Sinopsis : Kisah seorang wanita juara taekwondo ,silat dan kungfu dalam mencari cinta sesungguh nya dari pria yg jadi idaman nya .
gagah dalam berjalan hingga di sebut wanita gagah dan berani .
ia di kelilingi oleh banyak lelaki tetapi tak satu pun ia pilih sebab menurut nya belum cocok dan pas tuk menjadikan sosok seorang suami bagi nya.
terutama teman semasa kuliah nya yg begitu mengejar ngejar selalu sampai membuat nya risih sebal dan kesal
mampukah ia menemukan sosok idaman nya??"
simak di novel satu ini .karya asli bukan plagiat karna akan berbeda dari yg lain .
jika suka beri dukungan nya dan komen .
selamat membaca , ikuti terus sampai end .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 9" kevran mengacaukan acara pendekatan evita dan ervino
Evita sedang berduaan bersama ervino di taman belakang rumah sakit . ervino duduk di kursi roda ia memaksa tuk keluar cari kesegaran .
.sejujur nya evita maupun ervino masih canggung bila berduaan .
amir dan evran sedang makan di kantin.karna hari ini amir libur .
bocah imut reza pun tak tertinggal , dia selalu ikut bersama evita kemana pun dia pergi
kevran ternyata sedang mengantar sang nenek ke rumah sakit .
dia menghampiri evita yg sedang berduaan dengan ervino
" vita kau ternyata kenal ya dengan ob miskin ini!" mulut lemes kevran .
" jaga ucapan mu !" evita menatap tajam kevran
" ya memang benar dia itu miskin! dan ingin di beri saja oleh orang lain" jawab kevran dengan senyuman mengejek nya.
"iya kev gue memang miskin tapi tak serendah itu " jawab ervino sambil menatap kevran
" cukup lo kev pergi ! " evita menarik kaos kevran lalu mendorong nya .
setelah kevran pulang ,evita kembali lagi
" vin maaf kau kenal dia di mana??" evita berjongkok
" aku dan dia itu teman SMP " ervino menjawab.
" oh .maaf kan dia ya mulut nya emang lemes asal ceplos aja " evita menepuk pundak ervino
" iya udah biasa kok ,mentang mentang orang tua dia berada jadi menghina ku yg kekurangan secara finansial " ervino melihat wajah cantik wanita gagah tersebut
" sabar ya " evita menepuk pundak ervino sebagai tanda memberikan dukungan.
" iya gak papa , emang sudah biasa " ervino tersenyum .
lalu amir reza dan evran menghampiri keduanya
" paman makan dulu nih roti " reza menyuapi ervino roti
" makasih ya sayang" ervino memakan nya
" sama sama paman ku yg paling tampan " reza mencium nya.
" vin vin nih nih" evran memberikan nya air "
" iya kak makasih " ervino meminum nya
" nak makasih ya udah menghibur dan membiayai semua perawatan putra bapak" amir membuka suara nya sambil menepuk pundak evita.
" iya pa aku senang kok membantu kalian " evita tersenyum
" nanti main ya kerumah kami" amir tersenyum bahagia.
" iya pa insyaallah " evita tersenyum
Sementara di rumah reid sedang duduk melamun
" nak kenapa??" fajar menghampiri sambil menepak paha sang putra.
" aku hanya bahagia evita bisa menemukan kenyamanan dari laki laki idaman nya." reid melihat sang ayah sambil tersenyum
" iya benar bunda juga bahagia " vani menghampiri
" semoga ervino jadi imam yg baik bagi putri kita ya bun" fajar memeluk sang istri .
" iya benar semoga aja putri kita bahagia " vani tersenyum
sementara kevran kesal di rumah nya , dia sudah sampai .
' vita kenapa sih kau mau bersama pria miskin itu??" tanya kevran pada foto evita
" mungkin dia lebih nyaman dekat dengan vino kev" suara wanita tua menghampiri.
" tapi nek aku lebih pantas menjadi suami nya " kevran kesal sambil menatap mata sang nenek
" jika kenyamanan seseorang tak bisa di paksa kan begitu pun dengan cinta " bunga sang nenek
" tapi aku mencintai nya dengan tulus " kevran kesal
" udah jangan memaksakan kehendak yg tak menjadi mungkin bagi mu" bunga merangkul sang cucu
kevran hanya kesal dengan wajah marah.
Kembali pada ervino yg sudah ke ruangan nya lagi
" nak makan dulu biar cepat sehat" amir memberikan nya bubur "
" iya pa mau" ervino duduk sambil memakan bubur itu
" habiskan paman biar cepat pulang kerumah dan menikah dengan bibi" reza tersenyum
" iya sayang " ervino makan sambil melihat bocah itu