Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
Mobil yang dikendarai Mita sudah sampai didepan rumah mereka, Mita langsung memarkirkannya di tempat garasi yang ada disamping rumah. Di dalam perjalanan mereka tidak sama sekali mengobrol, karena sepertinya Raka tertidur di mobil.
" Mas bangun udah sampe". Raka yang sayup-sayup mendengar jika sudah sampai langsung membuka lebar matanya.
" Aah sudah sampai ya". Raka segera turun dari mobil dan menyusul Mita yang sudah melangkah terlebih dahulu. Mereka langsung menuju ke lantai atas tempat kamar mereke berdua berada. Sebelum memasuki kamar, Raka menghentikan Mita yang sudah memegang gagang pintu kamarnya.
" Sebentar Ta, ini kartu atm untuk kamu, sandinya tanggal pernikahan kita kamu simpan ya. Dan nanti tolong kamu pesan makanan saja ya". Mita mengambil kartu atm dari Raka dan tanpa sepatah kata pun langsung masuk ke kamarnya.
Di dalam kamar, ia memegang kartu atm yang tadi di berikan oleh Raka. Mita mengerti perkataan Raka, jika malam ini dia harus memesan makanan untuk makan malam karena Raka mungkin tidak bisa memasak untuk malam ini. Mita mengambil hp miliknya, lalu menelusuri aplikasi pengantar makanan. Mita memilih makanan apa yang cocok untuk orang sakit, namun Mita malah dibuat kebingungan. Selama ini jika Mita atau Ayah dan Bunda sakit yang mengurus semuanya adalah asisten rumah tangga, jadi dia tidak tahu cara mengurus orang sakit.
" Hmm bingung, pesan ayam aja deh". Mita bergumam sendiri sambil terus menscroll layar hpnya. Sedangkan di kamar Raka, dia buru-buru membersihkan badannya lalu berniat untuk istirahat namun air minum di kamarnya habis, akhirnya dia terpaksa turun ke lantai bawah untuk mengambil minum. Kepalanya masih terasa pusing, badannya demam dan menggigil. Di rumah itupun persediaan obatnya habis, jadi Raka belum belum meminum obat sama sekali. Tiba-tiba suara bel rumah berbunyi. Raka melihat ke arah jam dinding yang menunjukan pukul 06.30 " Malam-malam begini siapa yang bertamu". Batin Raka. Raka segera mengecek siapa tamu yang datang. Ia membuka pintu dan ternyata tamu itu adalah Intan dan Dhea.
" Assalamualaikum Mas Raka, masih inget aku kan?" Intan tersenyum sumringah melihat laki-laki di depannya. Dari kecil mereka tumbuh bersama, Intan sangat menyayangi Raka seperti kakak dan adik yang akur. Selama ini Raka selalu menjaga Intan. Bahkan kepergian Raka ke Mesir pun membuat Intan sangat sedih karena baginya Raka adalah orang paling berharga selain kedua orang tuanya. Ditambah lagi kabar pernikahan yang sangat mendadak membuat Intan kecewa sekaligus penasaran gadis seperti apa yang membuat Raka jatuh cinta secepat itu.
" Intan, kamu ada-ada saja. Pasti masih inget lah, ayo masuk". Raka mengambil tas Intan dan barang bawaan lainnya untuk dibawa masuk ke rumah.
" Sebentar Mas, aku kesini ga sendirian aku bersama... ".
Intan menjeda kalimatnya sampai datang sosok yang akan Intan sebut namanya tadi. Intan pergi dari Semarang ke Jakarta bersama Dhea. Mereka menggunakan kendaraan umum yaitu kereta api, dan dari stasiun mereka menggunakan taxi online. Intan sengaja tidak mengabari Raka untuk membuat kejutan. Intan juga tidak ingin merepotkan Raka, karena Intan tahu Raka pasti sibuk dan lagi sekarang Raka sudah punya Istri. Tentu saja sekarang harus ada jarak diantara mereka. Sesampainya di depan rumah Raka, Intan buru-buru turun karena sudah tidak sabar ingin bertemu Raka. Sedangkan Dhea masih membayar ongkos taxi dan menunggu kembalian yang menggunakan pembayaran cash.
Dhea adalah bagian dari masa lalu Raka. Dhea adalah teman sekolah sekaligus tetangga di Desa semasa mereka masih tinggal di semarang. Mereka bertiga cukup dekat karana dari kecil sering bermain bersama. Raka dan Dhea juga teman sekelas dan dari sanalah Dhea menyukai Raka. Sampai Raka dan Intan pindah ke Bandung. Dhea sudah tidak berkabar lagi dengan Raka maupun Intan. Dhea lebih fokus belajar dan mengejar mimpinya untuk berkuliah di luar negri sampai dia kuliah di Turki. Dhea sempat melihat sosial media Raka saat Raka akan berkuliah di Mesir. Tanpa sepengetahuan Raka, Dhea juga ikut mendaftar untuk mengambil beasiswa disana. Dhea berharap bisa terus berada di samping Raka, namun sayang Dhea tidak di terima di Mesir jadi dia mendaftar di Turki dan akhirnya berkuliah disana. Dhea dulunya anak kepala desa yang sudah pasti di kenal dan di sanjung semua orang disana, karena Dhea juga memiliki paras yang cantik dan dikenal penurut. Meski tak sekaya Mita, tapi orang tuanya juga sangat berkecukupan.
" Assalamualaikum Raka, Apa kabar? ". Dhea tersenyum bahagia melihat laki-laki di hadapannya. Setelah sekian lama akhirnya dia bisa melihat kembali pujaan hatinya. Sayangnya dia sekarang sudah jadi milik wanita lain.
" Waalaikumussalam Dhea, aku baik. Ayo kita masuk dulu".
Di Kamar Mita, dia sudah memesan paket ayam goreng dengan 2 porsi nasi. Saat mendengar suara bel rumah, Mita buru-buru turun karena dia pikir mungkin itu kurir pengantar makanan yang dia pesan lewat aplikasi. Namun saat sampai di bawah tangga, dia melihat Raka sudah membukakan pintu. Mita tak tahu jika ada tamu yang datang. Jadi dia pergi ke dapur untuk mengambil piring dan berniat menyiapkan makanan. Namun Raka tak kujung datang ke dapur jadi Mita menyusul ke ruang tamu.
"Mas makanannya udah dateng belum? ". Semua yang ada di ruang tamu beralih melihat ke arah sumber suara. Mita membulatkan matanya saat melihat ada dua perempuan yang sedang menatap intens kepadanya. Mita hanya tersenyum kaku sambil melirik Raka untuk meminta penjelasan siapa mereka dan mau apa datang kesini.
" Ta, sini duduk dulu biar Mas kenalin". Raka menepuk sofa disampingnya. Mita hanya mengikuti instruksi dari Raka dan duduk disamping Raka.
" Kenalin ini Mita, istriku. Dan Mita, perkenalkan ini Intan anaknya pakde Bagas dan Bude Riri. Kemarin dia ga sempat datang karena sedang ujian dan ini Dhea, dia teman kecil kami waktu masih di semarang. Dhea juga tidak bisa hadir di pernikahan kita karena ternyata beberapa hari yang lalu baru pulang dari Turki". Intan dan Dhea tersenyum ramah melihat Mita. Namun di balik senyum Dhea, ada rasa begitu sesak saat Raka memperkenalkan Mita sebagai istrinya.
"Andaikan aku tak terlambat, apakah cinta ini masih bisa berbalas". Batin Dhea yang berkecamuk.