Kisah Manis Seorang Penulis

Sefty duduk dengan tenang di depan meja rias, sementara tangan Mama Diana terlihat sangat lincah memberikan sapuan-sapuan kuas ajaib ke wajah Sefty hingga membuat Sefty tampak sangat menawan. Wajah oval, alis tegas, bulu mata lentik, serta bibir yang berwarna merah ceri membuat tampilan Sefty sangat terlihat segar.

Sefty memakai dress dan berbagai aksesoris di tubuhnya dengan bantuan Mama Diana. Setelah selesai, Mama Diana meraih parfum dan menyemprotkannya ke tubuh sang putri, hingga membuat Sefty berputar-putar manja agar wangi parfum mengenai seluruh bagian tubuhnya.

"Perfect!" decak Mama Diana saat melihat penampilan putri bungsunya malam ini dalam balutan dress berwarna putih gading.

Sefty 'pun ikut memandang penampilannya dan berdecak kagum saat melihat pantulan dirinya di cermin. Malam ini, ia akan menghadiri gala dinner perayaan atas keberhasilan film yang diadaptasi dari cerita karangannya. Di acara mewah itu tentu akan berdatangan para pemain dan kru-kru yang ikut berpartisipasi, jadi Sefty benar-benar harus tampil sempurna untuk mengimbangi mereka semua.

*

Sefty telah tiba di hotel tempat diadakannya acara. Ia melangkah menuju lift dan menekan angka lantai tujuannya. Setelah tiba di lantai yang ia tuju, Sefty berjalan anggun menuju ballroom dengan membawa dompet pesta miliknya. Begitu masuk, sambutan hangat dari beberapa kru, dan pemain terus Sefty terima. Ia tampak sangat ramah dan bisa bergaul kepada mereka semua.

"Mmm guys, keluarga Tuan Leonardo apa sudah datang?" tanya Sefty.

"Sudah, mereka ada di sana."

Sefty mengikuti arah yang diberitahukan temannya itu. Setelah melihat keberadaan Tuan Willy, Sefty langsung melangkah untuk mendekat ke sana.

Di sisi lain, Mama Kayra sedang duduk bersama suami dan putra bungsunya, ketiganya melihat tamu-tamu yang mulai berdatangan satu persatu. Setiap ada wanita cantik, Mama Kayra terus menanyakan pada suaminya terkait kecocokan wanita itu dengan putra sulungnya. Namun, Papa Willy terus menerus mengatakan tidak cocok.

"Hais, selera Papa itu payah sekali. Masa dari semua wanita cantik yang ada di sini, tidak ada yang menurut Papa cocok untuk Rahm." omel Mama Kayra.

"Ya memang kenyataannya begitu, Ma. Lagipula putra kita itu sudah dewasa, dia pasti bisa menentukan pilihannya sendiri."

Mama Kayra komat-kamit saat mendengar ucapan suaminya. Entahlah, suaminya itu selalu saja tidak bisa diajak kerja sama jika menyangkut pasangan untuk putra mereka. Padahal, Mama Kayra ingin sekali menjodohkan Rahm dengn anak gadis teman-temannya. Namun, setiap kali Mama Kayra menyampaikan niatnya pada sang suami, suaminya pasti menolak mentah-mentah usulannya dengan alasan putra mereka sudah dewasa. Huh! Mama Kayra sampai bosan mendengarnya.

"Mama, Mama," Paul menggoyang lengan Mama Kayra hingga membuat Mama Kayra melihat ke arahnya.

"Ada apa?" tanya Mama Kayra.

"Itu—"

Mama Kayra langsung mengalihkan pandangannya untuk melihat ke arah tatapan putra bungsunya. Hingga akhirnya senyum cerah terbit di bibir Mama Kayra saat melihat Sefty yang tampak begitu cantik di antara wanita lainnya. Mama Kayra bangkit dari duduknya, menunggu Sefty yang tampaknya berjalan ke arahnya. Saat Sefty tiba di depannya, Mama Kayra langsung mengulurkan tangannya lebih dulu.

"Selamat malam, Nyonya." sapa Sefty lembut, karena ia tahu bahwa Mama Kayra adalah istri dari pemilik production house yang menaungi pembuatan film dari karya miliknya.

"Kau cantik sekali," puji Mama Kayra spontan.

"Terima kasih, Nyonya. Anda juga terlihat sangat cantik." balas Sefty memuji. Sefty mencoba melepas jabatan tangannya dari Mama Kayra, tapi jabatan tangan Mama Kayra cukup kuat hingga sulit terlepas.

"Ma," tegur Papa Willy saat melihat tangan istrinya belum melepas tangan Sefty.

"Ahh? Iya, iya, maaf." Mama Kayra melepas jabatan tangannya dengan canggung.

"Selamat malam, Tuan." sapa Sefty pada Papa Willy. Ia lantas sedikit menunduk untuk bisa bicara dengan paul. "Kau terlihat sangat tampan sekali." puji Sefty.

"Sudah pasti, Paul Leonardo." sombong Paul dengan menyisir rambutnya dengan tangannya sendiri.

"Cih, krucil sialan itu malah sok merasa tampan di sana." cibir Rahm saat melihat adiknya berbicara bersama Sefty. "Oh iya Dave. Kenapa wanita itu bisa ada di acara ini?" tanya Rahm.

"Aku baru tahu hari ini bahwa dia itu seorang penulis novel, Bos. Dan anda tahu apa? Dia adalah penulis dari film yang sekarang sedang naik daun itu." ucap Dave.

"Hm, dia punya bakat lain selain menyakiti orang rupanya."