NovelToon NovelToon
Agensi Detektif Hantu

Agensi Detektif Hantu

Status: sedang berlangsung
Genre:Spiritual / Matabatin / Dikelilingi wanita cantik / Kumpulan Cerita Horror / Hantu / Roh Supernatural
Popularitas:6.8k
Nilai: 5
Nama Author: Eko Arifin

Apakah anda mengalami hal-hal tak wajar disekitar anda?

Seperti suara anak ayam di malam hari yang berubah menjadi suara wanita cekikikan? Bau singkong bakar meskipun tidak ada yang sedang membakar singkong? Buah kelapa yang tertawa sambil bergulir kesana-kemari? Atau kepala berserta organnya melayang-layang di rumah orang lahiran?

Apakah anda merasa terganggu atau terancam dengan hal-hal itu?

Jangan risau!

Segera hubungi nomor Agensi Detektif Hantu di bawah ini.

Kami senantiasa sigap membantu anda menghadapi hal-hal yang tak kasat mata. Demi menjaga persatuan, kesatuan, dan kenyaman.

Agensi Detektif Hantu selalu siap menemani dan membantu anda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eko Arifin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 9 - Gedung Kutukan III

Waktu telah menunjukan tepat jam sebelas malam saat Rendy dan Ardian sampai di depan gedung angker itu, setelah meninggalkan Om Poci di tempat agak jauh dari mereka sebagai menara monitor.

Sayup-sayup suara burung hantu menambah kengerian di tempat itu, bersamaan dengan minimnya cahaya di sekitar membuat tempat tersebut sangat cocok di jadikan rumah bagi makhulk astral.

Angin malam dingin yang menyerbu mereka saat merasakan banyak yang mengintai, tak membuat mereka gentar mundur dari gedung tersebut.

Ardian dan Rendy pun telah bersiap melakukan rencana mereka secara bersekala dengan membawa senter masing-masing.

Motor keduanya pun di pakirkan di warung kopi dua puluh empat jam yang agak jauh dari tempat itu, mengantisipasi jika kalau ada orang-orang yang ingin mencuri kendaraan mereka ataupun dengan niat lain.

Ardian mengarahkan senternya ke arah gedung tua dan melihatnya telah lama terbengkalai, cat-cat yang terkelupas bahkan samapi pudar oleh cuaca, temboknya yang retak hampir di seluruh bagian dan beberapa tumbuhan liar menggrogoti bangunan tersebut.

Rendy dan Ardian yakin, bukan hanya satu atau dua makhluk astral di gedung itu tetapi lebih banyak dari yang mereka kira.

Dengan menghela napas Ardian berkata, "Inget rencana kita, Ren. Kita datang, membalikan sigilnya, terus pergi dari sini..." jelas Ardian pelan.

"Dan tugas gue ngelindungi elu jika kalau mereka menyerang..." lanjut

"Oh jelas mereka pasti nyerang, gak yakin gue kalau mereka sukarela pergi dari sini. Kemungkinan buat murniin nih tempat aja estimasinya kita butuh tiga sampai empat harian atau lebih buat total pembersihan..."

"Iya gue tahu, besok gue ke tempat klien buat jelasin..."

"Gue ikut... Ada yang mau gue tanyain sama klien elu."

Rendy dan Ardian kemudian bergidik ngeri saat merasakan ada banyak pasang mata yang mengawasi gerak-gerik mereka.

"Kita lanjut, Ren. Waktu kita cuma satu jam. Kita harus pergi dari sini sebelum jam dua belas malam..." tukas Ardian.

"Gue setuju..." jawab Rendy.

Saat mereka mau masuk, di hadapan mereka langsung muncul sesosok wanita dengan gaun putih panjang yang lusuh dan wajah yang mengerikan.

Wajah wanita tersebut seperti meleleh dan menunjukan dua pasang taring panjang yang menghadap ke atas dan juga kebawah. Kulitnya putih pucat dan mengelupas serta kukunya yang hitam panjang seakan siap menusuk mereka.

