Sinopsis :
Kyara Azura disiksa sampai mati oleh Juan dan Mulan. Kyara sangat menyesal karena percaya penuh pada mereka sebelumnya. Terlebih karena Kyara sudah membantu mereka membunuh suaminya sendiri, Miko Aditama, karena Kyara pikir suaminya lah yang membunuh ibunya.
Penyesalan Kyara membawa Kyara kembali ke masa lalu, ke 3 tahun yang lalu. Saat dirinya kabur di malam pengantin.
Kyara sadar dan harus merubah masa depan. Dia pun menyayangi suaminya, memberi perhitungan pada Juan dan Mulan, dan mencari pembunuh ibunya yang sesungguhnya.
Apakah Kyara berhasil mengubah takdirnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wanita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 22 : Kasih Sayang Ayah
"Sayang, Kamu kenapa melamun?" tanya Kyara. Dia masuk ke ruang kerja Miko membawa teko teh lengkap dengan cangkir dan biskuit.
Lamunan Miko buyar. "Kyara Sayang, Kamu kapan masuk?" tanya Miko balik.
"Baru saja. Ada yang Kamu pikirkan?" Kyara meletakan teh yang dia bawa di atas meja. "Minum ini, Sayang, biar tidak melamun lagi," kata Kyara, menyodorkan secangkir teh.
Miko mengambil secangkir teh itu, lalu meminumnya dengan pelan. Kyara berinisiatif menghibur Miko, dia langsung duduk di pangkuan Miko. Kemudian dia melingkarkan kedua tangannya di leher Miko. "Kamu kenapa?" tanya Kyara dengan lembut.
"Aku sedang berusaha mengingat kejadian sebelum ibumu meninggal, tapi sekeras apapun Aku berusaha, tetap tidak bisa ingat. Sebenarnya kepalaku kenapa?" ucap Miko.
"Maafkan Aku, Sayang, karena salah menyangka. Aku kira Kamu membunuh Mama."
"Itu bukan salahmu, Juan yang berbohong," jawab Miko, dia tidak ingin Kyara menyalahkan dirinya lagi karena kesalahpahaman mereka. Miko kemudian meletakan cangkir teh itu di atas meja. Lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Kyara.
"Istriku harus berhenti minta maaf padaku dan menyalahkan dirinya terus, oke?" pinta Miko. Kyara mengangguk.
Cup
Cium Miko singkat dibibir Kyara. Kemudian keduanya berpelukan.
"Sayang, bukankah Papamu dan Papaku yang ke sana dulu setelah mendapat informasi bahwa Kamu dan Mamaku ditemukan di pabrik?" tanya Kyara.
"Iya, kenapa Kamu menanyakan itu?"
"Artinya Papa tau kenapa Mama meninggal? Apa Kita tanyakan saja pada Papa kondisi terakhir kalian berdua di pabrik saat itu?"
Miko mengangguk. "Bagus juga ide Kamu Sayang. Semoga Papamu mau jujur, karena dia dan Papaku dulu bekerja sama bungkam."
"Ayo Kita berangkat."
"Tapi ini sudah malam."
"Tidak papa, Aku juga mau lihat Mulan. Dia pasti mengurung diri di kamar. Aku berharap dia depresi lalu bunuh diri, menggantikan Della."
"Istriku kejam juga."
"Mereka duluan yang kejam padaku. Aku hanya membalas."
Miko dan Kyara pergi berkunjung ke rumah ayah Kyara. Tanpa ada pemberitahuan lebih dulu. Alhasil kedatangan mereka membuat Zola sedikit terkejut.
"Miko, Kyara, kedatangan kalian benar-benar kejutan. Maaf Papa belum sempat berkunjung, karena Papa sangat sibuk. Papa juga baru datang dari perjalanan bisnis di Amerika," kata Zola, mempersilahkan anak dan menantunya duduk.
"Diana, suruh pembantu menyiapkan makanan dan minuman untuk Miko dan Kyara!" titah Zola pada Diana.
"Baik, Mas," jawab Diana. Diana sangat tidak suka dengan kedatangan Miko dan Kyara, tapi Diana tetap harus berpura-pura. Diana pun ke dapur.
"Papa dengar Kamu dalam semalam mampu mengatasi krisis anak perusahaan Aditama group? Sehingga 10 anak perusahaan Aditama group tidak jadi bangkrut. Kamu juga berani memecat beberapa anggota komisaris yang membangkangmu. Menantuku memang hebat. Wajar orang takut padanya," puji Zola.
"Papa tidak pernah berubah. Di otaknya hanya bisnis dan perusahaan. Bahkan dia memperlakukan Aku dengan baik selama ini karena Aku bagian dari aset perusahaannya. Setelah Aku menikah dengan Miko, Papa yang mendapat banyak keuntungan," batin Kyara.
"Om Zola," kata Miko.
"Om? Aku sudah menjadi Papamu. Panggil Aku Papa, seperti Kyara memanggilku," pinta Zola.
"Papa bahkan tidak menanyakan kabarku. Padahal dia yang paling tau kalau Aku sangat terpaksa menikahi Miko," batin Kyara lagi.
"Pa, ada hal yang ingin ku tanyakan. Hal itu membuatku terganggu," kata Miko.
