Kecantikan dan kecerdasan yang dimiliki Amelia berhasil memikat hati seorang pria. Asmara yang menggelora mengantar Amelia pada titik keseriusan sang kekasih. Apakah hubungan mereka berjalan lancar sampai ke jenjang pernikahan? Apalagi setelah pria tersebut mengetahui jika Amelia ternyata seorang wanita panggilan.
Lantas, bagaimana Amelia melewati segala lika-liku kehidupannya? Apakah dia mampu meninggalkan dunia yang sudah membantunya mengobati luka di masa lalu atau justru semakin terjerumus di agensi yang menaunginya selama ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tie tik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Kencan
"Ayo," ajak Andra setelah taksi yang ditumpangi berhenti di depan rumah minimalis yang ada di salah satu perumahan di Jakarta.
Meski ragu, Amel tetap mengikuti langkah Andra memasuki rumah tersebut. Amel mengamati keadaan di sekeliling ruang tamu. Dia suka beberapa ornamen yang menghiasi ruang tamu tersebut.
"Kamu tinggal sendiri di sini?" tanya Amel setelah Andra kembali dari ruang keluarga dengan membawa dua kaleng soft drink dingin.
"Tidak. Aku tinggal di sini bersama temanku. Kami patungan menyewa tempat ini," jelas Andra seraya membukakan minuman untuk Amel. "Minum dulu," ucap Andra saat menyerahkan kaleng soft drink kepada Amel.
"Cewek?" Amel menatap Andra dengan lekat.
"Tidaklah," sergah Andra dengan diiringi senyum tipis. "Memangnya kenapa?" tanya Andra.
"Aku heran saja. Biasanya cowok itu jorok tapi rumah ini sangat bersih dan rapi. Ya, aku pikir kamu tinggal di sini sama cewek," jelas Amel sambil mengamati keadaan di sekitar.
"Untung saja aku bukan cowok jorok," ujar Andra tanpa mengalihkan pandangan dari Amel.
Hampir tiga puluh menit Amel berada di sana. Dia ngobrol beberapa hal dengan Andra. Setelah itu Andra masuk ke kamar untuk mengambil jaket karena harus mengantar Amel.
"Oh ya. Jaketmu belum diambil kah? Aku sudah menitipkan jaketmu di kecai kopiku," tanya Amel setelah Andra kembali ke ruang tamu.
"Belum. Aku tidak sempat mengambilnya. Ayo aku antar sekarang karena kalau di sini terlalu lama takut khilaf aku," seloroh Andra hingga membuat mata indah Amel terbelalak.
Amel hanya tersenyum tipis mendengar candaan Andra. Lantas, dia beranjak dari tempat duduknya karena harus segera pergi dari rumah ini. Kali ini Andra mengantar Amel pulang dengan membawa mobil.
"Mobil baru?" tanya Amel setelah duduk di dalam mobil.
"Bukan. Mobil teman yang tinggal denganku. Sengaja aku pinjam karena gak mungkin dong siang-siang begini bonceng bidadari cantik," ucap Andra seraya menatap Amel sekilas.
"Dih apaan sih? Gombal banget." Amel tersipu malu hingga membuatnya salah tingkah.
Suara gelak tawa terdengar di dalam mobil merah itu. Amel pun semakin akrab dengan Andra karena pria asal Kalimantan itu cukup pintar mencari pembahasan yang menarik. Hingga pada akhirnya setelah beberapa puluh menit lamanya, mereka tiba di kedai kopi Amel.
"Kamu yakin gak mau diantar ke apartment saja?" tanya Andra.
"Yakin. Aku harus memeriksa laporan keuangan," jawab Amel seraya membuka sabuk pengaman. "Ayo, mampir dulu sekalian ambil jaketmu," ajak Amel.
Amel mempersilahkan Andra duduk di salah satu meja yang ada di sudut ruangan. Sementara dirinya berjalan menuju ruang kerja untuk mengambil jaket Andra yang tersimpan rapi di sana. Tak lupa Amel memesan beberapa menu untuk dihidangkan di mejanya.
"Ini jaketmu. Terima kasih," ucap Amel setelah meletakkan paper bag berisi jaket di dekat Andra.
"Seharusnya tidak perlu dikembalikan. Simpan saja di rumahmu. Ya ... siapa tahu bisa menjadi obat waktu kamu kangen sama aku," gumam Andra dengan diiringi senyum manis.
"Kenapa sih kamu suka ngegombal? Hobi ya?" Amel semakin salah tingkah karena Andra.
"Aku serius, Mel." Seketika ekspresi wajah Andra berubah menjadi serius. Obrolan santai itu harus terhenti tatkala pegawai Amel mengantar menu yang diminta oleh Amel.
Warna baru mulai mengisi hati Amel. Dia tak henti tersenyum saat Andra berusaha merayunya. Entah mengapa, Amel merasa jika dirinya kembali seperti ABG yang sedang jatuh cinta dengan cinta pertamanya.
"Mel, besok kamu free gak?" tanya Andra.
"Sepertinya aku besok ke kampus. Memangnya ada apa?" Amel mengernyitkan kening karena heran.
"Kalau begitu besok aku jemput ya di kampus?" ujar Andra setengah memaksa. Aku ingin mengajakmu jalan-jalan atau kita nonton di bioskop. Ada film baru rilis loh," lanjut Andra.
"Aku usahakan ya. Nanti malam aku kabari lagi," jawab Amel setelah berpikir beberapa detik lamanya.
Rona jingga terbentang di cakrawala. Langit cerah kini berubah menjadi gelap setelah sang raja sinar meninggalkan cakrawala. Bertepatan dengan itu, Andra pamit pulang. Pria asal Kalimantan itu membawa segenggam harapan dan kasih sayang dari Amel.
"Jangan lupa besok aku jemput di kampus. Oke?" Andra mengingatkan kembali tentang rencananya.
Amel hanya tersenyum simpul mendengarkan ucapan Andra. Tak lupa dia melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan dengan Andra untuk malam ini. Amel pun kembali masuk ke dalam ruangan untuk menyelesaikan tumpukan laporan yang ada di sana.
"Aku harus menemui mami malam ini juga. Aku ingin cuti sebentar, agar bisa menghabiskan waktu bersama Andra," gumam Amel setelah wajah Sari terlintas dalam ingatan.
...🌹TBC🌹...
Bonyok
Pasti mereka bakal suka rela membantu Amel buat kasih pelajaran..
Semoga Andra bisa membuat Amel terus bahagia dan berharga..
Amel untungnya punya prinsip kuat..
Kyk sudah rahasia umum kalau sudah berhubungan dengan bapak atau tiri..walau pun ada yg baik juga
Bikin kesel,,ibunya Amel sadarnya telat juga..
Miris banget nasib Amel
Ibunya Amel sudahsalah di awal..fatal akibatnya..