" Kamu sekarang gendut dan jelek, tidak lagi cantik dan menarik lagi seperti dulu Amrita. Karena itu aku selingkuh.Meski begitu aku tetap mencintai calon anak kita ini." Tutur Aries Baskoro pada istrinya.
Bukan salah dia kalau sekarang penampilannya berubah.Semua itu terjadi karena prosedur promil yang dia lakukan. agar Meraka bisa punya anak.
Tapi suaminya tidak mau tau, seperti tidak mau taunya Harsen Marlon, pria yang saat ini benihnya ada didalam rahimnya karena kesalahan pihak klinik.
" Kembalikan benih milikku itu bagaimana pun caranya, dalam.bentuk sper*ma atau bayi yang nanti kamu lahirkan. Aku tidak perduli."
Dua pria yang memandang Amrita dari sudut kepentingan mereka,lalu siapakah dari keduanya yang akan bisa meyakinkan dia untuk menjadi calon ayah dari anaknya kelak. Marlon Harsen atau Aries Baskoro?
Penasaran cus baca reader 🥰
Jangan lupa tinggalkan jejak, like Komentar kalian disetiap bab setelah membaca ya🥰
Happy reading.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bundew, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
6.Kesalahan Fatal.
Melihat Amrita muntah, Aries sangat terkejut. Tapi bukannya membantu seperti seharusnya. Pria itu malah berteriak dengan panik memanggil Rian, asisten pribadinya.
" Rit, kamu kenapa?! Kenapa tiba tiba muntah begini?! Rian!Cepat kesini! Tolong ibu!!"
Rian yang saat itu berada didalam mobil menunggu pasangan itu selesai berdebat, terkejut waktu mendengar Aries berteriak memanggil dia dan buru buru berjalan keluar menghampiri pria yang jadi bosnya itu.
"Ada apa Pak?!Ibu kenapa?!"
Mendengar Rian bertanya, Aries lalu menunjuk kearah Amrita yang saat itu sedang membungkuk sambil muntah.
" Itu! Lihat Rita muntah muntah,kamu bantu tekan tengkuknya sana Rian, supaya muntahnya cepat reda!"
Mendengar perintah Aries, Rian menatap Amrita yang masih muntah saat itu lalu kembali menatap kepada Aries dengan wajah bingung. Bagaimana dia tidak bingung kalau perempuan yang disuruh Aries dia banyu itu adalah istri bosnya sendiri.
Bukankah seharusnya yang membantu menekan tengkuk Amrita itu Aries sebagai suaminya,tapi kenapa pria itu malah menyuruh dia melakukannya.
Aneh sekali batin Rian, tanpa bergeming dari tempatnya karena merasa sangat tidak sopan kalau dia melakukan perintah Aries batuan dihadapan pria itu.
" Rian, kenapa tidak kamu bantu! Apa kamu tidak dengar yang barusan aku perintahkan.Hah!" Bentak Aries karena melihat Asistennya itu sama sekali tidak melakukan apa yang baru saja dia suruh.
" E...itu, maaf pak. Tapi, sekarang bapak ada disini masa saya yang harus menekan tengkuk Bu Rita.Itu sangat nggak sopan pak,jadi...sebaiknya Bapak saja yang ...."
" Nggak usah!!!Aku nggak papa kok!!! Kalian berdua pergi saja dari sini sekarang! Karena aku juga mau pergi ketempat dokter Raymond !"
Amrita langsung memotong perkataan Rian,begitu rasa mualnya berkurang karena sudah sangat geram melihat tingkah laku Aries padanya.
Disini pria itu yang menjadi suaminya dan dalam posisi sangat dekat dengannya saat ini . Tapi bisa bisanya dia malah berteriak panik memanggil Rian, asistennya untuk melakukan hal yang seharusnya bisa dia lakukan dan wajar dilakukan sebagai suaminya.
Baru beberapa menit yang lalu dia memutuskan untuk memaafkan kesalahan yang sudah dibuat pria itu demi masa depan anak mereka nanti. Tapi untuk hal sekecil ini saja sekarang dia sudah merasa kecewa, juga mulai menyesali keputusannya barusan.
Ingin sekali saat itu dia mengamuk dengan mencakar dan menampar wajah pria itu, karena sikap Aries barusan. Tapi lagi lagi Amrita tidak melakukannya.Dibanding melakukan apa yang dia ingin pada pria itu, Amrita memilih pergi saja dari hadapan Aries. Karena dia merasa percuma saja terus bertengkar dengan suaminya sekarang , lebih baik dia pergi ketempat dokter Raymond untuk memeriksakan kondisinya.
" Kamu mau pergi sekarang sayan?" Arie s bertanya yang membuat Amrita merasa semakin muak mendengarnya, tapi tetap menjawab juga .
" Iya,aku akan pergi ketempat dokter Raymond menggunakan taksi. Mas pergi aja sekarang sama Rian."
