanya.
Selanjutnya bisa di bayangkan apa yang di lakukan oleh laki laki keras kepala itu...?!
Ya..
Sekali lagi,
Kayvan mencium bibir Zalwa dengan paksa.
Tak seperti tadi yang hanya sekilas, kali ini....Kayvan melakukannya dengan lama.
pria pemaksa itu melumat dan menyesap bibir wanita yang kini melotot tajam kepadanya itu.
Tapi itu sama sekali tak berpengaruh bagi Kayvan.
Pria itu tetap melanjutkan aksinya mengeksplor bibir mungil semerah cerry milik Zalwa itu.
Tak cukup sampai di sana, ia menggigit bibir Zalwa hingga tanpa sadar gadis itu membuka bibirnya.
Kesempatan itu tak di sia siakan oleh Kayvan.
Laki laki itu memasukkan lidahnya semakin dalam ke dalam bibir wanita yang wajahnya kini mulai memucat itu.
Ia tak henti mengeksplor bibir dan mulut Zalwa.
Mata Kayvan terus menatap tajam kepada Zalwa meski ia sedang melakukan ciuman panasnya pada gadis itu.
Bibirnya sedikit menyunggingkan seringai.
Tes....
Air mata Zalwa menetes,
Kayvan menghentikan aksinya.
pria itu akhirnya melepaskan ciumannya, dan Zalwa pun tersengal sengal.
" itu hukuman untukmu karena berani berkata kasar padaku " kata Kayvan kemudian sembari kembali pada posisi duduknya semula.
Zalwa masih tersengal sengal usai pria itu melepaskan ciuman panasnya kepadanya.
Hatinya terasa begitu sakit.
Serendah itu pria itu memperlakukan dirinya.
Apa salahnya,
Kenapa dirinya di perlakukan seperti wanita murahan saja.
Air matanya menetes dan tak lagi bisa ia bendung.
" lain kali, perhatikan nada bicaramu dan bahasa yang kau pakai saat bicara padaku.
Yakinlah...aku bisa melakukan apa saja padamu, termasuk membuatmu mengandung anakku " sekali lagi kata kata Kayvan terdengar sangat kasar di telinga Zalwa.
Juga sekaligus sangat melukai harga diri wanita itu.
" sekarang kau pilih, kau lepas sendiri sabuk pengamanmu atau aku yang melepaskannya " kata Kayvan lagi dengan tatapan matanya menatap lurus kedepan.
" aku mau pulang " jawab Zalwa.
" aku lapar " jawab Kayvan tak mau kalah.
" kau makanlah sendiri, aku mau pulang " Zalwa tetap memaksa.
Kayvan menarik nafas dalam dalam, sekali lagi Zalwa benar benar menguji kesabarannya yang setipis tisu.
Ia tak pernah di bantah, ia juga tak ingin di bantah.
" kau tak ingin menemani aku makan...baiklah jangan salahkan aku jika aku menjadikanmu makananku " kata Kayvan lagi.
Glek....
Zalwa menelan ludahnya sendiri.
kata kata Kayvan benar benar sarkas dan menjijikkan bagi Zalwa.
Apalagi ketika Kayvan sudah beralih menatapnya.
Dengan cepat, Zalwa melapas sabuk pengamannya.
Salah satu sudut bibir Kayvan sedikit terangkat ke atas.
Kemudian ia membuka pintu mobil dan keluar.
Sementara Zalwa,
Tak ingin mendapat perlakuan yang tak mengenakkan lagi dari pria itu.
Gadis itu segera keluar juga dari mobil.
Dengan tatapan matanya, Kayvan meminta Zalwa segera mengikuti langkahnya.
Zalwa berjalan di belakang Kayvan memasuki area restauran.
Mata Kayvan sempat melirik sejenak ke pada Zalwa yang berjalan di belakangnya.
Dengan kasar, pria itu menghembuskan nafasnya
Ia ingat,
Kemaren di kafe bersama pria itu, Zalwa nampak berjalan di sisi pria itu.
Tapi ini....
Kayvan menghentikan langkahnya dan menoleh menatap Zalwa.
" apa kau pelayanku ?! " kata Kayvan kemudian dengan pelan tapi terdengar begitu ketus kepada Zalwa.
" hah....!! " Zalwa tak paham.
" berjalan di sisiku...." sentak Kayvan dengan rahang yang sudah mengeras.
Benar² sebuah obsesi...
Thank's Khitara cerita bagus mu ini ...
Bayikk tgu cerita mu selanjutx
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