Wanita tersebut menyeringai lebar hingga sampai ke daun telinga.

"Apa yang kalian inginkan dari tempat ini?" tanyanya sayu dengan suara yang serak dan menggema.

Ardian bersiap-siap saat sudah di hadang tetapi Rendy mengangkat tangannya kepada sahabatnya untuk tidak gegabah dalam bertindak.

"Apa anda yang mengintaiku tadi sore di gedung ini? Jika benar, kenapa anda tidak menghentikan ku? Saya yakin anda bisa membaca niatku kepada tempat ini..." ucap Rendy pelan.

"...........", sosok wanita tersebut terdiam sebelum membalikan badannya dan melayang pelan masuk ke dalam gedung tua.

"Dia kayaknya nyuruh kita buat ikutin dia deh, Ar, tapi gue gak yakin..." ucap Rendy kepada sahabatnya.

"Kita ikuti aja... mungkin ada maksud lain yang ingin dia sampaikan jika yang kau bilang tadi itu benar." saran Ardian.

"Oke dah..."

Mereka pun mengikuti sosok tersebut dan masuk ke gedung tua. Saat masuk ke lantai satu, Ardian dan Rendy melihat banyak sosok dengan berbagai jenis mengintai, tetapi bukan kepada mereka berdua.

Tatapan tajam mereka justru mengarah keluar dan ke atas gedung.

"Ini ada apa ya, Ar? Kok mereka siap siaga kayak mau berperang aja." tanya Rendy kebingungan.

"Kayaknya penguasa lantai bawah gak selaras dengan penguasa lantai atas..."

"Masa sih?" tanya Rendy lagi

"Lagian buat apa juga wanita itu nyuruh buat ngikutin dia? Karena gue lihat dia gak ada niat buat nyakitin kita berdua, makanya elu bisa bebas berkeliaran tadi sore buat survey nih tempat..." jawab Ardian berteori.

"Bisa juga sih, soalnya energi di lantai tiga sama empat itu lebih kuat dari lantai satu dan dua tapi anehnya, gue gak lihat makhluk apapun di sana..." ucap Rendy.

"Mereka menyembunyikan diri dari penerawang elu menurut gue, kalau kelihatan, banyak informasi yang bisa elu dapatin di sana..." jelas Ardian.

"Oh gitu..."

"Ini masih spekulasi, jangan lengah sedikitpun, Ren. Kita juga gak perlu percaya sepenuhnya sama sosok wanita ini..." ujar Ardian dengan wajah serius.

Ardian dan Rendy menghentikan langkahnya saat melihat sosok wanita di depan mereka berhenti di anak tangga menuju lantai dua.

"Kalian akan saya temukan dengan penguasa di lantai bawah. Ada yang ingin dia bicarakan kepada kalian berdua..." ujar sosok tersebut sebelum melayang dan menyusuri anak tangga menuju lantai dua.

Ardian dan Rendy mengangguk dan meningkatkan kekuatan batin mereka, berjaga-jaga jika ada penyerangan saat sampai di lantai dua.

Langkah demi langkah mereka ambil menaiki tangga, banyak tatapan mata melihat mereka dengan mimik wajah tidak senang, di saat yang lainnya menatap tajam ke arah luar dan ke atas.

Saat kaki Ardian dan Rendy melangkah ke lantai dua, ada banyak sosok dari berbagai jenis berjejer rapi seperti pasukan yang akan berperang.

Di ujung jejeran tersebut, terlihat sosok hitam besar seperti raksasa dengan satu bulatan mata besar menyala merah di wajahnya.

Bulu-bulu panjang menghiasi tubuh sosok tersebut, di sertai dua pasang taring panjang keluar dari mulutnya.

Dua pasang taring tersebut bengkok ke atas dan kebawah. Wajahnya yang di penuhi bulu terdapat dua lubang tanpa hidung. Tangannya kekar tanpa kuku tetapi masing-masing memegang gada yang besar yang siap meremukan siapapun musuhnya.

