NovelToon NovelToon
Selalu Menunggu

Selalu Menunggu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Windia

Seorang perempuan yang selalu menunggu kedatangan lelaki tercintanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Windia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Licik

Berbeda dengan Talia yang segera berlari menuju kamarnya dan menangis terisak di sana.

HANCUR

Itulah yang di rasakan wanita umur 50 tahun itu yang melihat suaminya masuk ke dalam kamar hotel dan mengetahui bahwa suaminya berselingkuh dengan teman dekatnya sendiri.

NIDYA

Nama itu sedari tadi seorang wanita itu memenuhi benak talia karena dialah dalang di balik sikap dan perubahan Johan yang sudah berubah. Talia sudah tidak bisa menahan dirinya ia beranjak dan keluar menuju dapur, talia melihat terdapat pisau yang ada di sana.

“Maafin mamah Devan” ucap Talia mengarahkan pisau tersebut tepat di pergelangan tangannya.

Srek

Tess darah sudah mengalir di lantai.

“Ibuuuu” teriak asisten rumah tangga yang melihat tindakan dari majikannya.

Dengan gerakan begitu cepat wanita itu menarik pisau tersebut dari tangan talia.

“Ibu ibu jangan ngelakuin ini bu” ucap wanita itu dan langsung membungkus tangan Talia dengan sapu tangannya.

Beruntung asisten talia menyelamatkan nyawanya karena jika tidak, mungkin Talia sudah tidak tertolong, luka yang di alami Talia tidak begitu parah baru satu goresandan belum terlalu dalam pisau tersebut menancap di tangannya.

“Lepaskan saya bibi” ucap Talia terisak.

“Nyonya jangan bertindak gegabah saya mohon” ucap wanita itu.

Talia yang tersadar akan tindakannya yang konyol langsung mengusap air matanya dan berjalan menuju kamarnya lagi.

“Terima kasih bibi” ucapnya dan meninggalkan asistennya itu.

Talia bergegas masuk ke dalam kamarnya lagi.

“Aku harus kuat demi Devan, aku nggak boleh kalah kamu bisa Talia” Ucapnya dengan tegas dan menyunggingkan senyum meski di dalam hatinya sangat sakit karena di khianati oleh suami dan teman dekatnya sendiri.

Ceklek

Terlihat seorang lelaki yang tengah berdiri di ambang pintu, Talia yang melihat keberadaan Johan segera menghampirinya.

“Sudah selesai pah meetingnya” tanya Talia meskipun ia berpura pura tetapi dia harus melakukan ini.

“Sudah mah papah sangat lelah” ucap Johan melangkah meninggalkan Talia.

Talia yang melihat Johan ingin sekali menanyakan semuanya. Akhirnya Talia mengikuti Johan yang sudah merebahkan tubuhnya di atas kasur. Johan menatap sekilas tangan Talia.

“Tangan mamah kenapa?” tanya Johan sambil mengerutkan keningnya.

“Nggak papa pah, Cuma kegores saja” ucap Talia santai.

“Tapi kok bisa di pergelangan tangan” Johan semakin bingung dengan pernyataan Talia.

“Nggak papah beneran, papah nggak usah khawati” jawab Talia lagi.

Johan akhirnya memutuskan untuk tidak menanyakan hal itu lagi dan ia memejamkan matanya.

Talia yang melihat Johan sekilas sudah terlelap.

Tesss, air matanya kembali keluar dan membasahi pipinya, sungguh Talia sangat benci berada di situasi ini. Dimana dia harus berpura pura bahagia untuk menutupi kesedihan yang sangat mendalam.

........

Ting

Pintu lift terbuka wanita yang keluar dari kamar hotel tersebut kini berjalan menuju parkiran.

Nidya melihat ponselnya sekilas dan membaca pesan dari Johan.

‘Sayang aku usdah di rumah kamu segera pulang sebelum semuanya cuuriga’ pesan tersebut berasal dari Johan. Nidya tidak menjawabnya dan hanya tersenyum semringah.

‘Akhirnya kamu kalah Talia’ gumamnya di dalam hati.

Nidya segera masuk ke dalam mobilnya kemudia menelpon Amanda.

“Hall sayang kamu sudah sampai di eropa?” ucapnya di balik telepon

“Sudah mah ini aku mau langsung ke apartemen mau ketemu sama calon suamiku” ucap Amanda di seberang sana terdengar begitu bahagia.

