NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Terpaksa Menikahi Pria Amnesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / CEO Amnesia / Cinta Paksa / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.3k
Nilai: 5
Nama Author: Reni t

Inara dipaksa untuk menjadi istri ketiga dari pria berusia 45 tahun. Untuk menghindari pernikahan itu, Inara terpaksa menikah dengan pria asing yang sempat ia selamatkan beberapa hari yang lalu.

Tidak ada cinta di dalam pernikahan mereka. Pria tersebut bahkan tidak mengingat siapa dirinya yang tiba-tiba saja terbangun di tempat asing usai mengalami kecelakaan tragis. Meskipun Inara terlepas dari jeratan pria tua yang memaksanya menjadi istri ketiga, tapi wanita itu dihadapkan pada masalah besar yang tengah menantinya di depan.

Siapakah pria asing tersebut sebenarnya? Benarkah ia amnesia atau hanya berpura-pura bodoh demi menghindari masalah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni t, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9

Inara diam membisu seraya menatap wajah Johan. Apakah ingatan suaminya sudah benar-benar kembali? Bukannya merasa senang, yang dirasakan olehnya adalah hal yang sebaliknya. Wanita itu tiba-tiba saja merasa takut ditinggalkan dan menjadi janda di mana seorang janda selalu dipandang sebelah mata dan kehadirannya kerap dicibir oleh kebanyakan orang di luar sana.

"Ko ekspresi wajah kamu kayak gitu banget?" tanya Johan datar. "Apa kamu takut saya pergi dari rumah ini?"

Inara memalingkan wajahnya ke arah lain seraya tersenyum hambar. "Nggak, siapa bilang?" ujarnya lalu kembali menatap wajah Johan. "Kalau ingatan kamu udah balik, bagus dong. Sekarang cepat minum obatnya."

Johan tidak segera menuruti apa yang diperintahkan oleh istrinya. Pria itu menatap lekat wajah Inara yang terlihat kecewa, meskipun rasa kecewa itu coba dia sembunyikan lewat senyuman hambarnya. Sebenarnya, ingatan Johan tidak benar-benar kembali. Hanya beberapa potongan saja yang sempat singgah di otak kecilnya. Wajah wanita asing itu bahkan masih membayangi relung hatinya. Namun, wajah itu bukan Inara. Johan pun tidak dapat mengingat nama dari wanita tersebut. Apa mungkin dia istrinya atau kekasihnya yang tengah menunggunya nan jauh di sana? Johan seketika dilanda rasa dilema. Jika itu sampai benar, apa yang harus ia lakukan kepada istri yang saat ini berada dihadapannya?

"Malah bengong lagi," decak Inara seraya melambaikan telapak tangannya tepat di depan wajah Johan. "Kalau ingatan kamu udah kembali, silahkan kamu pergi dari rumah ini."

"Kamu yakin mau saya pergi dari sini?"

Inara bergeming seraya memalingkan wajahnya ke arah lain.

"Kamu tenang aja, kamu tak akan jadi janda secepat ini, Inara. Sebenarnya ingatan saya belum sepenuhnya kembali."

Inara sontak menatap wajah Johan. Ada rasa lega yang tiba-tiba saja terselip di lubuk hati seorang Inara. Rasa aneh pun kembali menyelusup relung hatinya yang paling dalam. Hatinya seketika merasa bahagia karena tidak akan menjadi janda dalam waktu dekat ini.

"Kamu pasti seneng 'kan?" tanya Johan seketika membuyarkan lamunan panjang seorang Inara.

"Hah? Si-siapa bilang?" Inara seketika merasa gugup.

"Ish! Dari tadi, siapa bilang? Siapa bilang?" decak Johan mengulang apa yang baru saja diucapkan oleh istrinya. "Yang bilang 'kan kamu, kalau bukan kamu ya ... saya!"

Inara diam-diam menahan senyuman di bibirnya lagi-lagi memalingkan wajahnya ke arah lain dengan perasaan gugup. "Udah sekarang buruan minum obatnya, Johan. Astaga."

Johan menatap beberapa butir pil di telapak tangannya dengan perasaan malas. "Apa cuma saya yang ngerasa gak nyaman karena harus minum beberapa butir obat sekaligus? Saya gak suka yang namanya obat kayak gini."

"Jangan banyak omong," decak Inara seketika mendorong telapak tangan suaminya ke arah mulut hingga apa yang tengah berada di telapak tangannya seketika masuk ke dalam mulutnya.

