Aku memang mencintainya, tapi aku tak mau menjadi bodoh karnanya, bagiku jika tak anggap oleh orang-orang di sekitar mu, maka carilah tempat dimana orang-orang akan menganggap mu.
*******
Arzeta Asafa wanita berusia 25 tahun sudah membina rumah tangga selama kurang lebih 3 tahun, namun belum memiliki momongan bukan karna mandul tapi karna sang suami yang mengalami impoten hingga Zeta harus bersabar dengan hinaan serta cacian dari keluarga besarnya.
Tapi siapa sangka rumah tangga yang dia jaga selama ini, menyimpan DURI di dalamnya.
yuk ikuti kisah Arzeta dan siapa DURI yang merusak ke bahagiaan rumah tangga Zeta...???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DEWI ARIYANTI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Permintaan bunda Gepita.
Sedang kan Ardian sendiri saat ini tengah di introgasi oleh ayah Andi dan bunda Gepi.
Ar, jujur dengan bunda, kamu menghamili perempuan mana, ucap buk Gepita pada sang anak Ardi.
Apaaa? Loh ngebuntingin siapa Ar? Kirain kau gak udah gak donyan lagi sama yang namanya perempuan ucap Zaidan sambil tergelak akibat melihat penampilan sang adik yang saat ini sedang duduk di atas tempat tidur, dengan mengunyah sepotong mangga muda, sedang kan mama Gepi yang mendengar ucapan anak sulungnya langsung melotot menatap Zaidan tajam.
Bener juga kamu, bg kan emang selama ini aku jomblo, mana ada ngebuntingin anak orang, tapi aku memang pernah sih gak sengaja tidur sama perempuan, malam peresmian cabang kantor yang di Bandung, ucapan Ardi, membuat mereka yang ada di kamarnya, tercengang.
Pleetak
Enteng bener mulutnya ucap bunda Gepi sambil menggeplak lengan Ardi, sangking geramnya.
Tapi sumpah bun, Ardi gak sengaja, malam itu aku di jebak Starla, terus karna aku sadar ada yang gak beres aku minta tolong Gemilang buat nahan Starla terus aku berniat balek ke kamar, cuma karna nafsu udah gak bisa di tahan aku gak sengaja ngebuka pintu salah satu kamar hotel, niatnya cuma mau makek kamar mandi, tapi ujung-ujungnya kelepasan. Ar, juga kanget mam waktu Jimmy nelpon minta Ardi bersiap buat siap-siap karna kita mau berangkat ke SINGAPORE, jadi aku belim sempet nyelidiki siapa perempuan itu, ucap Ardi panjang lebar.
Berarti bener kata mbak Ifah jangan-jangan perempuan itu hamil, kalok memang bener kau harus nikahin perempuan itu Ar, ucap bunda Gepi, lalu menatap sang suami dan putra sulungnya.
Ckkk, gak usah melotot gitu bun, aku udah nyuruh Tobi buat nyari tau soal wanita itu, ( Tobi adalah hackers ke percayaan Zaidan) , ucap Zaidan sambil menghampiri Ardi, yang masih setia mengunyah mangga yang sudah di potong di atas piring. Dia melihat sang adik makan begitu lahap membuat jiwa penasaran Zaidan timbul dengan iseng dia mengambil satu lalu menggigitnya.
Uweeekkk, gilak loh Ar, ini mah asem banget, teriak Zaidan membuat papa Andi yang sedang menelpon kaget bukan main, sementara buda Gepi sedang turun ke bawah untuk memasak bareng para pembantu.
Peletak
Dengan gemas tangan ayah Andi, menampol kepala Zaidan, gak usah teriak-teriak ini bukan hutan, ucap ayah Andi lalu duduk di sofa yang ada di kamar Ardi.
Ya maaf yah, Zai kira mangganya enak soalnya lihat si Ar makan nya udah kayak makan kerupuk, jadi Zai penasaran, tapi tenyata rasanya Masyaallah asem bener, ucapan Zidan membuat Andi terkekeh.
Mana ada asem mas, orang enak gini kok! Ucap Ardi sambil asik makan mangga sambil cek Imail di ponselnya.
Ar! ayah serius? Kau beneran gak tau siapa perempuan itu, ucap ayah Andi tengan tatapan serius.
Beneran yah! ngapain coba aku bohong, sebernya dari pulang hari itu aku mau nyari tau, tapi malah akunya kayak gini, mau nyuruh Jimmy kasian selama aku sakit dia yang hendel semuanya, jadi mana mungkin aku tambahin tugas dia, bisa-bisa merajuk nanti, kan repot aku nya, ucap Ardi.
Jangan bilang ayah juga ikut menyelidiki, soal ini. Ucap Zaidan, sambil menatap ke arah sang ayah.
Ayah Andi mengangguk sebagai jawaban, dabeak... Rekor ini mah, ucap Zaidan heboh.
Kenapa mas?, ucap Ardi.
Loh lupa apa pikun, loh gak lihat tuan WIJAYA, turun tangan langsung, ini mah fiks calon mantu keluarga Wijaya, ucap Zai, sambil mengacung kan ke dua jempol ke arah sang empuh.
Tapi ngomong-ngomong kok mas pulang ke rumah Tumben bener?, ucap Ardi, pasalnya Zai ini sangat betah di kuto Bali, karna dulu almarhum tunangan tinggal di Bali.
