NovelToon NovelToon
Permintaan Takdir

Permintaan Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Elf / Roh Supernatural
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: lulanan astraya

Karena tidak sengaja terluka oleh barang berbahaya dari seorang pelanggan gila. Hisa harus berakhir dengan penyakit aneh yang sekian detik menghancurkan bagian tubuhnya.

racunnya terlalu kuat membuatnya harus mencari beberapa bahan ramuan yang langka atau bahkan sudah menjadi legenda hanya untuk sekedar sembuh.

tapi...kejadian berbahaya yang tidak dia inginkan terjadi satu demi satu, mengejarnya sekuat tenaga seolah mencegahnya untuk hidup.

"Dewi keberuntungan, dimanakah engkau? aku sangat lelah hingga raga ku tidak sanggup lagi untuk hidup!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lulanan astraya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bermalam di hutan

"haaa....aku harap caramel tidak merasa kesepian karena ku." menghela napas dengan penuh kerinduan, Hisa memutuskan melampiaskan kerinduannya untuk caramel kepada kedua kelinci berbulu tebal di depannya yang tengah makan dengan lahap daging pemberian Hisa.

Mungkin karena buah di musim semi belum cukup matang, kedua kelinci ini cukup lapar hingga makan dengan lahap setiap pemberian Hisa.

Saat Hisa menyentuh punggung salah satu kelinci dia merasakan Bulunya sangat lembut, lebih lembut dari bulu Caramel. Dia memutuskan akan membawa keduanya pulang sebagai teman bermain Caramel.

"kelinci yang manis, aku memutuskan untuk membawa kalian berdua ke rumah ku. Apakah kalian senang? Tentu saja senang kan...kalian akan mendapat tempat tinggal segera."

Hisa mengoceh dengan suara dibuat-buat manis seperti orang gila yang tentu saja di abaikan oleh kedua kelinci tersebut.

Saat asik bermain dan makan, salah satu kelinci menaikkan kedua telinga panjangnya. Dia berdiri dan melihat kesatu arah, saudaranya juga ikut berdiri dan mencicit dua kali.

Senyuman Hisa turun, mata birunya menggelap dengan kilatan tajam. Dia melapisi pelindung sihirnya berkali-kali dengan pola mantra yang rumit hingga mencapai ketahanan yang dia inginkan.

Sepertinya dia juga mendengar suara aneh yang tidak dapat dideteksi di kejauhan.

Salah satu tangannya mengambil sabit yang sengaja tidak dia masukkan dalam cincin penyimpanan untuk menjemurnya tapi sekarang sepertinya waktu istirahat untuk sabit kesayangannya berakhir pada waktu ini.

Hutan masih sunyi dan hanya suara hujan serta gemuruh lembut nyanyian katak tapi Hisa telah berdiri diluar pelindung sihirnya dalam posisi tegak dengan tekanan aura tajam.

Kedua kelinci yang bersikap baik tadi segera berlari menuju tendanya lalu meringkuk bersama untuk bersembunyi. Mata merah mereka melihat Hisa diluar dengan kedipan polos.

Hujan mengguyur hutan dengan derasnya tanpa ada tanda berhenti, setiap tetesnya menghantam tubuh Hisa dan membahasi Hisa membuatnya nampak seperti makhluk malang yang ditinggalkan.

Dia mengusap poninya kesamping yang menghalangi matanya dan dengan tarikan napas pelan Hisa mulai membungkuk rendah, kedua kakinya melebar dalam posisi siap berlari, sabitnya ia hadapkan kebelakang membuat mata senjata tajam itu semakin nampak bengis.

Sekarang–!!

Hisa berlari sekuat tenaga dengan sabit seperti malaikat maut yang mengejar jiwa, Kakinya menginjak tanah dengan kuat hingga meninggalkan bekas sepatu di lumpur.

Matanya bersinar dengan warna perak kebiruan menandakan bahwa energi spiritualnya sedang bekerja menopang tubuhnya.

Lautan rumput terbelah dengan dramatis, pohon tinggi bergoyang dengan kaget seperti ada yang menabraknya dengan angin badai.

Hanya dalam konsumsi singkat energi spiritual saat berlari sudah mebuat Hisa sedikit kehabisan napas untung saja elemen kayu yang terkumpul didalam hutan memasok energi sihirnya dengan cepat.