Melihat sosok itu, Ardian dan Rendy yakin, dia adalah pemimpin yang dimaksud oleh sosok wanita di depan mereka.

"Wahai suamiku aku telah membawa mereka." ujar sosok wanita bergaun putih itu.

"Wahai istriku bawalah mereka mendekat." sosok wanita berjalan kedepan melewati jalur tengah antara dua jejeran makhul astral lainnya.

Ardian dan Rendy tidak punya pilihan lain selain mengikuti sosok wanita itu dan kemudian berdiri tepat di hadapan sosok hitam tinggi besar itu dengan wajah tegap dan tanpa sebutir keringat.

"Mengagumkan, kalian sama sekali tidak takut kepadaku." ucap sosok hitam itu setelah melihat mimik wajah Ardian dan Rendy.

"Untuk apa aku takut? Kalian hanya makhluk yang ciptaaan Tuhan sama halnya denganku. Kita berbeda dimensi juga berbeda derajat. Kami lebih sempurna di banding kalian..." ucap Ardian.

Rendy hanya mengibaskan tangannya mendengar betapa dingin ucapan Ardian yang dapat menusuk hati bahkan bangsa ghoib.

Jejeran makhluk ghoib berbagai jenis itu langsung bersiap untuk menerkam Ardian dari belakang yang ia jawab dengan menempatkan kuda-kudanya dan bersiap untuk melawan.

"Kalau kalian berani, jangan maju satu-satu. Kalian keroyokan pun gue gak akan mundur walaupun selangkah!" ucap Ardian dengan kepalan tangan kanan yang sedikit kedepan dan mengkuatkan kuda-kudanya.

Jejeran makhluk ghoib pun langsung menerjang ke arah depan tetapi pemimpin mereka mengangkat tangannya untuk menghentikan aksi anak buahnya.

"Diam di situ! Gak usah kesini!" ucap sosok hitam itu pelan namun penuh dengan penekanan dan kekuatan.

"Tapi tuan..."

"Nurut!" perintahnya lagi dengan penuh penekanan sambil mengangkat jari telunjuknya ke arah mereka.

Dengan mimik wajah yang melotot dan serius seketika membuat bawahannya langsung diam dan berhenti di tempat sebelum mereka kembali ke posisi masing-masing.

"Kau anak muda, sombong sekali! Saya suka! Saya suka!" ujar sosok hitam itu.

"Dih, macem film udin dan idin aja nih dhemit..." ucap Ardian spontan.

Rendy tekekeh mendengar celetukan Ardian dan sosok hitam tersebut hanya tertawa terbahak-bahak yang di susul dengan tawa melengking wanita berdaster putih lusuh.

Ardian yang keheranan pun hanya mengangkat bahunya dan ikut tertawa bersama mereka.

"Baiklah anak muda, kalianlah yang pertama tidak takut melihat wujud keluargaku. Apa yang kalian inginkan di tempat ini?" tanya sosok hitam raksasa itu penuh arti.

Rendy pun maju selangkah karena tugas ini menjadi tanggung jawabnya, "Saya di tugaskan untuk membersihkan tempat ini... Saya minta maaf sudah lancang datang tanpa di undang sore tadi, tetapi setelah melihat sesuatu di lantai atas, teman saya harus ikut andil dalam tugas ini..."

"Wahai anak muda saya kagum dengan kesopananmu. Pantas saja Istriku mengizinkanmu menelusuri tempat ini. Dia memilih orang yang tepat rupanya." ujarnya sambil mengelus rambut sosok wanita itu dengan lembut dan kasih.

"Baiklah, atas kesopananmu dan juga keberainanmu...", ucap sosok hitam itu saat melihat Rendy kemudian Ardian.

"Saya penguasa lantai bawah dan lantai ini, Suitomo Godomulyo, itulah nama ku wahai anak muda..." sosok hitam besar itu memperkenalkan dirinya dengan santun dan pelan.