Hah!!! Hampir aja lupa, ucap Zai sambil menepuk jidatnya, gini yah soal disainer perhiasan yang sempet kita bahas waktu itu, Zai udah dapet, tapi karna kondisinya tengah hamil muda, dia minta kerjanya gak full, soalnya dia takut ke capek an, katanya.
Ya saat ini Wijaya Grup yang ada di kota Bali, membutuhkan satu orang lagi untuk tim desain, karana tim ini sebelum hanya medisain utuk perhiasan toko-toko lokal, tapi karan sekarang mereka sudah meperluas penjualan hingga luar negri, maka mereka butuh perancang yang berkualitas, hingga saat Zeta mengajukan lamaran dengan satu gambar desainnya, membuat Zaidan langsung merasa cocok, sehingga di menerima Zeta tapi tetap harus ada persetujuan dari Andi Wijaya sebagai Ceo utama.
Ya udah si mas, tinggal iya in aja, apa susahnya? Ucap Ardi menimpali, sebab mereka sudah membahas hal ini sebelumnya.
Makanya aku pulang, soalnya keputusan kan masih sepenuhnya hak ayah, sahut Zai sambil memaikan posel milik nya.
Kenapa gak ambil alih aja si Zai kamu bisa jadi Ceo utama di sana, gak kasian apa sama ayah mu, udah waktunya kami bersantai menikmati hari tua, sahut bunda yang gak sengaja mendengar ucapan sang putra sulung dan suaminya itu.
Bunda, udah tau jawabannya kan, jadi Zai gak perlu jelasin, ucap Zaidan sambil menarik nafas panjang, seakan beban yang di pikul sangat lah banyak dan berat.
Mau sampai kapan begini terus Zai, coba lah buka hati untuk wanita lain, sesungguhnya semua wanita itu istimewa, dengan versinya masing-masing, ucap bunda Gepi.
Huh.... Zai tau bun, tapi Zay masih sulit melupakan Kania, Zai takut menyakiti wanita yang ingin berdekatan dengan Zai, hati Zai masih terpaut pada Kania, ucapnya sambil menghembuskan nafas panjang.
Makanya ikhlasin mas, semua memang butuh waktu, gue aja udah move on, masak loh gak? Ucap Ardi menimpali.
Sekali move on, malah buntingin perempuan yang parah nya gak tau siapa, bahkan namanya pun kau gak tau, ucap Zai, sambil melempar bantal sofa ke arah Ardi.
Slow, bos!! Kalau aku sehat bakalan gerak tenang aja, akan aku bawak mantu ples keponakan buat kalian keluarga Wijaya, aku yakin oma Sila dan opa Raden bakal syok saat tau aku tiba-tiba punya buntut, ucapan Ardi membuat mereka semua tertawa, ya orang tua Andi Wijaya memang sangat mengingin kan cicit dari kedua cucu laki-lakinya, tapi sayang sepertinya mereka masih terjebak di masalalu.
Makanya kamu harus cepet sembuh, sebelum cucu bunda lahir kamu harus memuin mereka, ajak ke sini, sisanya bunda dan ayah yang urus, ucap bunda Gepi, emang kamu mau anak kamu terlantar di luaran sana, timpal ayah Andi.
Dan kamu Zai, ikhlas kan jangan buat Kania tersiksa di sana, karna kamu masih membelenggu nya, cukup doa kan dan sipan dia di dalam ruang hati mu, buka juga ruang hati yang lain untuk wanita masa depan mu, ucap ayah Andi lalu sepasang suami istri itu meninggal kan kakak beradik itu dalam kamar Ardi.
Derrtttt.... Ponsel Ardi berdering di atas kasur.
Hah!!! Arga tumben, nelpon! Ada apa ya kira-kira, ucap Ardi saat melihat layar ponselnya.
Angkat aja mana tau penting, sahut Zai yang masik anteng duduk di sofa.
(Hallo bro, tumben! ada apaan?, ucap Ardi pada Arga)
{gue ada informasi buat lo, ini soal cewek yang di hotel waktu itu}
(siapa? Buruan kasih tau gue)
{dari info yang gue dapet kamar itu di pesan atas nama Revan Arya dan istrinya Arzeta Asafa, sementara waktu loh bilang tu cewek masik ori kan, jadi gimana menurut lo, bro}
(Gak mungkin itu istrinya Revan kepala devisi pembangunan kan, mereka nikah udah 3 tahun, gak mungkin istrinya masik segel dong) ucap Ardi pada Arga.
{itu juga yang sedang gue dan Gemi pikir kan, tapi ada 1 fakta yang harus lo tau, bahwa Revan itu punya dua istri, dan istri pertamanya udah cerai, cuma nama istri pertamanya entah siapa, soal itu lo usaha sendiri lah Ar, yang penting kami udah usaha nyari itu info, ucap mereka berdua}
(thanks bro infonya, sisanya biar gue yang urus, ucap Ardi, pada ke dua sahabatnya)
{ok, sama-sama....} setelah telpon di mati kan baru lah Ardi menjelaskan pada Zai, Zai pun memberi saran agar sang adik segera bertindak.
Gue malam ini balik ke Bali, kalok gak bisa habis gue sama Renita, lu tau kan sekertaris gue itu kalok udah ngereog , bisa mogok kerja dia. Ucap Zai pergi meninggal kan kamar Ardi dan menemui ke dua orang tuanya.
jacob udh jd bpk trnyta....mskpn areta msh ga ngaku siiihh....
cpt smbuh y zeta,smua orng mnntimu .....
kl obtnya ada d tngn bpknya jacob,brrti dia dong yg udh nyuri????