Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Urusan Masing-Masing
tifany dan elsa kembali ke kamar dalam keadaan kenyang dan bahagia. Tak seperti sebelum berangkat
"tifany! Saya mau bicara" cavero menarik tangan tifany dengan keras
"aw..aw sakit mas" tifany kesakitan tangannya masih diperban dan cavero tak melihatnya atau tak peduli lebih tepatnya
"siapa yang peluk-peluk kamu tadi siang? Merasa kecantikan kamu deket-deket pria lain" cavero tak berkaca pada dirinya sendiri apa yang sudah dilakukannya namun malah menuduh tifany seolah melakukan hal yang salah
"apa urusannya dengan mu?" tifany ingin meninggalkan cavero namun tangannya ditahan
"sakit! Ngerti ngga bahasa manusia?" tifany terlanjur kesal dan emosi dengan cavero yang tak sedikitpun peduli dengannya
"apa urusannya denganmu, bukankah sudah ada diperjanjian jika kita tak akan saling mengurusi urusan masing-masing.
Apa mas lupa apa yang sudah kamu lakukan dengan pacarmu. Punya kaca?" tifany menghempaskan tangan cavero dan meninggalkannya
"kita pulang besok aja sa, aku capek" ucap tifany saat berada dalam kamar dan tanpa ia tahu ada lidya di dalam juga
"nyerah juga lo akhirnya? Makanya jangan macem-macem masih kecil belajar yang bener" lidya mengejek tifany dan merasa menang karena bisa mengendalikan cavero
"banyak omong!"
Plak..plak
Elsa maju paling depan menampar kedua pipi lidya dan menarik rambutnya membawanya ke kamar mandi, lalu mengunci pintu kamar mandi
"aw! Sakit" lidya meraung
"buka pintunya! Buka bod*h!" lidya berteriak tapi tak terdengar oleh elsa dan tifany
"kita pulang sekarang aja fan, mulai besok ceraikan saja suamimu itu aku ngga terima kamu begini fan" elsa tak tahan lagi dengan sikap lidya dan cavero
"andai semua itu mudah sa, aku ngga akan korbanin hidupku buat menikah dengan mas cav aku ngga akan mau" tifany menangis bagaimana jika bisnis papinya dan papanya cavero gagal karena pernikahan keduanya juga gagal
"tapi fan, jangan korbanin dirimu lebih baik bicara dengan orang tua kalian" elsa memberikan saran pada tifany
"aku pertimbangkan sa, kita pulang sekarang" ajak tifany
Elsa pun setuju kebetulan masih ada penerbangan terakhir dan keduanya segera bergegas ke bandara tanpa berpamitan dengan cavero dan masih meninggalkan lidya di dalam kamar mandi
***
Di dalam pesawat
"sa, lidya udah dibukain belum ya sama mas cav, nanti kalau dia mati kita dapat masalah sa" tifany terfikirkan lidya yang masih dikurung oleh elsa
"tenang saja, pasti pacarnya sudah membukakannya" elsa memegang tangan tifany
"fan, kenapa kamu ngga deketin cowok yang tadi siang, aku rasa dia bisa nolongin keluargamu tanpa perusahaan cavero" elsa teringat dengan pria tampan yang membuatnya terpesona
Namun dia rela jika itu untuk tifany, dibanding sahabatnya harus menderita bersama dengan cavero
"maksudmu kak regi?"
elsa mengangguk mengiyakan ucapan tifany "bagaimana, Bagus kan ide ku?" elsa meras pintar
Bukannya dapat reward malah ditoyor kepalanya oleh tifany
"kalau kak regi bisa bantu pastinya tanpa pernikahan dengan mas cav, aku ngga harus begini dong sa" ucap tifany kesal
"jadi dia tidak kaya raya fan? Yah padahal baunya banyak uang" ucap elsa
"dia kaya sa, tapi tetap ngga bisa bantu karena investor memang maunya perusahaan papi dan papa mas cav yang gabung agar menjadi kuat.
Dan untuk menambah saling percaya munculah ide perjodohan ngga jelas ini" tifany menghela nafasnya
"oh, aku pikir kalau kamu menikah dengan pria kaya perusahaan bisa terselamatkan. tapi aku tetep setuju jika kamu nantinya menikah dengan kak regi" elsa kembali menjodohkan tifany
"elsa yang kurang cantik dan kurang cerdas dengerin ya, kak regi itu anak om aku yang tinggal di luar negeri dan dia seorang tentara yang sedang bertugas di bali" tifany menjelaskan pada elsa
Elsa hanya mengangguk-angguk "oh anak om mu!" elsa masih belum sadar dengan ucapan tifanya
"apa! Jadi dia anak om mu? Jadi kalian ngga boleh menikah dong?" elsa bersemangat mendengar ucapan tifanya
"hm, terus kamu mau sama kakak ku?"
"mau dong! Ganteng, kaya lagi siapa yang tolak" elsa membayangkan sendiri bagaimana jika berjodoh dengan regi
Elsa senyum-senyum sendiri tanpa sadar
"gila nih anak lama-lama, aku mau tidur" tifany membiarkan elsa masih dengan senyum dan khayalannya
Tifany lupa ponselnya masih di kamar cavero, tapi ia sudah tak peduli lagi
Jika dikembalikan ya sudah, engga ya beli lagi untuk saat ini hanya ingin menikmati waktu dan segera menyelesaikan waktu satu tahun
Dan menunggu perusahaan stabil lagi untuk tifany melepaskan kenangan buruk dan pernikahan yang membuatnya trauma
Sementara di hotel
Cavero menggedor pintu kamar tifany dan tak ada sahutan. Terpaksa meminta kunci yang sudah dikembalikan ke receptionist hotel
Cavero membuka pintu kamar dan mendengar sesuatu dikamar mandi. Segera membukanya dan melihat lidya sudah hampir pingsan lalu langsung membawanya ke klinik
"kenapa kamu dikamar mandi?" tanya cavero saat lidya sudah pulih dan terlihat segar kembali
"istrimu menamparku lagi dan mengurungku di kamar mandi, sayang segera ceraikan dia! Dia jahat sekali kepadaku" ucap lidya mengadu pada cavero
"kamu tenang ya, saya akan beritahu dia nanti" ucap cavero yang belum tau jika elsa dan tifany sudah pulang ke rumah tanpa pamit
"mereka sudah pulang sayang, pasti ngga izin kan sama kamu, dia tidak menghargaimu sebagai suaminya. Untuk apa lama-lama dipertahanin
Perusahaan juga sudah pulih kan" lidya terus menghasut pikiran cavero agar segera berpisah dengan tifany dan menikahinya
"sabar li, kami baru satu bulan menikah takut nanti papinya marah dan merusak kontrak kerja" cavero tak mau rugi
Tetap mempertahankan tifany dan juga lidya secara bersamaan untuk keuntungannya sendiri.
"besok pagi kita juga pulang, pekerjaan disini sudah selesai dan saya ngga mau tifany mengadu yang macam-macam pada orang tuaku. Kita kembali ke hotel dan beristirahat" cavero menuntun lidya
Kembali ke kamar hotel dan meminta tidur secara terpisah. Cavero tak mau ambil resiko jika ada yang melihat
Karena tifany dan elsa sudah pergi kemungkinan pegawainya ada yang curiga
Lidya pun setuju meski harus dibujuk lebih dahulu, di dalam kamar cavero tak bisa tidur melihat ponsel tifany yang mendapat beberapa pesan
Beberapa dari pria yang membuat cavero kesal dan akan membahasnya dengan tifany saat bertemu nanti