Gadis Lumpuh Dan Mafia Dingin

Seorang pria dewasa sedang menatap lurus kedepan ke sebuah taman yang di tumbuh berbagai bunga anggrek dan juga mawar, harum semerbak dari bunga-bunga di taman tersebut terbawa angin hingga menggoda seseorang yang sedang berada di taman tersebut, keharuman yang di sebarkan oleh bunga-bunga tersebut membuat rileks orang yang menghirup udara di taman bunga tersebut.

Tiba-tiba pria tersebut mengeluarkan ponselnya dan menelpon seseorang untuk datang kesini, agar orang tersebut pun ikut menikmati keindahan dan keharuman bunga yang ada di taman ini.

Sementara itu di kamar Bara Nika telah berganti pakaian dengan dress berwarna kuning gading dengan lengan pendek dan panjang rok selutut menampakan kakinya yang putih dan mulus namun sayang kaki itu nampak kurus dan terlihat hanya tulang berbalut kulit saja.

Caroline mengajak Nika keluar dari kamar nya. Nika bertanya pada pelayan pribadi nya itu.

 "Kita akan kemana Caroline? " tanya Nika.

"Kesuatu tempat nona" ucap Caroline sambil mendorong kirai roda Nika.

"Tapi apa kau sudah ijin dengan Bara, kata dia aku tidak boleh kemana-mana tanpa ijin darinya" ucap Nika polos.

"Kita tidak kemana-mana nona kita tetap di mansion dan anda tetap bersama ku, jadi tenanglah" ucap Caroline sopan.

"Ooo begitu" Nika hanya ber-oh saja.

"Agar anda tidak bosan nona maka kita akan pergi berjalan-jalan di mansion ini" ucap Caroline lagi.

Dan Nika hanya bisa terdiam dan mengikuti saja kemana Caroline membawa nya.

Saat Caroline mendorong kursi roda Nika yang keluar dari dalam mansion Nika sedikit bingung karena Caroline membawa nya keluar dari mansion meski masih dalam lingkungan mansion tapi Nika merasa sudah keluar dari mansion karena selama ini dirinya hanya berada di dalam mansion saja.

Caroline terus berjalan mendorong kursi roda Nika dan memasuki sebuah pekarangan yang terlihat seperti hutan dari luar, namun Nika menghirup sesuatu yang harum dari dalam. hutan tersebut.

Ada apa didalam sana kenapa aromanya sangat harum.

Batin Nika hanya penasaran.

Dan saat kursi roda Nika memasuki lebih dalam lagi hutan buatan tersebut langsung terlihat pemandangan yang sungguh indah di pandang mata.

"Waw... taman bunga" Nika takjub.

Caroline tersenyum saat melihat antusias di mata Nika.

Bara pun tersenyum tipis saat istri berteriak. histeris karena takjub dengan apa yang di lihat nya saat ini.

Nika melihat Bara yang berpenampilan santai sedang berdiri di tengah-tengah taman bunga tersebut.

Sial dia tampan sekali dan apa itu sinar mentari yang menyinari dirinya seolah menambah ketampanan nya saja.

Batin Nika yang memuji ketampanan suaminya di tengah taman bunga yang di sinari oleh cahaya mentari pagi ini.

Tapi demi menutupi rasa kagum pada suami dia malah mengalihkan pandangannya kesetiap bunga yang ada disana.

"Wah... ada anggrek bulan, ada juga mawar batik wah indah betul taman bunga ini" ucap Nika antusias.

Dia itu sadar nggak sih ada aku disini.

Bara kesal sendiri.

"Aaaa Bara kenapa kau ada disini? bukan kah luka mu belum sembuh? " tiba-tiba Nika bertanya pada Bara.

Bara yang tadinya bad mood langsung up lagi moodnya karena Nika ternyata menyadari kehadiran suaminya disana.

"Aku tidak betah berada dikamar terus" jawab Bara datar.

"Ck kau ini untuk kesehatan mu saja kau tidak peduli apa lagi dengan yang lain" gerutu Nika.