“ya sudah have fun ya kalian” jawab Nidya dan langsung mematikan sambungan telponnya.

........

“Gue harus berhasil” Ucap Amanda dia keluar dari lift dan segera menuju apartemen Devan.

Penampilan Amanda saat ini sangat berbeda, dia memakai dress di atas paha yang sangat ketat sehingga lekuk tubuhnya sangat terlihat jelas.

Ting

Pintu apartemen Devan kini sudah terbuka, Amanda memang bisa membuka pintu apartemen Devan karena dia juga tinggal bersama Devan di sana.

Amanda kini berjalan menuju kamar Devan, dia berhenti sejenak dan melihat Devan yang sibuk dengan laptopnya.

‘Waktunya sangat tepat’ batin Amanda.

Amanda berjalan dengan berlenggok lenggok melangkah mendekati Devan.

Devan yang melihat Amanda berpenampilan sangat berbeda hari ini, memang Amanda sering memakai pakaian yang kurang bahan akan tetapi hari ini Devan merasa ada yang berbeda dari Amanda.

“Istirahat dulu sayang” ucap Amanda sambil memeluk leher Devan.

Devan yang mendapat perlakuan seperti gadis tersebut segera menyingkirkan tanga Amanda dari lehernya.

“Nggak usah murahan” ucap Devan penuh penekanan.

“Sayang ini waktu yang tepat, aku tidak akan keberatan jika kamu menyentuhku sekarang karena kita akan menikah” ucap Amanda sangat santai.

Devan menggebrak meja kerjanya.

“lo mau apa sih?” tanya Devan sudah tak habis pikir dengan wanita ini.

“aku mau kamu” ucap Amanda dengan lembut.

“Silahkan lo cari cowok lain di luar sana yang bisa nyenangin lo dan sejenis sama lo” ucap Devan penuh emosi.

Amanda langsung membuka semua bajunya memperlihatkan tubuhnya di sana.

Melihat tindakan Amanda, Devan segera memalingkan pandangannya.

“Kenapa kamu nggak mau sama aku Devan” ucap Amanda melangkah mendekat dan meemluk Devan.

Devan tertegun kaget dengan tindakan Amanda yang sudah kelewatan batas, Devan segera melepaskan pelukan Amanda.

“Lo gila ya, jangan murahan Amanda sampai kapan pun gue nggak akan mau sama lo” bentak Devan.

Amanda yang mendapatkan penolakan dari Devan dia langsung menangis.

Devan tak menghiraukan wanita itu dia berjalan dengan cepat meninggalkan Amanda yang sudah menangis. Devan bergegas menuju parkiran mobilnya dan langsung melajukan mobil tersebut.

“Sial, itu cewek sudah gila” umpatnya yang sangat kaget membayangkan tindakan yang dilakukan Amanda.

“Bagaimana pun caranya gue harus mutusin perunangan ini” ucap Devan meyakinkan dirinya.

Karena Amanda sama seperti wanita yang berada di luaran sana yang hanya menginginkan lelaki tampan seperti dirinya dan berbeda sekali dengan Lila.

.......

Berbeda dengan Amanda yang melihat Devan sudah meninggalkannya sedari tadi membuatnya tersenyum semringah. Kemudian Amanda mengusap air matanya dan menerbitkan senyum liciknya.

“Akhirnya kamu akan jadi milkku selamanya Devan” ucap Amanda dan berjalan meunuju vas bunga yang ada di meja kerja Devan.

Amanda mengambil sebuah benda kecil yang berwarna hitam, benda tersebut adalah alat perekam.

Dia tersenyum semringah, meskipun mendapatkan penolakan dari Devan tetapi dia sudah mempunyai video dirinya yang tidak mengenai pakaian yang sedang memeluk Devan.

Amanda kemudian tertawa dengan sangat kencang.

“Akhirnya aku menang sayang” Ucap Amanda sambil melihat bingkai foto yang berisi foto Devan yang sedang tersenyum manis.

"Semua yang gue mau harus gue dapetin itulah Amanda" ucap Amanda seperti orang kesetanan yang sudah tidak mempunyai orang akal sehat.

"Terima kasih mamah sudah mempermudah jalan aku buat masuk ke dalam kehidupan Devan untuk selama lamanya.

"Sekarang waktunya bersenang senang". Ucap Amanda.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!