NovelToon NovelToon
Miss Rania, I Love You

Miss Rania, I Love You

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cinta Terlarang / Beda Usia / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Slice of Life
Popularitas:6.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lalalati

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya kalau mampir!

Rania adalah seorang wanita muda yang berprofesi sebagai guru. Ia multitalenta, baik hati, cantik, dan mandiri. Suatu hari Rania bertemu dengan seorang pemuda tampan yang lebih muda darinya, Logan namanya.

Awal pertemuannya dengan Logan, diwarnai dengan banyak kesalahpahaman. Namun apa daya cinta terlanjur tumbuh di hati keduanya.

Walaupun banyak perbedaan dan rintangan yang hadir di antara keduanya, termasuk kenyataan bahwa ternyata Logan adalah siswa di tempat Rania mengajar, tak cukup kuat untuk menghapus rasa yang sudah tumbuh di antara mereka.

Kisah ini bukan hanya tentang mereka berdua, tapi juga tentang kisah masa lalu orang tua mereka yang begitu rumit.

Mampukah Rania dan Logan bersatu di tengah banyaknya perbedaan yang menjadi penghalang bagi keduanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lalalati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Boleh tapi Tahu Batas

Rania menaruh ponselnya di nakas di sebelah tempat tidurnya. Ia memutuskan untuk tidak membalas pesan terakhir dari Logan dan menyelimuti tubuhnya yang agak kedinginan karena sebelumnya ia membersihkan dirinya setelah hari yang melelahkan. Rania bergulang-guling beberapa saat karena tidak bisa tidur.

'kok aku kepikiran terus sama Logan,' batin Rania.

Rania masih memikirkan kejadian tadi saat Logan turun dari mobilnya dan menyapa nenek dan ibunya. Ia merasa tersentuh karena baginya yang dilakukan oleh Logan sangat 'gentleman'. Logan meminta maaf karena membawa Rania pergi dan pulang agak malam. Padahal tadi masih jam delapan malam.

Rania juga memikirkan perkataan Eyang yang mengatakan bahwa sang nenek merestui hubungannya dengan Logan. Seandainya Logan berumur sama dengannya, mungkin pertemuan tadi akan sangat membahagiakan bagi Rania. Tapi kenyataannya Rania malah merasa sangat sedih karena Logan hanyalah seorang anak berusia delapan belas tahun.

Dulu Rania sering berpikir, kenapa ia belum juga dipertemukan dengan orang yang tepat padahal ia sudah ada di usia yang cukup matang. Belum pernah ada laki-laki yang menggetarkan hatinya. Disaat teman-teman kuliahnya banyak yang bertunangan bahkan menikah setelah lulus, Rania belum juga menemukan orang yang tepat. Rania sendiri tidak berharap akan segera menemukan jodohnya kalau memang belum waktunya. Ia percaya suatu hari pasti akan dipertemukan.

Sekarang akhirnya ia dipertemukan dengan seorang laki-laki yang bisa menggetarkan hatinya untuk pertama kalinya, namun keadaan justru tidak mendukungnya. Hal ini sangat membuat Rania merasa dilema.

Keesokan paginya Rania bangun dan seperti biasa, mandi, sarapan, setelah itu pergi ke restoran untuk membantu sang ibu dan nenek hingga sore atau malam hari. Rania berusaha untuk menyibukan dirinya sendiri agar tidak terus-terusan memikirkan Logan. Chat dan telepon Logan setiap harinya ia acuhkan, tidak pernah Rania balas lagi.

Hari-hari berlalu hingga akhirnya dua minggu sudah Rania mengacuhkan Logan. Bahkan Rania masih belum memberikan kabar pada Logan untuk kencan keduanya.

Sore itu Rania duduk di salah satu meja dan melamun sendirian.

"Nih minum dulu, Sayang," ucap Nindi sambil memberikan sekotak susu cokelat almond kesukaan Rania.

"Makasih, Mah," ucap Rania yang sedang duduk di salah satu meja di bagian outdoor di restoran sang nenek.

