"Freya Larasati, seorang gadis cantik dari keluarga sederhana hidup dengan penuh kebahagiaan dan suka cita bersama Paman dan Bibinya.
" Kedua orangtuanya meninggal dunia saat Freya berusia lima tahun, meskipun begitu Freya tak pernah kekurangan kasih sayang, Paman dan Bibinya begitu menyayangi dirinya.
" Namun kehidupan Freya berubah 180 derajat setelah kehadiran sosok pria yang membuatnya mengenal arti cinta dan kebahagiaan.
" Freya yang tadinya pendiam dan cenderung tertutup mulai terbuka dan ceria, namun penghianatan dan kebohongan membuat Freya menjadi pribadi yang kembali tertutup "
" Mampukah Freya melewati masa sulitnya dan kembali bahagia ?"
" Dan siapakah sosok pria yang membuatnya berubah?
" Yang penasaran dengan ceritanya yuk, di kepoin ya...
Dan seperti biasa Author selalu meminta dukungan dan support kalian para reader ku yang tercinta.
Semoga kalian semua suka dengan cerita-cerita yang aku buat terimakasih and happy reading guys!💛💛💛💛
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @LJSDewyLee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salah paham
Malam hari dikediaman Hutama hujan deras mengguyur Ibukota sejak tadi sore.
Freya sudah terbangun ia merasa jauh lebih baik setelah Dokter memeriksanya dan juga setelah beristirahat ia bangun dengan keadaan tubuh lebih segar.
" Kak Dirga, kau sedang apa?"
" Eh Frey, kau sudah bangun? bagaimana dengan tanganmu ? apa masih sakit?"
" Tidak, sesakit tadi sekarang sudah lebih baik"
" Ya sudah, kau makan malam dulu Yuda tadi yang masak loh " ucap Dirga sembari melirik ke arah Yuda yang sedang asyik bermain game di ponselnya.
" Iya, nanti saja aku juga belum lapar"
" Frey, kau jangan sampai lupa makan "
" Iya, iya bawel amat sih "
Freya meraih laptop yang sedang di lihat Dirga.
" Jadi Kakak sedang melihat semua laporan keuangan perusahaan"
" Iya, Kakak sedang memeriksanya"
" Semuanya baik-baik saja kan?"
" Sejauh ini semuanya baik-baik saja tidak ada hal yang perlu dicemaskan "
" Syukurlah "
" Frey, kapan kau akan meresmikan hubunganmu dan Alex?"
Tiba-tiba Dirga memberikan pertanyaan yang membuat Freya terdiam dan larut dalam pemikirannya.
" Frey, Kakak sedang bertanya padamu kenapa kau diam?"
" Entahlah Kak, Freya tidak tahu kapan Freya siap untuk menerima Alexander, dan melanjutkan ke pernikahan rasanya terlalu banyak yang harus di pikirkan"
" Apa yang kau pikirkan? Bukankah kau sangat mencintai Alexander?"
" Memang benar aku sangat mencintainya, tapi ada sesuatu yang membuatku ragu Kak"
" Apa itu''
Kali ini Yuda yang penasaran dengan jawaban Freya .
" Aku merasa takut untuk memulai hubungan baru Kak, aku takut Alexander akan berubah seperti Arka, dan ketakutan itu semakin hari semakin membuatku ragu"
" Tapi kenapa Frey, kau tidak bisa menyamakan Alex dengan Arka, mereka sangat jauh berbeda " ucap Dirga.
" Kak Dirga ingat bagaimana Arka begitu meyakinkan semua orang dengan perkataan dan juga janji -janjinya, dan lihatlah semuanya hanya kepalsuan hanya sandiwara "
" Tapi Frey, kau tak bisa bersikap seperti itu, ini tidak adil untuk Alexander " timpah Yuda.
" Aku tahu Kak, aku akan membicarakannya dengan Al, jika ada kesempatan "
" Kau jangan gegabah Frey, jangan sampai Alexander marah atau tersinggung dengan semua yang ingin kau katakan padanya nanti "
Ucap Dirga wanti-wanti.
"Iya Kak "
" Memang apa yang ingin kau katakan sayang?"
Tiba-tiba Alexander masuk ke ruang keluarga dengan tubuh basah kuyup karena kehujanan, Yuda segera mengambil handuk kering untuk diberi kan pada Alexander.
" Al, kau datang?"
Freya membantu Alexander melepaskan jas yang dikenakannya yang sedikit basah kena hujan tadi saat ia memasuki rumah.
"Bagaimana dengan tanganmu?"
Alexander meraih tangan Freya dan dilihatnya dengan seksama cemas jika Freya masih kesakitan.
" Sudah lebih baik, tidak sesakit tadi"
" Syukurlah "
" Kau sudah makan malam belum? tanya Freya, Alexander menggelengkan kepalanya.
" Kebetulan kalau begitu kita makan malam bersama, kebetulan tadi Kak Yuda yang memasak.
Dirga dan Yuda membiarkan Freya dan Alexander pergi ke ruang makan untuk makan malam.
Freya menata semua masakan yang sudah di siapkan Yuda tadi di bantu pelayan rumah.
" Makanlah, ku harap kau suka dengan makanannya" ucap Freya
" Sepertinya lezat"
" Kak Yuda kalau memasak makanan memang selalu lezat"
Freya juga di samping Alexander untuk ikut makan.
Keduanya nampak menikmati makan malam mereka dengan penuh suka cita, rasa makanan yang dibuat oleh Yuda memang benar -benar lezat membuat keduanya tak berhenti untuk makan .
Beberapa saat kemudian usai makan malam Freya mengajak Alexander untuk duduk bersantai di meja makan yang sudah rapi di bereskan para pelayan.