Karena efek samping dari racun anomali di tubuhnya beberapa waktu lalu, membuatnya tidak bisa menggunakan setengah kekuatannya secara maksimal sekarang.

Ini benar-benar membuatnya marah, mata Hisa berkilat dengan aura pembunuh nampak seperti pembunuh gila yang hanya ingin menghancurkan apapun di depannya.

Dia berputar seperti kipas dan melemparkan sabitnya sekuat tenaga.

Sabit itu terlempar sangat jauh diluar penglihatan Hisa dan membelah makhluk hitam penuh mata menonjol menjadi dua, sebagian mata yang terkumpul pecah dan meledak seperti balon air yang tertusuk jarum dengan suara letupan renyah yang memanjakan telinga dan bau busuk yang mengaduk perut.

Namun penampakan seperti itu tidak dapat di lihat olehnya, jika Hisa bisa melihatnya mungkin dia akan menjerit jijik.

Sabit maut itu berbalik dengan putaran cepat  dan kembali ke tangan tuannya dengan rapi.

Hisa sedikit membungkuk dan terbatuk hebat, dia terengah-engah seperti terkena penyakit asma sebelum menarik dan membuang napas dengan tenang setelah laju jantungnya melambat secara normal.

Tadi itu menakutkan!! Dia hampir mati lemas.

Dia hanya berlari kurang lebih satu kilometer dalam hitungan detik dengan dorongan energi sihir namun sudah kelelahan hingga hampir kehabisan napas.

Biasanya dia tidak akan selemah itu.

Dia ingin cepat-cepat menghilangkan efek samping ini, kalau tidak dia akan di ejek oleh elf lain jika melihatnya lemah seperti manusia tanpa sihir.

"haaah...hari ini Dabael dalam bentuk apalagi?"

***

Vyin berlari dengan cepat di jalan hutan yang licin akibat hujan bersama sembilan orang di belakangnya. Kesembilan orang tersebut adalah pembunuh yang di sewa oleh bangsawan yang membenci dia namun kini mereka memilih bekerja sama untuk melarikan diri dari anomali yang memiliki tekanan kuat di belakang mereka.

Jangkauan energi gelap yang penuh dengan sifat melahap semakin mendekati mereka, membuat kesepuluh orang dewasa tersebut kewalahan.

Saat terbesit perasaan penyerah tiba-tiba hembusan angin disertai desiran senjata tajam datang dan membelah bukit mata itu menjadi dua.

Sebagian besar mata yang berputar dalam daging hitam itu pecah dengan aroma busuk yang membuat mereka ingin muntah.

Sebelum dia melihat senjata apa yang membelah Dabael dengan jelas, senjata mengkilat itu terbang kembali seperti  memiliki kesadaran diri dengan cepat.

"apakah seorang penyihir hebat ada disini?seharusnya itu senjata spiritual tingkat tinggi bahkan bisa membelah anomali setingkat komandan iblis seperti tahu." dia berkata ke sembilan orang pembunuh bayaran itu sambil berlari.

Salah satu dari mereka menggeleng.

"tidak tahu, kebanyakan penyihir di kerajaan kami tidak terbiasa memiliki senjata tajam, kebanyakan dari mereka menggunakan tongkat sihir, buku mantra atau mantra lisan. Seharusnya itu prajurit atau bangsa elf ataupun drawf yang tahu senjata tajam" ujarnya, napasnya tidak menentu karena berlari tapi dia masih bisa membalas dengan lancar pada target misinya.

Makhluk itu tidak langsung musnah, sebagian daging atau mata yang tidak meledak segera berkumpul kembali dan mendesir seperti kepakan sayap kumbang lalu kembali mengejar mangsanya dengan cepat.

Aksi kejar-kejaran itu menghantarkan mereka pada Hisa yang menunggu dengan bertopang pada sabitnya.

Walau Hisa nampak santai tapi setiap indranya selalu aktif membuatnya selalu siap saat musuh datang.

"...mereka datang, haa...saatnya berburu harta."

Dengan bisikan senang dari dirinya, kesepuluh orang yang di kejar bukit ribuan mata itu segera muncul di hadapannya.

Kesepuluh orang itu terkejut saat melihat seorang anak muda di hutan ini tapi melihat senjata besar yang menopangnya segera membuat kesepuluh orang itu tahu bahwa mungkin hanya anak ini yang bisa membantu mereka.