"Akhir-akhir ini Mama perhatiin sikap kamu agak aneh, lagi ada masalah ya?" tanya Nindi yang sudah mengamati perilaku sang putri sejak pulang dari Jakarta dua minggu lalu.

"Masalah apa, Mah? Kenapa mama nanyanya gitu?" Rania malah balik bertanya pada sang ibu.

"Abis Mama lihat kamu kok rajin banget tiap hari bantuin mamanya, dari pagi sampe malem kamu di sini."

"Mama dibantuin gak mau. Ya udah nanti Rania gak bantu lagi deh," canda Rania.

"Mama kenal kamu, Sayang. Kamu kalau lagi banyak pikiran pasti mencari kesibukan biar kamu gak kepikiran terus sama masalah kamu."

"Gak apa-apa, Mah. Cuma 'kan Rania belum ada kegiatan sekarang. Jadi pengen cari kesibukan aja. Daripada di rumah juga 'kan bete gak ngapa-ngapain."

"Keyla mana kok tumben jarang ke sini?"

"Keyla punya kesibukan sendiri kali, Mah."

"Oh gitu. Kalau Logan?"

Seketika wajah Rania menegang.

"Kalau Logan... gak tahu," ucap Rania sambil membetulkan posisi duduknya.

"Kok gak tahu? Dia itu udah lulus juga? Apa masih kuliah?" tanya Nindi yang sudah sejak lama merasa penasaran tentang hal ini.

Rania menghela nafas panjang. "Logan... masih sekolah mah." Rania tidak kuasa berbohong pada sang ibu, jadi ia memutuskan untuk jujur.

"Sekolah gimana maksudnya?" tanya Nindi kurang mengerti.

"Logan masih kelas 12 SMA," terang Rania merasa bersalah.

"Serius? Kamu gak pacaran sama dia 'kan?" tanya Nindi terkejut.

Rania menggelengkan kepalanya.

"Nggak, Mah. Logan itu cuma temen..." ucapan Rania menggantung di akhir.

"Tapi?" tanya Nindi.

Rania tidak menjawab. Ia kembali sibuk meminum susu cokelatnya.

"Kamu suka sama Logan, Sayang?" tanya Nindi to the point.

Rania seketika tersedak dan batuk-batuk mendengar ucapan sang ibu. Nindi menepuk-nepuk punggung Rania.

"Kamu tuh ya sampe keselek gini, berarti bener ya kamu suka sama Logan?" Rania masih belum menjawab dan masih berusaha menyembuhkan tersedaknya.

"Jadi itu yang bikin kamu kepikiran dari kemarin-kemarin?" tebak Nindi masih memandang wajah Rania yang hidung dan matanya kemerahan akibat tersedak.

"Anak mama akhirnya suka sama seseorang juga. Mama suka nanya kapan ya kamu bawa temen cowok ke rumah," ucap nindi sambil mengacak-ngacak rambut Rania dengan gemas.

"Mama gak marah?" tanya Rania akhirnya.

"Kenapa Mama harus marah? Mungkin dia emang masih muda. Tapi dia kelihatan baik."

"Tapi Rania 'kan bentar lagi jadi guru Mah, dan Logan masih anak SMA. Gak mungkin 'kan Rania sama dia. Jadi Rania juga sekarang lagi nyoba buat supaya gak terlalu deket sama Logan."

"Mama tanya sekali lagi, kamu pacaran sama Logan?"

"Enggak, Mah," ucap Rania pelan.

Nindi menatap sang putri yang gelisah beberapa saat. "Dengerin Mama ya, Sayang," Nindi memegang tangan sang putri. "Jatuh cinta itu bukan sesuatu yang salah. Tapi karena posisi kamu sebagai guru dan dia seorang siswa SMA, hubungan kalian memang gak mungkin untuk diteruskan. Namun, bukan berarti kamu gak bisa terus mencintai dia. Suatu hari Logan akan tumbuh menjadi pria dewasa juga pada akhirnya. Kalau kalian memang ditakdirkan untuk bareng-bareng, pasti kalian nanti akan bersama gimana pun caranya. Kamu hanya perlu bersabar. Tapi hati-hati, karena untuk bisa bersabar juga bukan sesuatu yang mudah."

