Karena kedua orang tuanya penyuntik dana terbesar di kampusnya, Lexa pun menjalani masa pendidikannya dengan sesuka hatinya. Gadis yang memiliki nama lengkap Clara Lexa Viviana ini kerap sekali membuat ulah dan membuat kedua orang tuanya pusing menghadapinya. Karena tak tahan mendapatkan laporan terus menerus dari pihak kampus dan Orang-orang, kedua orang tua Lexa pun memilih menjodohkan Lexa dengan Elvin Zayyan Bagaskara yang tak lain ialah anak dari sahabatnya sekaligus dosen terkiller di kampus Lexa.
Elvin yang terlahir sebagai anak pertama memiliki watak yang keras dan tegas. Bahkan para adik dan keluarganya segan terhadapnya disebabkan dirinya yang sangat berwibawa dan dewasa. Selain berprofesi sebagai dosen, Elvin juga berprofesi sebagai direktur utama di perusahaan keluarganya. Apakah Elvin mampu menghadapi Lexa yang terlahir sebagai anak bungsu dan anak perempuan satu-satunya yang selalu di manja oleh keluarganya? Yuk ikuti terus kisahnya.
Cerita ini 100% Munir fiksi📌
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jannah sakinah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Ada apa Lexa?" Tanya Elvin dengan suara lembutnya.
"Mas, bisa masuk sebentar nggak?" Pinta Lexa membuat Elvin terkejut dan menatapnya dengan tatapan yang sulit di artikan. Jantung Elvin berdetak kencang dan akan terasa jika seseorang menempelkan telinganya ke dadanya. Elvin hanya menganggukkan kepalanya dengan pelan dan mengikuti apa yang di inginkan Lexa.
Lexa membuka pintunya sedikit lebih lebar dan mempersilahkan Elvin masuk ke dalam kamar mandi yang sama. Setelah Elvin masuk, Lexa pun langsung mengunci pintu kamar mandi membuat jantung Elvin semakin berdetak. Elvin sudah memikirkan banyak hal yang selama ini belum pernah dipikirkannya.
"Mas, tolong bantu bukakan resleting gaunku. Dari tadi susah sekali di buka." Pinta Lexa membuat Elvin bernafas lega dan mengutuk pikiran buruk yang ada di kepalanya.
"Baiklah, ayo belakangi Mas," ucap Elvin yang langsung dituruti Lexa.
Lexa menyingkirkan rambut sedadanya ke samping. Elvin menelan saliva-nya melihat tengkuk mulus Lexa yang putih dan bersih. Bahkan bau tubuh Lexa masih tercium sangat wangi walaupun belum mandi. Karena tak ingin pikirannya kemana-mana dan menyiksa dirinya, Elvin pun segera membuka resleting gaun pengantin Lexa.
"Sudah," ucap Alvin tanpa menatap mata Lexa sebab ia takut pertahanannya runtuh.
"Makasih Mas," ucap Lexa yang di balas Elvin dengan anggukkan pelan.
Setelah selesai membantu Lexa, Elvin pun segera keluar dari kamar mandi tanpa mengatakan apapun lagi membuka Lexa yang memperhatikannya menatap heran padanya. Lexa yang tak mengerti pun memilih tak peduli dengan kedua bahu yang di angkat sesaat.
Sebelum mandi, Lexa kembali mengunci pintu kamar mandinya lalu melanjutkan rutinitas membersihkan dirinya dengan cepat. Setelah selesai, Lexa pun keluar dengan menggunakan kimononya membuka Elvin yang tak sengaja meliriknya meneguk saliva-nya menahan sabar. Elvin segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya tanpa menoleh pada Lexa yang memperhatikannya.
"Aneh," ketus Lexa lalu segera mengganti kimononya dengan pakaian tidur sebelum Elvin keluar dari kamar mandi.
Setelah selesai berganti pakaian, Lexa pun membaringkan tubuhnya di ranjang yang bertabur bunga itu sembari memainkan handphonenya. Lexa mendapatkan banyak pesan dari teman-temannya karena tak masuk kampus hari ini. Lexa yang lelah dan malas menanggapi pertanyaan yang tak penting itu memilih mematikan handphonenya dan menyimpannya di atas nakas. Nakas itu berada di samping ranjangnya sehingga mudah bagi Lexa mengambil dan meletakkan handphonenya di sana.
Elvin yang sudah menyelesaikan mandinya terlihat segar dengan handuk putih yang melilit pinggangnya. Pria yang baru saja menjadi seorang suami itu menggunakan handuk yang tersedia di kamar mandi. Elvin melirik ke arah ranjang dan mendapatkan Lexa yang sudah menutup matanya. Elvin mengeringkan rambutnya lalu segera mengambil pakaian tidurnya dan menggantinya di sana.
Lexa yang belum benar-benar tertidur nyenyak bergumam pelan lalu membuka matanya secara perlahan. Lexa memicingkan matanya ketika melihat objek bergerak yang terlihat samar-samar. Lexa reflek bangun dari tidurnya dan berteriak membuat Elvin yang ingin mengenakan pakaian atasannya reflek melihatnya.