" Tolong buatkan aku kopi"
" Baik Nona"
Pelayan yang sudah biasa melayani Freya dan tahu kesukaan Freya selalu tahu dan cekatan dalam melakukan hal apapun yang diminta Freya dengan sigap.
Alexander meraih cangkir kopinya ia menatap Freya yang nampak sangat menikmati kopinya.
" Sayang, kau sepertinya sangat menyukai kopi?"
" Hemm...ini minuman kesukaanku"
" Baiklah, jadi kita bisa bicara dengan santai kan malam ini " ucap Alexander
" Apa yang ingin kau bicarakan Al?"
" Tentang pernikahan kita"
Freya terdiam ia menaruh gelas kopinya ia menunduk dan tampak gelisah akhirnya apa yang di katakan Dirga pun terjadi.
Alexander yang melihat perubahan sikap Freya pun dengan segera meraih tangan gadis itu.
" Frey, aku ingin kita segera meresmikan hubungan kita, aku ingin kita menikah"
" Al...tapi...
" Tapi apa sayang?"
" Al, kau tahu aku belum siap untuk menikah aku...aku masih ingin sendiri, kau tahu masalaluku dan aku...aku belum siap untuk menikah denganmu aku..."
" Kenapa Frey, apa karena kau masih tidak percaya denganku?"
" Bu...bukan begitu maksudku Al..."
" Katakan Frey, apa kau masih mencintai laki-laki itu?"
" Al, kenapa kau malah bertanya seperti itu?"
" Jawab saja ya atau tidak?"
" Al, kenapa kau marah? "
"Pertanyaannya sangat mudah Frey, kau hanya perlu mengatakan ya atau tidak "
" Al, kau tahu dengan pasti kalau aku belum bisa menikah denganmu, aku terima perjodohan ini karena ini wasiat terakhir orang tua kita, kumohon beri aku waktu memikirkan kembali semuanya, aku tidak bisa begitu saja menikah setelah semua yang terjadi padaku karena...
" Karena kau masih mencintai Arka"
" Bukan begitu Al...aku"
Alexander beranjak dari tempat duduknya dan pergi begitu saja meninggalkan Freya yang masih ingin mengatakan sesuatu.
Alexander berjalan dengan cepat rasa kecewanya terhadap Freya membuat Alexander emosi dan juga sedih ia tak mengira jika cinta yang ia rasakan dan ia curahkan kepada Freya tak bisa membuat Freya mengambil keputusan dengan cepat dan masih saja meragukan ketulusannya.
Dirga dan Yuda yang ikut melihat ke arah Freya yang tengah panik berusaha mengejar Alexanderpun ikut berjalan mengikuti keduanya.
" Al, tunggu dulu sebentar, dengarkan dulu penjelasanku aku belum selesai bicara"
Freya berusaha untuk mengejar dan meraih tangan Alexander namun pria itu tak menghiraukan ucapan dan apapun yang dilakukan Freya
Rupanya Alexander benar-benar kecewa dengan perkataan Freya.
" Tidak ada lagi yang harus kita bicarakan semuanya sudah jelas"
" Tidak Al, aku belum selesai, aku masih bicara denganmu"
" Tapi bagiku sudah cukup "
Ditengah guyuran hujan deras Alexander berjalan keluar dari rumah Hutama ia berjalan menuju mobilnya, namun di cegah Freya dalam guyuran hujan keduanya saling berdebat dengan ego masing-masing.
" Al, tak bisakah kau mendengarkan aku dulu? Kita belum selesai bicara,ku mohon dengar kan aku dulu"
" Apalagi yang harus aku dengar Frey? Ketidak siapan mu yang tidak mau menikah denganku? Atau sebenarnya kau sendirilah yang belum bisa melepaskan dan melupakan cintamu pada laki -laki itu? " cukup Frey jika kau masih ingin hidup dengan kenangan dan masalalumu itu silahkan aku akan melepaskanmu dan melupakanmu meskipun dengan berat hati, daripada aku harus membuang-buang waktuku demi sesuatu yang sia-sia"
Alexander dengan tegas dan juga berat hati ia sendiri merasa begitu sakit untuk mengatakannya namun ia harus melakukannya.
Freya terdiam ia menagis pilu mendengar perkataan Alexander yang terasa begitu menyakitkan hati dan juga membuatnya jatuh ke dalam lubang tanpa dasar.
" Al, kenapa kau bicara seperti ini?"
" Pikirkanlah semuanya baik-baik, kau yang tahu semua yang menyakitimu dan tanyakan pada hatimu sendiri apa arti diriku bagimu "
" Al...
" Biarkan aku pergi"
Alexander melepaskan tangan Freya yang sedari tadi memegangi kedua tangannya memohon.
Freya semakin terpukul dan juga terluka dengan sikap Alexander, namun ia juga sadar jika ia lah yang sudah membuat Alexander begitu terluka dan sakit hati.
" Al....
Alexander memasuki mobilnya dan menjalankannya dengan segera pergi meninggalkan Freya yang berdiri mematung di tengah guyuran hujan deras.
Dirga dan Yuda segera menghampiri Freya yang menjatuhkan tubuhnya ke tanah dengan meneriakan nama Alexander.
Freya menangis sejadi jadinya dan memukuli dadanya dengan tangannya sendiri ia merasa seolah sesak seolah ada sesuatu yang menghimpit dadanya dengan kepergian Alexander .
" Aaahhh.....Al....hiks...hikss"
" Dia pergi Kak...Al pergi, apa yang Kak Dirga katakan tadi benar-benar terjadi Al pergi...dia meninggalkanku....aaaaahhh"
" Frey....
Dirga memeluk Freya begitu juga dengan Yuda , mereka ikut sedih dan juga tak tahu harus berbuat apa melihat Freya seperti ini membuat keduanya terpuruk dan juga sedih.