Johan membulatkan bola matanya dan segera meraih gelas berisi air putih lalu meneguknya hingga habis tidak berbisa. Napas pria itu bahkan sampai tersengal-sengal karena sempat menahan napasnya akibat obat yang ia minum jumlahnya lebih dari tiga butir.

"Kasar banget sih," decak Johan mengerucutkan bibirnya sedemikian rupa layaknya anak kecil yang sedang merajuk.

"Sekarang istirahat, aku mau keluar dulu sebentar," ujar Inara berdiri tegak.

"Kamu mau ke mana?"

"Kenapa? Kamu mau ikut?"

Johan menganggukkan kepala dengan wajah polos juga tersenyum cengengesan.

"Heuh," dengus Inara lalu melangkah ke arah pintu kemudian keluar dari dalam kamar dengan diikuti oleh Johan.

***

Satu jam kemudian, Johan kembali setelah mengantar Inara pergi mengunjungi beberapa rumah mewah untuk mengambil pakaian yang akan ia setrika. Ya, Inara kerap mengambil pekerjaan sebagai buruh setrika demi memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Seperti diketahui, wanita itu sudah ditinggalkan oleh orang tuanya sejak ia masih remaja membuatnya harus mengambil pekerjaan apapun demi menghasilkan uang.

Beberapa bungkusan berisi pakaian pelanggannya pun nampak ia letakan tepat di tengah-tengah ruangan yang biasa ia gunakan untuk bekerja. Ada seketika 5 kantor besar di sana dan akan mendapatkan bayaran sekitar 100.000 dari semua itu.

"Kamu kerja kayak ginian? Menyetrika baju orang?" tanya Johan seraya menatap lima kantong besar tersebut.

"Ya mau gimana lagi, cuma ini pekerjaan yang bisa aku kerjain biar aku dapet uang," jawab Inara seraya menggelar kain tebal di atas lantai. "Lagian, aku punya utang sama bibi."

"Utang?" Johan seketika mengerutkan kening.

"Astaga, Johan suamiku. Tadi pagi 'kan kita ke Rumah Sakit pinjem uangnya bibi."

Wajah Johan seketika memerah tersipu malu. Suamiku? Hati seorang Johan seketika merasa berbunga-bunga karenanya. Namun, senyuman yang semula mengembang di kedua sisi wajah Johan seketika sirna seraya menatap lekat wajah Inara. Sebagai seorang suami, ia mereka tidak berguna.

"Cariin saya pekerjaan juga dong," pinta Johan membuat Inara seketika mengerutkan kening.

"Emangnya kamu bisa kerja apa?"

"Apa aja, tapi jangan yang berat-berat dan jangan yang terlalu capek juga."

Inara seketika mendengus kesal. "Mana ada kerjaan yang gak berat dan gak capek? Semua kerjaan itu pasti capek, Johan."

Johan hanya tersenyum cengengesan seraya menggaruk kepalanya sendiri yang sebenarnya tidak terasa gatal.

***

Satu bulan kemudian, sepertinya Johan sudah terbiasa dengan kehidupannya sebagai orang biasa juga sebagai suami dari wanita bernama Inara. Ya, meski sampai detik ini pun pria itu masih betah dengan gelar pengacara alias pengangguran banyak acara. Namun, Johan tidak sepenuhnya menganggur, pria itu kerap membantu istrinya mengerjakan pekerjaan buruh setrika dengan bayaran yang lumayan. Berkat ketampanan yang dimiliki olehnya, banyak pelanggan baru yang mengantri memberi perkejaan kepada istrinya.

"Akhirnya selesai juga," decak Inara seraya memutar setrikaan yang semula menyala.

"Kamu istirahat aja, selebihnya biar saya yang bereskan," pinta Johan seraya meraih kantong milik salah satu pelanggan yang ia kira kosong. "Apa ini?" decaknya meraih sesuatu dari dalam sana lalu merentangkan tepat di depan wajahnya.

"Celaana dalam?" sahut Inara dengan kedua mata membulat.

Johan menelan salivanya kasar seraya menatap kain segitiga berwarna hitam tersebut. Sekujur tubuhnya tiba-tiba saja merinding tatkala membayangkan hal yang membuat pikirannya traveling.

Inara sontak merebut benda itu kasar. "Gak usah diliatin gitu kali," decaknya seketika merasa malu sendiri.

"Itu punya kamu?" tanya Johan mengalihkan pandangan matanya kepada Inara.