Saat mendengar dia ingin pergi menggunakan taksi, Rian terlihat tidak tega dan ingin melarangnya melakukan itu, mungkin karena Asisten suaminya itu baru melihat dia tadi muntah.Jadi dia merasa cemas dan itu memang sudah sewajarnya,karena setelah mengeluarkan semua isi didalam perutnya sekarang Amrita merasa lemas.
Tapi sepertinya lagi lagi Aries tidak berpikir sampai kesana atau memang rasa peka pria itu untuknya sudah menghilang karena terlalu banyak menyelingkuhi dia selam ini. Jadi, bukannya berusaha mencegah pria itu malah membiarkan dia pergi dengan taksi, bahkan menyuruhnya.
" Bu,apa nggak sebaiknya naik mobil bareng Bapak aja sekarang. Inikan baru saja muntah,gimana nanti kalau..."
" Amrita itu perempuan yang kuat Rian. Dia juga keras kepala,kalau dia sudah maunya begitu memang bisa dilarang. Ya sudah sayang,kalau kamu mau naik taksi nggak papa. Hati hati ya nanti kalau ada waktu aku telpon kamu, buat tanya hasil pemeriksaan dari dokter Raymond soal kondisi anak kita."
Amrita hanya bisa mengangguk lalu tanpa mengatakan apapun lagi dia segera pergi dari hadapan Aries dan Rian.Lalu naik kedalam taksi yang pertama dia lihat.
***
Sementara itu di klinik dokter Raymond*
Pria blasteran Amerika itu baru membaca pesan yang dikirimkan oleh Amrita begitu dia sampai di kliniknya.
Saat membaca pesan dan melihat gambar alat testpack yang dikirimkan perempuan itu sebagai dokter dia meras sangat senang karena usahanya berhasil. Apalagi dia tau berapa lama sudah Amrita melakukan program itu.
" Syukurlah akhirnya berhasil." Gumamnya sambil tersenyum senang.
Karena tau pagi itu Amrita akan datang ke kliniknya untuk melakukan pemeriksaan kehamilan, jadi dokter Raymond meminta kepada Asisten nya supaya membawakan berkas milik Amrita keruangan nya untuk dia analisis lebih dulu, sebelum orangnya sendiri datang kesana.
" Marta, tolong kamu bawakan berkas milik nyonya Amrita Baskoro, sekarang keruangan saya." pintanya kepada Marta.
" Baik dokter akan saya antarkan segera."
Sambil menunggu Marta datang mengantarkan berkas yang dia minta, iseng iseng dokter Raymond memeriksa laptopnya dan membuka file base data milik almarhum temannya Elly. Karena ingat seminggu lagi adalah peringatan kematian teman dekatnya itu.
Tidak ada yang aneh di file itu, karena itu hanya berisi keterangan biasa tentang almarhum perempuan itu yang pernah menjadi salah satu pasiennya untuk melakukan program bayi tabung di klinik miliknya tersebut.
Elly Marlon adalah temannya sejak dibangku sekolah menengah pertama sampai dibangku sekolah menengah atas.Hubungan mereka sangat baik, bahkan sudah seperti saudara sendiri,sampai Elly berani memberikan dia modal untuk membuka klinik miliknya ini tanpa pamrih sedikit pun.
Sebenarnya tidak bisa dibilang tanpa pamrih, karena Elly melakukan itu supaya dirinya bisa membantu dia melakukan program bayi tabung,agar dia bisa menjadi ibu untuk anak dari suaminya .
Tapi sebelum itu terjadi,Elly lebih dulu meninggal akibat kanker Ovarium yang dideritanya.
Dengan masih meninggal kan sper*ma, serta sel telur milik dia dan suaminya yang sudah dibekukan saat itu.
Sudah setahun Elly meninggal dunia dan sampai sekarang, semua tetap tersimpan di laboratorium miliknya. Menunggu pihak suami Elly mengambil keputusan, apa yang ingin dia lakukan terhadap benda berharga milik mereka berdua itu.Apakah ingin menggunakannya dengan memakai ibu pengganti atau...
" Oh my good!!!"
Tiba tiba dokter Raymond berteriak, terkejut saat melihat didata base layar laptopnya. Kalau sper*ma milik suami Elly yang dibekukan di laboratorium kliniknya, sudah....DIGUNAKAN.
Dengan wajah pucat dan tangan gemetar buru buru dia menghubungi petugas laboratorium, untuk memastikan apa yang baru saja dia lihat itu.Meski dokter Raymond berharap itu salah, karena ini bukan hal yang main main, sebab menyangkut nyawa serta kehormatan. Bukan hanya bagi dia yang mendapatkan kepercayaan ini. Tapi juga bagi si pemilik itu sendiri yang bukan merupakan orang biasa.
So good...🤭😁😁😁👍
toh kamu sudah dekat dengan ayah janin yg kamu kandung. orangnya baik lagi...
setelah ini nyesel kamu ditinggal amrita...
dimana hati si Aries saat Rita berjuang buat garis 2
Biarkan Aries dg gundik2nya...