"maaf, maaf apakah kau seorang penyihir?...bisa tolong kami dengan itu sebentar."  salah seorang pembunuh bayaran yang sepertinya pemimpin mereka memberikan ucapan yang seperti menanyakan Hisa apakah dia sudah makan.

Hisa mendengus setuju, hanya berdiri didekatnya dia sudah tahu kesepuluh orang tersebut adalah orang yang kuat namun masih dibawah kekuatannya. Sikap sombongnya segera terpicu.

Lihat saja mereka, mereka bahkan tidak bisa memusnahkan makhluk jelek selemah itu.

"aku bisa membantu....tapi....harus ada bayarannya..." anomali semakin dekat kearah mereka tapi Hisa seolah menunda ucapannya membuat kesembilan pembunuh bayaran dan satu orang manusia kerajaan lain itu cemas.

Vyin segera bersuara, dia mengeluarkan seruling perak dengan ukiran indah dari cincin penyimpanannya.

"aku akan membayar, aku akan memberimu ini...hanya jika kau membasmi anomali itu," ujarnya dengan nada berat.

Hisa melirik, mata birunya menyipit seperti mata kucing yang melihat sesuatu yang menarik perhatiannya  dan menilai dari atas kebawah orang asing di belakangnya ini.

Dia tersenyum dan melambai dengan santai ke arah Dabael itu.

"oke"

Hanya dari lambaiannya energi elemen kayu keluar yang segera memicu akar-akar hidup menjadi paku tajam. Mereka melilit anomali itu dan memecahkan matanya seperti memecahkan balon air dengan senang.

Anomali itu tidak memiliki mulut untuk menjerit tapi energi gelap yang gelisah dan bergelombang disekitarnya yang melawan balik menandakan dia merasakan sakit.

Hisa menjentikkan jarinya, mulutnya tidak bergerak tapi suara di hatinya mengucapkan serangkaian mantra yang dikhususkan untuk memusnahkan anomali tanpa anggota tubuh seperti ini.

Dia harus melakukan gerakan merepotkan seperti ini karena tidak memiliki botol kristal penangkap cairan tingkat tinggi seperti yang dia curi dari Caine.

Namun, bahkan dia punya botol kristal kecil itu, anomali dengan badan besar seperti gajah dan kekuatan yang mampu melahap kehidupan ini tidak akan banyak berpengaruh padanya.

Anomali itu berputar seperti lendir yang di sentuh, seolah mengetahui mangsa di depannya berubah mencari pemburu.

Mantra Hisa selesai ia baca, tangannya melambai seperti tarian yang sangat indah sebelum mengepal dengan erat.

Akar-akar yang terjalin satu di tubuh anomali segera mengeluarkan serangkaian cahaya dengan pola dan ukiran rumit di tubuhnya yang bersinar dengan warna hijau terang.

Mereka berputar dan membungkus mangsanya sebelum meledak dengan suara nyaring menjadi percikan daun hijau seperti kembang api bersamaan dengan anomali yang mereka peluk erat.

"Bang!!" Hisa berteriak gembira, dia bertepuk tangan melihat hasil karyanya.

Mata kesepuluh orang itu berkedip dengan makna rumit yang berbeda di masing-masing mata.

Vyin memegang erat seruling yang ada di tangannya, matanya memiliki banyak kata dan emosi rumit yang sulit di ucapkan.

Apakah dia seorang penyihir tingkat tinggi?

Seberapa mudanya...dia bahkan nampak lebih muda dari dirinya(Vyin) tapi sudah memiliki kekuatan sebesar ini.

Hisa menyelipkan rambut hitam sebahunya ke telinga yang membuat telinga runcing beranting merah itu dengan lambang daun emas di dekat telinganya terlihat setelah dia berseru lega.

Sembilan orang pembunuh bayaran beserta Vyin menghembuskan napas ketika melihat telinga yang sama sekali bukan milik manusia, wajar saja kekuatannya sebesar itu ternyata dia seorang elf.

"Jadi....setelah ini...mari kita komunikasikan tentang bayaran."

Senyum Hisa begitu lebar kali ini, dia menunggu bayaran atas budinya pada kesepuluh orang didepannya.

1
Potato Brainless
semangat up Thor, mampir juga di Beyond the Abstract/Determined//Joyful/
Daisy
Empati kuat!
barbiquiu2011
Bahasanya halus banget!
Washi
Jalan ceritanya mantap!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!