LIKE🤗
VOTE😃
TERIMAKASIH🙏🙏
Alaska tempat seorang presdir yang mempunyai watak keras, dingin, dan kejam dia bernama Alexander , dan akan di jodohkan dengan gadis kecil cantik, dan pemberani yang bernama Lara Hateway. Saat mempersiapkan pernikahan ada beberapa musuh yang mengancam untuk membunuh kalau sampai perjodohan itu terjadi.
Dan banyak misteri dari masa lalu yang belum terkuak. akan adanya pengkhianatan masa lalu pembunuhan yang tragis. sehingga mereka harus menguak dan merencanakan sebuah misi.
Beberapa bulan kemudian, keduanya mempunyai rasa tapi sulit untuk di ungkapkan. Setelah Lara tertembak musuh barulah Alexander mengungkapkan betapa berartinya dia buat hidupnya.
Akankah semua misi akan terkuak, dan akankah Lara dan Alex bahagia atau....?
Langsung saja baca ceritanya yuks pasti seru bercampur dengan action, emosi, perasaan dan bla bla🤗🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Devi Istigfariatul Laili, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ep. 9
Setelah menyebarkan informasi ke media, Alex, Lara, dan Elena kembali ke pondok tua untuk bersembunyi dan menyusun langkah selanjutnya. Mereka merasa lega bahwa bukti kejahatan Richard telah menyebar, namun mereka tetap waspada.
"Berita ini sudah sampai ke seluruh dunia. Kita hanya perlu waktu sebelum mereka bereaksi," Ucap Elena sambil menatap layar laptopnya.
"Aku merasa ini belum selesai. Richard tidak akan tinggal diam," Sahut Alex mengangguk, namun wajahnya tetap tegang.
Lara yang duduk di sudut ruangan dengan raut wajah penuh kekhawatiran, menoleh ke arah Alex.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tnya Lara penuh ke khawatiran.
"Kita harus membuat strategi baru. Kamu jangan cemas Lara," Ucap Alex menenangkannya.
Tiba-tiba, suara tembakan terdengar dari luar pondok. Mereka segera berdiri, mengambil senjata mereka, dan bersiap menghadapi apa yang akan datang. Pintu pondok terbuka dengan keras, dan beberapa pria bersenjata masuk.
Dorr
Dorr
"Serahkan diri kalian!" Teriak salah satu pria.
"Kami tidak akan menyerah tanpa perlawanan," Sahut Elena menatap mereka dengan tajam.
Pertarungan sengit pun terjadi di dalam pondok. Alex dan Elena berusaha melawan para penyerang, sementara Lara bersembunyi di balik meja, mencoba mencari celah untuk melarikan diri.
"Alex, kita tidak bisa bertahan di sini!" Teriak Lara.
Alex berusaha keras melumpuhkan salah satu penyerang dan berlari ke arah Lara.
"Ayo, kita harus pergi sekarang!" Ajak Alex.
Mereka berhasil melarikan diri dari pondok, namun para penyerang mengejar mereka ke dalam hutan. Ketegangan semakin meningkat saat mereka berlari di antara pepohonan, mencoba menghindari peluru yang terus menghujani mereka.
"Kita harus mencapai jalan utama. Mungkin kita bisa menemukan bantuan di sana," Teriak Elena yang berada di depan.
Alex menoleh ke belakang, melihat para penyerang semakin mendekat.
"Kita tidak punya banyak waktu. Lara, tetap dekat denganku," Pinta Alex sambil menoleh ke belakang.
Saat mereka hampir mencapai jalan utama, salah satu dari mereka tiba-tiba terjatuh. Lara terkejut melihat Elena yang terbaring di tanah, terluka parah.
"Elena!" Teriak Lara, berlutut di sampingnya.
"Pergi...jangan khawatirkan aku...kalian harus selamatkan diri," Sahut Elena mencoba berbicara meskipun kesakitan.
"Kita tidak bisa meninggalkannya!" Ucap Alex menoleh, melihat para penyerang semakin dekat.
Namun, Lara menemukan sesuatu yang aneh di saku Elena. Sebuah alat komunikasi yang mirip dengan milik para penyerang. Dia menatap Alex dengan mata penuh ketakutan.
"Alex, dia... dia mungkin pengkhianatnya," Uca Lara menilisik saku Elena.
"Maafkan aku... mereka menangkap keluargaku juga. Aku harus mengkhianati kalian..." Jawab Elena tersenyum lemah.
"Bagaimana kau bisa melakukan ini?" Tanya Alex merasa marah dan kecewa.
"Aku tidak punya pilihan. Tapi sekarang... pergilah. Jangan biarkan pengorbananku sia-sia," Jawab Elena meneteskan air mata.
Dengan berat hati, Alex dan Lara meninggalkan Elena dan melanjutkan pelarian mereka. Mereka berhasil mencapai jalan utama dan melihat sebuah mobil mendekat. Alex mengangkat tangannya, berharap mobil itu berhenti.
"Apa yang terjadi? Kalian butuh bantuan?" Tanya Seorang Pria keluar dari mobilnya.