"Saya Sutri Ginarsih, Istri dari Suitomo." sosok wanita itu memperkenalkan diri.

"Kami sudah sangat menanti akan kedatangan kalian berdua..." ujar mereka serentak.

"Kok jadi gini?" tanya Ardian keheranan karena ia mengira akan ada penolakan mutlak dari makhluk-makhluk ghoib di sini, tetapi mereka justru di sambut.

"Gue juga bingung..." kata Rendy.

"Kalian tidak memperkenalkan diri?" tanya sosok wani- Sutri sambil menatap tajam ke arah Rendy dan Ardian yang hanya diam saja. Mereka merasa sedikit kesal karena kesopanan mereka tidak di anggap.

Melihat mereka tersinggung, Ardian pun dengan cepat memperkenalkan diri.

"Nama saya Ardian... ini sahabat saya Rendy..."

"Betul, betul, bet-"

Ardian menampar kepala Rendy untuk tidak bercanda terlalu jauh dikala mereka sedang tersinggung karena bisa menghambat tugas mereka.

"Bagus..." ucap Sutri dengan senyum kecilnya.

"Langsung to the point aja", ucap Rendy sambil siap bersiaga, "Mau kalian apa?".

"Bukankah sahabatmu sudah tahu akan hal itu? Dia sudah dapat gambaran besar tentang apa yang terjadi di gedung ini." ucap pelan Suitomo.

"Loh, jadi teori gue bener!?" Ardian kaget dengan ucapan Suitomo.

"Benar... saya sendiri juga heran. Anda tidak mempunyai kemampuan untuk melihat masa depan tetapi pemikiran anda bisa mencapai hal itu..." Suitomo kagum dengan kemampuan berpikir Ardian.

Karena selama ini, orang-orang yang ia temui adalah orang-orang dengan IQ jongkok yang mudah di manipulasi.

"Jika teori gue bener... berarti anda ingin meminta batuan kami untuk mengusir mereka yang di atas, bukan?" tanya Ardian.

"Mengusir tidak... menghancurkan iya." jawab Suitomo.

"Wah... ini berat, Ren." ujar Ardian.

"Ini maksudnya gimana ya, kok gue gak nangkep sama sekali..." Rendy hanya bisa menatap Ardian dan Suitomo yang bercakap satu sama lain.

"Dengan kata lain, kalian adalah orang yang kami pilih untuk menghancurkan gerombolan yang ada di lantai atas. Jika bisa, kami siap untuk pergi dari sini secara sukarela..." ujar Suitomo.

"Kesempatan ini, Ar. Bisa sukses ini pembersi-" ucapan Rendy buru-buru di potong oleh Ardian.

"Elu lupa soal si "M"?"

"Bukannya kemungkinan "Dia" muncul kecil ya? Berarti aman dong kit-"

"Kecil bukan berarti nol dan apesnya kita, kemungkinan penguasa di lantai atas itu bawahannya si "M" sangat besar..." ujar Ardian.

"Berarti... kalau kita hajar dia..."

"Otomatis dia bakalan panggil bosnya. Itulah yang bikin rumit nih masalah. Karena jika "Dia" datang di saat tenaga dan mental kita sudah terkuras. Bisa bablas angin ne kita bre..."

"Kok bisa gitu?" tanya Rendy yang tidak di hiraukan oleh sahabatnya karena ia sedang berpikir keras

Ardian menghela nafas panjang karena kesimpulannya tentang gedung ini sudah berada di jalan yang benar, hanya saja dia tidak tahu seberapa dalam perjanjian yang telah terikrar oleh pemilik gedung ini.

Ardian mengumpat kepada dirinya sendiri di dalam hati karena dia terlalu gegabah maju tanpa informasi yang jelas dan akurat.

Suitomo sang penguasa dua lantai gedung ini pun dapat menangkap apa yang ada di pikiran Ardian.

"Karena itu kami akan membantu kalian melawan penguasa di lantai atas..." ujar Suitomo.