"Bukan, enak aja," decak Inara kembali memasukan benda tersebut ke dalam kantong. "Ni orang sengaja apa ya masukin kayak ginian ke kantong ini? Gak ada kerjaan banget sih!"

Johan seketika memejamkan kedua matanya mencoba untuk menahan gejolak aneh yang serasa mengusik ketenangan jiwanya. Sudah lebih dari satu bulan mereka menikah, tapi keduanya bahkan belum melakukan ritual malam pertama yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. Malam ini, Johan tiba-tiba saja menginginkan hal itu.

"Boleh saya tanya sesuatu sama kamu, Inara?" tanya Johan.

"Kamu mau tanya apa?" jawab Inara tanpa menoleh.

"Eu ... kewajiban seorang istri itu apa sih?"

"Melayani suaminya."

"Hampir benar, tapi kurang tepat."

Inara seketika mengerutkan kening. "Ko gitu?"

"Tugas seorang istri itu, melayani suaminya di dapur dan di kasur. Kamu sudah cukup melayani saya di dapur, saya tak pernah kelaparan dan masakan kamu pun lumayan enak, tapi--" Johan seketika menahan ucapan seraya menatap bibir seorang Inara. "Tapi, kamu belum pernah sekalipun melayani saya di atas kasur. Apa salah jika sekarang saya meminta hak saya sebagai seorang suami?"

Bersambung

(Like-nya jangan sampe ketinggalan ya, Reader)

1
Eva Karmita
pegang kata" mu Mak awas aja kalo bohong kalau kamu terbukti berbohong langsung aja Dave bawa pergi tu bapak Inara dan Inara biar emakmu nangis bombay
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ya Allah kenapa harus Inara 😔 jahat kamu Bu disaat ayah Inara masih kuat gagah ibu lupa dgn anak yg sudah ibu rebut ayahnya dan setelah ayah Inara sudah tidak berdaya baru ibu ingat bahwa ada anak perempuan yg bisa menyelamatkan ayahnya 🥺
Jar Waty
mudah2an tidak cocok ginjalnya
Los Dol TV
mengesankan, Thor. aku tunggu kunjungan baliknya
Los Dol TV
lewat dan mampir daku, thor
Eva Karmita
astaghfirullah jahatnya kamu Bu Angelina sadar Bu penjahat teriak penjahat yg jahat disini ya sampean Bu yg udah jadi pelakon udah merebut suami orang dan merampas hak seorang anak demi kepentingan ibu sendiri 😤😏
Jar Waty
dah buang aja pak istri tidak tahu diri ini, terimakasih ya kak udah up
Reni: Sama-sama, Kakak 🥰
total 1 replies
Eva Karmita
Alhamdulillah akhirnya yg ditutup tutupi sudah terbuka juga , terimakasih Dave kamu sudah berani ngungkapin setatus Inara dan terima kasih sudah jadi garda terdepan untuk istrimu ❤️😍 ayo perjuangkan pernikahan kalian jgn mau di jadikan boneka Mama mu Dev 👍💪🤗❤️
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
keren Dave harus digituin momy mu , lanjut kak
Eva Karmita
ni mama nya Dave rada" memang bikin emosi aja udah tau anaknya ngk mau dinikahkan dgn wanita pilihannya tapi masih aja maksa 😤😏
Jar Waty
lanjut kak bikin Bu angie nyesel ya thor
Reni: Siap, Kakak. Like-nya jangan sampai ketinggalan ya, Ka
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
next
Eva Karmita
lanjut thoooorr 🔥💪🥰
Mmh Azka_Adzkiya
next
Jar Waty
lanjut kak
Eva Karmita
ternyata Dave sudah ingat semua nya apa dia cuma pura" lupa 🤔 semoga aja Dave bisa benar" melindungi Inara dari manusia" jahat disekitarnya ,, ttp semangat otor ditunggu up-nya lagi ya 🙏🤭
Reni: Siap, kakak. Ditunggu besok, ya
total 1 replies
Mmh Azka_Adzkiya
loh loh loh, apa dave itu pura² amnesia atau dave beneran amnesia tapi udah normal lagi
Reni: Ditunggu kelanjutannya besok ya, Kakak.
total 1 replies
Eva Karmita
apa Dave sudah mulai mengingat masa lalu nya 🤔🤔🙄 , dan apa ini awal dari penderitaan Inara 😔😔 semoga saja Dave tidak pernah menyakiti perasaan Inara 💔🥺

otor request up-nya yg banyak boleh 🙏🤭
Reni: Boleh dong, kakak. Sebentar lagi up, masih review. Terima kasih kakak🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!