"Kami sedang dikejar. Tolong bantu kami," Jawab Alex segera menjelaskan situasinya.
"Masuk cepat." Sahut Pria itu mengangguk dan membuka pintu mobil.
Setelah berhasil melarikan diri dari para penyerang, Alex, Lara, dan Daniel berkendara menuju tempat yang lebih aman. Suasana dalam mobil tegang, masing-masing tenggelam dalam pikirannya.
"Apa yang kita lakukan sekarang?" Tanya Lara, suaranya bergetar.
"Kita butuh tempat untuk bersembunyi dan merencanakan langkah selanjutnya," Ucap Daniel yang mengemudi menoleh sejenak ke arah Alex.
"Kita tidak bisa terus berlari. Kita harus menghadapi mereka," Timpal Alex mengangguk.
"Kita perlu memikirkan cara untuk menjebak Richard dan orang-orangnya. Mereka selalu selangkah di depan kita. Kita harus lebih pintar," Ucap Daniel.
"Tapi bagaimana? Mereka punya sumber daya yang jauh lebih besar," Jawab Alex berjalan mondar-mandir, wajahnya penuh kecemasan.
"Bagaimana jika kita memanfaatkan kelemahan mereka? Mereka terlalu percaya diri," Timpal Lara yang duduk di sudut ruangan
Dengan bantuan Daniel, mereka menyusun rencana untuk memancing Richard keluar dari persembunyiannya. Mereka memutuskan untuk menyebarkan informasi palsu tentang pertemuan rahasia di sebuah lokasi yang sudah mereka atur sebagai jebakan.
"Kita butuh sesuatu yang besar untuk menarik perhatiannya. Sesuatu yang tidak bisa dia abaikan," Sahut Alex.
"Aku bisa menyebarkan desas-desus bahwa kita memiliki bukti baru yang akan meruntuhkan seluruh operasinya," Jawab Lara sambil mengangguk.
Setelah menyebarkan informasi palsu, mereka menunggu dengan tegang. Malam semakin larut, dan suasana semakin mencekam. Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar di luar rumah.
"Siapa itu?" Tanya Lara sedikit berbisik.
"Aku melihat beberapa orang. Sepertinya mereka datang," Sahut Daniel mengintip melalui jendela.
"Kita harus siap. Ini mungkin satu-satunya kesempatan kita," Timpal Alex mengepalkan tangannya.
Pintu terbuka, dan beberapa pria bersenjata masuk. Salah satu dari mereka memegang sebuah telepon dan berbicara dengan suara tegas.
"Kami sudah menangkap mereka. Segera datang," Ucap Pria bersenjata.
"Bagaimana mereka bisa tahu kita di sini?" Tanya Alex pada Daniel menatap gelagat aneh.
"Karena aku yang memberi tahu mereka," Sahut Daniel dengan serius.
"Apa yang kau bicarakan, Daniel!!" Pekik Lara terkejut.
"Aku sudah bekerja untuk Richard sejak awal. Tugas utamaku adalah memastikan kalian tidak berhasil," Jawab Daniel menatap mereka dengan dingin.
"Shit Damn!! Jadi, kau mengkhianati kami juga?" Ucap Alex merasa darahnya mendidih.
"Maaf, tapi aku harus melakukannya. Keluargaku dalam bahaya. Richard mengancam mereka," Jawab Daniel mengangguk.
"Hadapi sekarang juga bajingan!! ternyata kau sama saja dengan lintah darat," Ucap Alex.
Dengan cepat, Alex dan Lara melawan para penyerang yang masuk. Pertarungan sengit terjadi, dengan suara tembakan dan teriakan memenuhi ruangan. Lara, meskipun terluka, tetap berusaha melawan dengan sekuat tenaga.
"Alex, kita harus keluar dari sini!" Teriak Lara.
Alex berhasil melumpuhkan salah satu penyerang dan berlari ke arah Lara.
"Ayo, kita harus pergi sekarang!" Ajak Alex
Mereka berhasil melarikan diri dari rumah itu, namun ketegangan masih belum usai. Di tengah pelarian mereka, Alex dan Lara menemukan sebuah dokumen rahasia yang terjatuh dari tas salah satu penyerang.
"Ini apa?" tanya Lara sambil membuka dokumen itu.
"Ini... ini bukti bahwa Richard bukan hanya bekerja dengan organisasi kriminal, tapi juga dengan pemerintah bayangan. Ini lebih besar dari yang kita kira," Jawab Daniel mengangguk.
"Apa yang akan kita lakukan sekarang?" Tanya Lara menatap Alex dengan mata lebar.
"Kita harus menyebarkan ini. Dunia harus tahu siapa Richard sebenarnya," Sahut Alex mengepalkan tangan.
"Bagaimana caranya Lex. Aku merasa lelah akan semua ini," Sahut Lara begitu pilu.
"Aku akan selalu ada untukmu Lara," Jawab Alex sambil memeluk erat.
Happy Reading🤗🤗🤗
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan🙏🙏