Rania mendapat secercah harapan. "Jadi Rania gak salah kalau masih ketemuan sama Logan? Setidaknya sampai tahun ajaran baru?"

"Ketemuan tentu aja boleh. Asal kamu bisa mengendalikan perasaan kamu dan harus selalu ingat, siapa kamu dan siapa Logan. Beri pengertian juga sama dia kalau hubungan kalian memang tidak boleh terjalin, setidaknya untuk sekarang. Kalau Logan serius sama kamu, dia pasti akan nunggu sampai kesempatan itu datang untuk kalian berdua."

Perlahan Rania merasa beban yang ada di hatinya sedikit berkurang. Rania memutuskan untuk memberikan kesempatan kepada hatinya untuk menerima Logan sampai kencannya yang keempat. Setelah itu ia akan pergi dari Logan.

Setidaknya nanti akan ada kenangan antara dirinya dan Logan setelah ia dan Logan tidak lagi bersama. Kenangan tentang cinta pertama yang Rania rasakan di usianya yang ke-23. Dan jika ia bersabar, jika mereka berjodoh, mungkin suatu hari akan ada kesempatan untuk ia bisa bersama kembali dengan Logan, di saat Logan sudah menyelesaikan sekolahnya.

"Makasih ya, Mah." Rania memeluk sang ibu dengan erat.

"Ini kok peluk-pelukan Eyang gak diajakin?" tiba-tiba Arum datang menghampiri anak dan cucunya.

"Sini Eyang Rania peluk juga," Rania kemudian melepas pelukannya pada sang ibu dan berganti memeluk sang nenek.

"Cucu Eyang ini udah kerja keras banget beberapa hari ini. Nih gaji buat kamu, main sana sama temen-temen kamu." Ucap sang nenek.

"Makasih banyak Eyangku yang baik hati. Makin cantik aja." Rania mencium pipi sang nenek.

"Rania pulang duluan ya," ucap Rania dengan semangat membawa tas nya dan menghampiri sang ibu.

"Mah, Rania pulang dulu ya. Mau main sama Logan." Rania meminta izin sambil berbisik pada sang ibu.

"Ya udah hati-hati ya. Jangan malem-malem pulangnya," ucap Nindi saat Rania mencium tangannya dan tangan Arum.

Rania meninggalkan restoran dan menuju tempat parkir. Ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Logan. Setelah beberapa kali berdering, telepon diangkat.

"Halo?" terdengar suara Logan di seberang sana.

"Kamu ada acara nanti malam gak?"

"Gak ada," jawab Logan singkat.

"Kalo ngedate keduanya nanti malem gimana?"

"Ini beneran Rania? Atau salah nomor ya?" tanya Logan masih tidak percaya.

"Beneran ini saya. Kalau gitu kamu jemput saya jam lima di rumah ya."

"Okay aku siap-siap dulu kalo gitu."

"Dah. Sampe ketemu," pungkas Rania dan mematikan teleponnya. Kemudian dengan perasaan yang bahagia ia mulai mengendarai motornya menuju rumah sang nenek.

1
Anastasia Arita
semangat Logan kejar Rania mu
Anastasia Arita
lanjut thor, seru ceritanya /Good/
lalalati: thanks kak udah baca sampai sini 🥰
total 1 replies
aca
kasih jodoh buat nindi donk kasian masak g dpet cinta dr suami pdhl dia di sini korban loh
lalalati: ikutin terus aja ya kak 😁
total 1 replies
aca
jngan ampe Rendra ma Carla kasian rania donk nindi jg korban tp Rendra egois malah g kasih kesempatan nindi
aca
bagus ne cerita Q kasih bunga
lalalati: makasih kakk ikutin terus 🥰
total 1 replies
Anastasia Arita
semangat.. lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!