"Maksud mu? " Bara bingung.

"Sudahlah tak perlu di bahas" Nika kesal.

"Oia ngomong-ngomong siapa yang membuat taman bunga seindah ini? " tanya Nika semangat.

"Yang membuat ini semua adalah almarhum mamah beliau sangat menyukai bunga, beliau juga seperti mu dia suka mendesain pakaian" jelas Bara mengingat sosok mamahnya.

"Oh... begitu maaf kan aku bila aku mengingat kan mu dengan mamah mu" Nika merasa bersalah.

"Kenapa sekarang kau jadi suka minta maaf begitu sih?! " tanya Bara ketus.

"Entahlah aku juga bingung kenapa aku jadi sering minta maaf pada mu, padahal yang salah itu kamu bukan aku"singgung Nika.

" Heh apa maksud mu hah?! apa salah ku pada mu hingga aku harus minta maaf hah?!"Bara kesal.

"Fikir saja sendiri, oia aku lupa kau itu tak pernah mau berfikir jadi tak pernah kau sadari apa itu kesalahan mu" singgung Nika.

"Hei kau berbicara seolah aku ini tidak punya otak saja" Bara semakin sewot.

"Terserah pada mu lah, oia Bara aku ingin berbicara sesuatu pada mu" Nika langsung bernada serius.

"Apa yang ingin kau bicarakan? " Bara bingung.

"Bara aku ingin bisa berjalan lagi, aku ingin melakukan terapi agar bisa berjalan seperti dulu lagi"

"Tidak boleh kau lebih baik seperti ini" Bara langsung menyela perkataan Nika.

"Kenapa? kenapa kau tidak memperbolehkan aku bisa berjalan lagi, ada kemungkinan besar aku masih bisa berjalan kembali Bara" Nika berusaha memberi pengertian pada Bara.

"Kenapa tak sedari dulu saja kau berfikir seperti itu, kenapa sekarang saat kau menjadi istri ku hah, kau tahu alasan lain kenapa aku menikahi mu? itu semua karena kau itu tidak bisa berjalan dengan kau tidak bisa berjalan kau akan tetap berada di rumah dan tidak perlu tampil di publik mengerti?! "ucap Bara dingin.

"Kenapa kau sekejam ini Bara? aku tidak perduli kau hanya memanfaatkan rahim ku, aku tidak perduli kau tidak mengakui aku sebagai istri mu dihadapan publik, tapi aku mohon jangan batasi langkah ku, bukan kah kau sendiri pernah bilang ingin menggali kembali mimpi ku yang pernah terkubur? " ucap Nika lirih di akhir katanya.

"Kau tidak mengerti Nika saat ini aku bukanlah Ucup pedagang nasi goreng saat ini aku adalah Bara Pratama calon ketua mafia dari klan Tama, tenang saja aku tidak akan mengurung mu lama-lama setelah kau melahirkan anak ku, aku berjanji akan membebaskan mu sebebas burung yang terbang di udara" ucap Bara datar.

Air mata Nika menetes di pipi nya begitu saja padahal dirinya tak ingin menangis saat ini, dirinya ingin kuat dan tegar tapi tidak bisa perkataan Bara begitu menyakitkan baginya.

"Aku tunggu janji mu, aku tunggu kebebasan ku dari mu" ucap Nika disela tangis nya.

"Hem... " hanya itu jawaban Bara setelah itu Bara melangkah pergi meninggalkan Nika. bersama Caroline di taman bunga tersebut.

Tanpa Nika tahu hati Bara sebenarnya sangat sakit untuk mengatakan itu semua pada Nika, tapi dia harus mengatakan itu semua pada Nika agar Nika tak berharap padanya, dia tak ingin mengikat Nika terlalu lama karena bila terlalu lama bersamanya Bara takut kejadian saat melihat ibunya tewas di hadapannya terulang lagi, karena biar bagaimana pun duni hitam ini lebih banyak musuh dari pada teman

Bersambung.