"Ah,,," teriak Lexa membuat Elvin berlari mendekatinya dan membekap mulutnya itu. Dari wajahnya, Elvin terlihat panik sebab takut orang-orang yang mendengar teriakan Lexa salah paham.
"Ust,,, tenanglah. Saya hanya berganti pakaian bukan ingin melakukan apapun padamu," ucap Elvin dengan suara kecilnya namun terdengar dingin dan tegas membuat Lexa menganggukkan kepalanya.
"Mas ngapain sih ganti pakaian di sini segala? Kan ada kamar mandi," ucap Lexa terdengar kesal.
"Kenapa? Apa saya salah berganti pakaian di sini?" Tanya Elvin mulai memperlihatkan sifat aslinya yang datar dan dingin.
"Ya salah lah Mas. Mas ini nggak tau malu banget!" ucap Lexa dengan terang-terangan tanpa merasa takut ataupun segan pada Elvin.
"Apanya yang tidak tau malu? Saya berganti pakaian di hadapan istri saya sendiri bukan di hadapan wanita lain!" ucap Elvin membantah ucapan Lexa membuka gadis nakal itu diam tak berkutik.
Nyebelin banget sih! Batin Lexa menatap Elvin dengan datar lalu memilih membaringkan tubuhnya lagi tanpa berniat melanjutkan perdebatannya dengan Elvin.
Elvin tersenyum tipis melihat Lexa yang seperti ngambek padanya. Karena sudah mengantuk dan lelah, Elvin pun membaringkan tubuhnya di sisi Lexa membuat Lexa yang sadar membuka matanya yang tertutup.
"Mas ngapain?" Tanya Lexa dengan bodohnya.
"Ya tidurlah, apa lagi?" Jawab Elvin menatap Lexa dengan datar.
"Ih,,, Mas Elvin tidur di sopan gih! Aku nggak mau tidur bareng Mas Elvin," ucap Lexa mengusir Elvin dari ranjang kesayangannya namun Elvin tak menurutinya.
"Mas Elvin,,, cepetan,,, cepat ih,,," ucap Lexa dengan manjanya sembari menarik-narik tangan Elvin agar segera bangkit dari ranjangnya.
"Nggak!" ucapnya membuat Lexa kesal dan menariknya dengan sekuat tenaga. Elvin yang memiliki tenaga lebih kuat dari Lexa terlihat tenang, berbeda dengan Lexa yang sangat kesusahan menarik Elvin. Bukan Elvin yang berhasil ia tarik, justru tumbuhnya lah yang berhasil tertarik ke depan hingga jatuh di atas tubuh Elvin. Elvin yang berpura-pura tidur membuka matanya ketika merasakan Lexa menimpa tubuh tegapnya.
"Deg, deg, deg," keduanya terpaku sembari saling menatap dengan jantung yang berdetak kencang. Keduanya merasa seperti tersengat aliran listrik yang bertegangan tinggi sehingga membuat tubuh mereka seakan susah bergerak.
"Much," satu kecupan hangat berhasil di dapatkan Elvin dari Lexa. Elvin memanfaatkan suasana menegangkan namun romantis itu.
"Ah," teriak Lexa reflek menjauhi Elvin lalu menutup mulutnya dengan cepat. Matanya membulat sempurna seakan tak percaya dengan apa yang baru saja Elvin lakukan padanya.
"Ih Mas Elvin, itu ciuman pertamaku!" Protes Lexa bukannya membuat Elvin merasa bersalah justru merasa senang karena menjadi pria pertama yang mendapatkan ciuman pertama Lexa.
"Bagus dong, jadi wanita itu memang harus seperti itu! Mahal," ucap Elvin sembari tersenyum bangga pada Lexa yang menatap kesal padanya.
"Dasar ngeselin! Tau ah!" ucap Lexa membaringkan tubuhnya dengan cepat dan memeluk guling dengan erat. Elvin yang melihatnya ngambek seperti itu tertawa puas tanpa mengeluarkan suara. Benar-benar hari yang menyenangkan bagi seorang Elvin.
Karena Lexa sudah tidur membelakanginya, Elvin pun kembali membaringkan tubuhnya dengan sempurna lalu memejamkan matanya. Keduanya larut dalam mimpinya dan tertidur dengan pulas. Jam terus berputar dan jarum panjangnya berhenti di angka tiga pertanda sebentar lagi waktu subuh akan tiba.
Dikarenakan sama-sama tertidur pulas, keduanya pun tanpa sadar saling berpelukan dan merasa jika apa yang mereka peluk adalah guling. Lexa meletakkan satu kakinya di atas kaki Elvin tanpa membuat Elvin terbangun dari tidurnya. Posisi keduanya pun tetap seperti itu hingga waktu pagi tiba.
"Hm," gumam Lexa tanpa sadar membuat Elvin membuka matanya dan melihat wajah Lexa yang hanya berjarak beberapa centi saja dari wajahnya. Melihat itu Elvin tersenyum lalu mendaratkan satu kecupan di bibir Lexa. Tak hanya sekali, Elvin melakukannya beberapa kali dan sebagai bonus Elvin mendaratkan satu kecupan di kening Lexa.
"Tidurlah istriku, aku menyayangimu," ucap Elvin lalu kembali memejamkan matanya.
Good Job thor🖤