"Hal apa? Kyara, Kamu membuat Miko kecewa lagi? Kamu harusnya merasa bersalah pada Miko, Kamu sudah menyakitinya beberapa kali. Kamu juga sempat membuat nama baik suamimu tercoreng saat Kamu kabur dengan Juan waktu itu," kata Zola.
"Pa, jangan marahi Kyara. Dia sudah berubah. Dia dan Juan tidak punya hubungan apa-apa lagi," jawab Miko.
"Baguslah, Papa jadi tenang," jawab Zola. "Kalau begitu Kamu mau menanyakan apa, Miko?" lanjut Zola.
"Papa harus jujur, 13 tahun yang lalu, saat Aku ditemukan bersama mamanya Kyara, apa yang sudah terjadi?" tanya Miko.
"Sudah 13 tahun berlalu. Selama ini tidak ada yang bertanya soal itu, Aku pikir rencana Rinto mengubur masalah itu sudah sukses, ternyata belum," jawab Zola.
"Papa jawab saja. Setelah Papa jawab, Aku dan Kyara akan memberitahu Papa sesuatu," pinta Miko.
"13 tahun yang lalu, Aku dan Rinto mendapat kabar dari Soni bahwa anaknya menemukan Anna dan Kamu di pabrik. Mereka sedang kemah di sana. Kami terkejut dan langsung ke lokasi pagi-pagi sekali. Kamu juga ikut ke sana, Kyara, tapi Kamu lupa," jelas Zola.
"Aku ikut ke sana?" Kyara baru tau.
"Setelah sampai di lokasi, Anna sudah meninggal karena kehabisan darah. Anna ditembak seseorang tepat di jantungnya. Sementara Kamu, Miko, hampir meninggal karena luka dikepalamu sangat parah. Untungnya setelah ditemukan, kalian cepat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Awalnya Kami bekerja sama dengan polisi mengusut kasus ini. Kasus ini agak sulit karena di TKP tidak ada jejak apapun selain kesaksikan Juan. Sampai akhirnya Rinto memintaku untuk ikhlas. Katanya dia akan membantu bisnisku dan akan menikahkan kalian, jika Aku ikhlas melupakan kasus Anna. Aku setuju dan semuanya selesai. Sampai akhirnya kalian datang sekarang untuk bertanya lagi mengenai kasus itu," jelas Zola.
"Pa, jujur Aku benci sama Papa. Papa tega merahasiakan hal penting begini dariku," kata Kyara.
"Papa tau. Dengar Kyara, walau tidak punya bukti, Papa yakin kasus itu adalah kasus pembunuhan. Mendiang mertua Kamu yang punya banyak kekuasaan saja menyerah, apalagi Papa. Sebelum Mamamu pergi ke lokasi, dia mengirim pesan untuk Papa agar Papa menjagamu dengan baik dan menikahkanmu dengan Miko. Inilah cara Papa menjagamu. Semua yang Papa miliki akan menjadi milikmu. Semua kekangan yang Papa lakukan terhadapmu semata-mata untuk menjaga agar wasiat terakhir Mamamu terpenuhi. Walau pun Papa keras dan tidak mau kalah, tapi Papa tetap punya hati," jawab Zola dengan menatap intens mata putrinya. Perkataan Zola begitu tulus.
"Saat Kamu minta Papa menikahi Diana, ibu sahabatmu, Papa bersedia, walau Papa tidak mencintai Diana. Semua demi Kamu," tambah Zola.
Mata Kyara berkaca-kaca. "Maafkan Aku, Pa. Aku benci sama Papa karena memaksaku menikah dengan Miko, semetara Aku sukanya sama Juan. Sekarang Aku berubah pikiran. Aku beruntung memiliki Papa yang sangat menjagaku agar wasiat Mama terpenuhi. Miko adalah pilihan terbaik untuk menjadi suamiku," jawab Kyara.
"Papa dapat melihat dengan jelas, walau berduri di luar, Miko adalah pria yang baik. Bahkan lebih baik dari Papa. Dia bisa menjagamu. Tidak seperti Papa yang gagal menjaga rumah tangga Papa," kata Zola lagi. "Bahkan Papa tidak perlu lagi menanyakan kabarmu. Selama bersama suamimu, Kamu pasti baik-baik saja. Itu sudah lebih dari cukup untuk Papa."
"Aku pikir Aku hanya aset perusahaan Papa," kata Kyara.
"Kamu aset Papa yang paling berharga. Tidak ternilai harganya. Percayalah, semua milik Papa, rumah, kekayaan, perusahaan, semua untukmu," jawab Zola. "Papa selalu memberikan yang terbaik untukmu, termasuk memilihkan suami," sambung Zola.
"Makasih, Pa," jawab Kyara, terharu. "Suamiku memang pilihan terbaik, sekarang Aku sangat mencintainya," lanjut Kyara.
"Papa sudah yakin, cepat atau lambat Kamu pasti mencintai Miko," jawab Zola, lega.
"Dulu Aku pernah memaksa Papa menikahi Tante Diana. Aku menyesal pernah melakukan itu. Sekarang Aku minta Papa ceraikan Tante Diana, Papa mau?" pinta Kyara tiba-tiba.
Trank
Diana terkejut hingga menjatuhkan cangkir-cangkir yang dia bawa. Perkataan Kyara barusan benar-benar mengejutkan Diana.
semoga sehat selalu dan semangat membuat karya baru lagi..