"Ini gue yang tulalit apa Ardian yang kepinteran sih!? Kok gue dari tadi bingung!" gerutu Rendy yang tidak paham sama sekali.

"Gue akan jelasin tapi garis besarnya aja biar nanti elu bisa fokus saat di lantai atas..." ucap Ardian menenangkan.

"Dan waktu kita tidak banyak..."

1
Tenth_Soldier
Secangkir kopi untuk Nur biar nggak ngantuk.. /Smile/
Kim Nara♡
𝐥𝐚𝐧𝐣𝐮𝐭 𝐲𝐨𝐤𝐤, 𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐧𝐢𝐡𝐡
Eko Arifin: Makasih kak sudah mampir. Semoga suka ceritanya
total 1 replies
Rosy
aku suka mbak kuntiiiiii
Tenth_Soldier
oiya aku mau nanya itu mbah Sanca... mbah kakung apa mbah Putri? 😂
Eko Arifin: Siap abangku
Tenth_Soldier: ok sip soalnya si Rendy nanti ikutan ajang Astro Geo zodiak Barat dan ... no spill dulu ah 😜
total 3 replies
Tenth_Soldier
*) mengangguk
Tenth_Soldier
mudah2an itu bukan Ardian... tapi si Itchy... /Grin/
Rosy
masih ada serigala ...kan kak
Eko Arifin: Serigala punya Ardian cuma kumpulan tikus yang merubah bentuk menjadi satu sosok, bukan serigala beneran.
total 1 replies
Rosy
nyebat itu apa ya kak?
Eko Arifin: Merokok. Bahasa jawa gaulnya "Nyebat" dari kata kerjanya "Sebatang". Contoh lain seperti "Selang" jadi "Nyelang", "Sinom" jadi "Nyinom", dsb.
total 1 replies
Rosy
setan gbr pertama gebuk pake sandal...setan gbr kedua tembak pake ketapel /Grin/
Tenth_Soldier: husss! bocil komentar sembarangan
Eko Arifin: Yang dateng nanti malahan big bossnya. /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 2 replies
Rina Indriani
masih ga paham kemana makhluk astral itu y
Eko Arifin: Kalau soal "Sayap Besi" bisa cari tahu bre sendiri soal Satanic. Salah satu stand up komedian indo adalah eks member yang pernah di sana.

Dia cerita soal makhluk2 ghaib di beberapa tingkat dan cerita beliau itu inspirasi untuk cerita ini.

Dia juga pernah cerita di podcastnya.
Rina Indriani: itulah dia gak tau
total 3 replies
Tenth_Soldier
panggil si itchy dan Mushaka!!! /Joyful/
FiaNasa
kasihan deh Lo om poci
Tenth_Soldier
bro nama ular putih milik Rendy siapa?
Eko Arifin: Sanca.
total 1 replies
Tenth_Soldier
Baca bab ini aku jadi punya inspirasi bikin novel lagi... tapi nanti sajalah/Grin/
Rosy: jangan aakiti hati Nur ...tak santet kamu ...awas ya...hihihi canda la yaw
Tenth_Soldier: tunggu sajalah
total 3 replies
Tenth_Soldier
Akhirnya Nur beraksi
Rina Indriani
mantaap... suka ma cerita nyaa....
Eko Arifin: Terima kasih kak. Semoga betah dengan ceritanya.
total 1 replies
@shithan03_12
kinanti itu demit??
Eko Arifin: Makanya Ardian di bilang "Orang gila". Dhemit di ajak musyawarah mufakat soalnya.
@shithan03_12: owalah.. baru ngeh disini.. Awalnya aku sdikit ragu
total 3 replies
Rina Indriani
o gitu ya.. paham sikit la
Rina Indriani
masih mikir disini gue!!!
Rina Indriani
keren ya om poci
Eko Arifin: Saksikan prequelnya besuk bro. Kalau udah ada niat bikin buku lagi /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!